Pilkada Serentak 2020

10 Calon Incumbent Kalah di Pilkada Serentak 2020 di Jatim, Mulai Gresik, Ponorogo hingga Banyuwangi

Sebanyak 10 calon incumbent kalah di Pilkada Serentak 2020 di Jatim yang digelar pada 9 Desember 2020 lalu.

Surya.co.id
Ilustrasi Pilkada Serentak 2020 di Jatim. Sebanyak 10 calon incumbent kalah. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Sebanyak 10 calon incumbent kalah di Pilkada Serentak 2020 di Jatim yang digelar pada 9 Desember 2020 lalu.

Kekalahan mereka terlihat dari hasil sementara berdasarkan real count KPU yang ada dilaman website https://pilkada2020.kpu.go.id.

Hanya ada lima calon incumbent yang memenangkan Pilkada Serentak 2020.

Kegagalan paling mencolok adalah calon incumbent atau petahana Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Blitar, Rijanto dan Marhaenis Urip Widodo.

Kembali maju berpasangan, mereka kalah dari penantangnya, Rini Syarifah dan HR Santoso.

Padahal, mereka juga diusung oleh partai penguasa di Blitar, PDI Perjuangan (19 kursi).

Serta, ditambah lima partai lain, total kursi pengusung mencapai 33 kursi dari 50 kursi DPRD Blitar.

Selain mereka, sejumlah kepala daerah lain juga mengalami kegagalan di Pilkada.

Di antaranya, Bupati Ponorogo (Ipong Muchlisonni), Bupati Jember (Faida), dan Bupati Mojokerto (Pungkasiadi).

Mayoritas Wakil Kepala daerah yang maju sebagai Calon Kepala daerah juga banyak bertumbangan.

Jika tak berubah, Wakil Bupati Gresik yang kini mencalonkan Bupati, M Qosim juga kalah dengan selisih tipis, dua persen dari Fandi Akhmad Yani (perhitungan di laman KPU).

Praktis, hanya Wakil Bupati Ngawi (Ony Anwar) dan Wakil Bupati Sumenep (Achmad Fauzi) yang terpilih jadi Bupati di masing-masing daerah tersebut.

Pengamat Politik Surabaya Survei Center (SSC), Mochtar W Oetomo menilai, ada tiga faktor utama penyebab tumbangnya para petahana tersebut.

Paling utama, karena kepuasan masyarakat kepada petahana yang rendah.

"Semakin rendah tingkat kepuasan, kemungkinan menang kecil," kata Mochtar kepada SURYA.co.id di Surabaya, Jumat (11/12/2020).

Gejala pandemi Covid-19 juga dinilai memiliki dampak dalam mempengaruhi pemilih.

"Pandemi melahirkan banyak persoalan yang sangat komplek," katanya.

Petahana melalui pemerintah daerah seharusnya bisa menjawab persoalan ini.

"Pada situasi masyarakat yang mengalami banyak masalah, petahana dihadapkan dengan persiapan pencalonan. Ini juga tantangan," katanya.

Ketiga, meningkatnya jumlah pemilih milenial yang dianggap berbanding lurus dengan meningkatnya pemilih rasional.

"Pemilih muda memilih kepala daerah yang bisa merepresentasikan mereka," kata Mochtar.

"Representasi ini bisa dari banyak hal. Bisa usia, karakter, atau program yang disiapkan," katanya.

Lebih lanjut, Mochtar menilai fenomena ini selaiknya menjadi pertimbangan petahana apabila ingin mencalonkan kembali.

"Dengan semakin banyaknya pemilih milenial dan semakin derasnya arus informasi, maka sudah seharusnya program selama menjadi kepala daerah juga harus optimal," terangnya.

Berikut Para Petahana yang Mencalonkan Diri Kembali dan Hasil Sementara Berdasarkan Hitung Sementara KPU:

Petahana yang Menang:

1. Trenggalek: Mochamad Nur Arifin/Bupati

2. Malang: Sanusi/Bupati

3. Kota Blitar: Santoso/Wali Kota

4. Ngawi: Ony Anwar/Wakil Bupati maju sebagai Calon Bupati

5. Sumenep: Achmad Fauzi/Wakil Bupati maju sebagai Calon Bupati

Petahana yang kalah

1. Blitar: Rijanto-Marhaenis/Bupati/Wakil Bupati kembali maju berpasangan

2. Ponorogo: Ipong Muchlissoni/Bupati

3. Jember: Faida/Bupati

4. Mojokerto: Pungkasiadi/Bupati

5. Kota Pasuruan: Raharto Teno Prasetyo/Wali Kota

6. Pacitan: Yudi Sumbogo/Wakil Bupati maju sebagai Calon Bupati

7. Banyuwangi: Yusuf Widyatmoko/Wakil Bupati maju sebagai Calon Bupati

8. Situbondo: Yoyok Mulyadi/Wakil Bupati maju sebagai Calon Bupati

9. Lamongan: Kartika Hidayati/Wakil Bupati maju sebagai Calon Bupati

10. Gresik: M Qosim/Wakil Bupati maju sebagai Calon Bupati

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved