Berita Gresik

Video Viral Jenazah Dihanyutkan di Kali Lamong Gresik untuk Dimakamkan, Ini Penjelasan Kepala Desa

Video viral memperlihatkan sejumlah orang menghanyutkan keranda berisi jenazah melintasi sungai untuk dimakamkan.

Penulis: Willy Abraham | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa
Tangkapan layar video jenazah dihanyutkan di sungai Kali Lamong, Dusun Gorekanlor, Desa Cermen Lerek, Kedamean, Kabupaten Gresik, Kamis (3/12/2020). 

SURYA.CO.ID, GRESIK - Video viral di Facebook memperlihatkan sejumlah orang menghanyutkan keranda berisi jenazah melintasi sungai untuk dimakamkan.

Video tersebut diunggah akun Arek Lanang Dontyou di grup fGacebook Gresik Sumpek mendapat 469 komentar dan disukai 1.336 pengguna facebook.

Keranda berisi jenazah itu dihanyutkan dengan ban bekas di anak sungai Kali Lamong.

Diketahui, lokasinya berada di Dusun Gorekanlor, Desa Cermenlerek, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik.

Kepala Desa Cermenlerek, Moch Suhadi membenarkan peristiwa itu terjadi, Kamis (3/12/2020).

Warga terpaksa menghanyutkan jenazah Nenek Kasti (71), warga Rt 6 Rw 12 di anak Kali Lamong untuk pemakaman di makam dusun yang letaknya di seberang anak Kali Lamong karena tidak ada jembatan penghubung.

"Benar, meninggalnya Rabu (2/12/2020) malam, dimakamkan Kamis (3/12/2020) kemarin karena sakit sudah sepuh," ucapnya, Jumat (4/12/2020).

Dikatakannya, sejatinya per dusun punya makam sendiri.

Jika warga Gorekan Lor meninggal saat musim penghujan dan banjir, biasanya dimakamkan di dusun sebelah, Gorekan Kidul.

"Karena di sana habis terendam kemarin waktu hujan akhirnya tidak bisa digali. Jadinya sama seperti dulu," tuturnya.

Hadi sapaan akrabnya, mengaku sudah sejak 2019 mengusulkan saat Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), bahkan sudah ditindaklanjuti oleh Pemkab Gresik.

"Cuman waktu itu tidak jadi jembatan. Karena jembatan itu mahal kemudian makam yang dituju terlalu sempit dan di sebelah Kali Lamong. Jika Kali Lamong itu diperlebar nanti jembatannya sia-sia. Kemudian lahan makam tinggal sedikit karena terkikis Kali Lamong," paparnya.

Akhirnya, disepakati mencari tanah untuk tempat pemakaman di sebelah selatan Kali Lamong.

Setelah tanah didapat, tanah milik warga itu akhirnya dijual, langsung dilaporkan ke Dinas Pertanahan.

"Sudah disurvey ke sini dua kali dan oke. Kita tunggu harganya semuanya kita masukkan appraisal. Tapi ternyata di 2020 bulan September kok belum pengadaan, petani yang punya tanah tanya terus jadi dibeli apa tidak," terangnya.

Setelah itu, pihaknya mendapatkan informasi, pandemi covid-19 menyebabkan beberapa anggaran dialihkan, termasuk pengadaan lahan makam.

"Akhirnya tidak bisa direalisasikan di 2020 tapi 2021," sambungnya menirukan.

Hadi menjelaskan jika lahan pemakaman yang baru tidak perlu menyeberangi sungai.

Suwono, keponakan almarhum Nenek Kasti membenarkan, bahwa untuk pemakaman almarhum Nenek Kasti terpaksa harus dihanyutkan di anak Kali Lamong dengan ban bekas untuk menyeberangi anak Kali Lamong yang airnya mengalir deras.

Menurut Suwono, warga terpaksa melakukannya lantaran tak ada jembatan.

"Ya terpaksa harus dihanyutkan untuk nyeberang ke anak Kali Lamong karena tak ada jembatan. Kondisi ini sudah terjadi puluhan tahun," ungkapnya.

Sebelumnya, kata Suwono, pada tahun 2019, neneknya Mbah Sayu yang meninggal juga terpaksa harus dihanyutkan ke anak Kali Lamong untuk menuju pemakaman lantaran tak ada jembatan.

"Waktu itu viral di media sosial juga,"katanya.

Suwono mengungkapkan, nenek Kasti (70), meninggal Rabu (2/12/2020) sekitar pukul 20.30 WIB.

Lantaran sudah malam dan pemakaman harus menyeberangi anak Kali Lamong, maka pemakaman diputuskan esok hari.

"Sehingga, Kamis (3/12/2020), sekitar pukul 09.30 WIB jenazah almarhumah Nenek Kasti baru dimakamkan,"bebernya.

Suwono mengungkapkan, sebetulnya di Dusun Gorekan Lor ada dua makam.
Satu makam dekat dengan dusun dan satu makam lagi berada di seberang anak Kali Lamong.

Kalau musim bujan tiba seperti sekarang kemudian anak Kali Lamong meluap, makam di sebelah dusun tak bisa dimanfatkan untuk pemakaman, sebab kalau digali airnya terus keluar.

"Makanya, kalau warga Gorekan Lor meninggal pada musim hujan dan anak Kali Lamong meluap ya pemakaman harus nyeberang anak Kali Lamong dengan cara dihanyutkan dengan ban bekas. Kondisi ini sudah terjadi bertahun-tahun," terangnya.

Sebelumnya, pada tahun 2019 juga terjadi kasus serupa.

Jenazah Mbah Sayu, warga setempat juga terpaksa dihanyutkan warga dengan ban bekas untuk pemakaman. Kasus itu pun viral waktu itu.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved