Pilwali Surabaya 2020
Respons Akademisi soal Surat Bu Risma untuk Warga Surabaya pada Pilwali 2020
Menurut Umar bahwa Bu Risma yang saat ini masih menjabat wali kota Surabaya dengan berkirim surat seperti itu dinilainya kurang bijak.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Akademisi menilai bahwa Surat Ketua DPP PDIP Tri Rismaharini kepada warga Surabaya yang di dalamnya terdapat ajakan mencoblos Paslon nomor urut 1 adalah pemaksaan.
Surat beramplop cokelat itu dikirimkan kepada warga pada Selasa (1/12/2020).
Ada stempel bertulisan ”Surat Bu Risma untuk Warga Surabaya” dikirim melalui kurir.
Bentuknya sangat mirip dengan surat resmi dari Pemkot Surabaya. Lengkap dengan stempel bertinta ungu.
”Dalam situasi yang semakin menghangat seperti ini, warga butuh wali kota yang mengayomi semua,” kata dosen FISIP Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Umar Sholahudin, Rabu (2/12/2020).
Menurut Umar bahwa Bu Risma yang saat ini masih menjabat wali kota Surabaya dengan berkirim surat seperti itu dinilainya kurang bijak.
"Ini saya rasa tidak bijak. Surat dikirim ke semua warga yang saat ini pilihannya sudah terpecah," tandasnya.
”Surat itu kesannya pemaksaan kepada yang sudah mantab akan memilih Machfud-Mujiaman untuk memilih Eri - Armuji,” kata Umar.
Sedangkan Eny Widyawati, salah seorang warga di Kapasari Pedukuhan, Kelurahan Tambakrejo, Kecamatan Simokerto, adalah salah seorang yang mendapatkan ”Surat Bu Risma untuk Warga Surabaya”.
”Pada awalnya saya senang, bangga, karena sebagai kader mendapatkan surat dari wali kota,” kata Eny.
”Namun, saya kecewa setelah membuka surat, karena isinya kampanye,” lanjutnya.
Menurut Eny, dia sangat hormat pada Bu Risma. Puas dengan kepemimpinan wali kota perempuan pertama di Surabaya itu. Karena itu, dia mau bergabung menjadi kader posyandu, bumantik, maupun PAUD.
”Tapi saya tidak mau didoktrin untuk memilih salah satu paslon seperti ini. Biarkan saya dan seluruh warga Surabaya menentukan pilihan sesuai hati nurani," pungkasnya.