Geram dengan Kekejian Ali Kalora Cs, Ketua MPR Bamsoet Desak Densus 88 dan TNI Segera Tumpas MIT

Merasa geram dengan kekejian Ali Kalora Cs, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet desak Densus 88 dan TNI segera tumpas MIT.

Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet merasa geram dengan kekejian Ali Kalora Cs. Pernyataan lengkapnya ada di artikel ini 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi

SURYA.co.id - Merasa geram dengan kekejian Ali Kalora Cs, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo alias Bamsoet desak Densus 88 dan TNI segera menangkap para pelaku.

Seperti diketahui, kelompok teroris Ali Kalora atau Mujahidin Indonesia Timur (MIT) diduga bertanggung jawab atas tewasnya 4 orang di Lembantongoa, Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11).

Baca juga: Penyebab Ali Kalora Cs Sulit Ditumpas Menurut Moeldoko, Anak Buah Jenderal Andika Perkasa Dikerahkan

Baca juga: Instruksi Terbaru Kapolri Soal Ali Kalora Cs setelah Perintah Tembak Mati, Kini Kapolda Harus Disini

Bamsoet pun meminta agar Detasemen Khusus 88 ( Densus 88) Anti Teror bersama TNI untuk sesegera mungkin menangkap para pelaku.

"Meminta Densus 88 dan didukung pasukan TNI segera menangkap pelaku pembunuhan keluarga dan pembakaran rumah warga tersebut, serta menumpas keberadaan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur serta jaringannya," ujar Bamsoet, dalam keterangannya, Selasa (1/12/2020).

Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Bamsoet Minta Densus 88 Anti Teror dan TNI Segera Tangkap Pelaku Teror di Sigi'

Bamsoet juga menilai perlu ada jaminan keamanan bagi warga di Sigi melalui aparat kepolisian.

Dia pun meminta agar Kapolda Sulawesi Tengah untuk memerintahkan jajarannya melakukan patroli dan penjagaan warga di Sigi. 

"Memperketat keamanan di Sigi, mengingat kejadian tersebut meresahkan warga setempat dan masyarakat Indonesia yang berhak mendapatkan perlindungan dan jaminan keselamatan dari negara," kata dia.

Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo memberikan keterangan pers usai bertemu Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian di Surabaya, Senin (14/5/2018)
Bambang Soesatyo memberikan keterangan pers usai bertemu Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian di Surabaya, Senin (14/5/2018) (facebook.com/suryaonline)

Selain itu, politikus Golkar tersebut mendorong pemerintah daerah bersama aparat keamanan untuk mengupdate informasi terkait terduga pelaku teroris yang berasal dari kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur. 

"Densus 88 dengan dukungan TNI juga harus berkomitmen memberantas dan membongkar seluruh kelompok teroris di Indonesia, dikarenakan keberadaan mereka dapat mengganggu keamanan dan ketentraman masyarakat," tandasnya. 

Instruksi Terbaru Kapolri

Terbaru, Kapolri Jenderal Idham Azis memerintahkan Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Irjen Pol Abdul Rakhman Baso berkantor di Poso. 

Seperti dilansir dari Warta Kota dalam artikel 'Buru Teroris MIT, Kapolri Perintahkan Kapolda Sulteng Berkantor di Poso, Foto Wajah 11 Buron Disebar'

Hal ini dimaksudkan guna memburu kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora yang diduga menjadi pelaku pembantaian satu keluarga di Sigi.

"Perintah Kapolri hari Selasa 1 Desember 2020, Kapolda Sulteng berkantor di Poso dan diback up oleh tim terbaik Bareskrim Polri," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 2 Desember 2020.

Lebih lanjut, Argo menuturkan, saat ini Satgas Tinombala yang merupakan gabungan aparat TNI-Polri masih melakukan pengejaran terhadap kelompok MIT. 

Tim Densus 88, pasukan TNI, dukungan drone serta intel IT dikerahkan guna membantu proses pengejaran.

 "Pasukan satgas Operasi Tinombala ke wilayah Desa Lembahtongoa, Sausu,  Salatanga," ujarnya.

Selain memburu Kelompok MIT, aparat gabungan juga melakukan trauma healing kepada warga pascaaksi teror yang dilakukan kelompok MIT. 

Penempatan personel Brimob di tiga lokasi areal transmigrasi Desa Levonu Sigi juga dikerahkan guna memberikan rasa aman kepada warga.

"Bantuan Sembako 400 paket dari Polda untuk masyarakat transmigrasi yang mengungsi di Dusun Levonu. Lalu perbaikan 6 buah rumah tinggal atau pos pelayanan umat sudah mulai dilaksanakan inisiasi dari Polda untuk kecepatan serta bantuan proses pemakaman korban berupa 4 peti mati dan bantuan duka air mata," katanya.

Lebih lanjut, Argo mengatakan pihaknya sudah melakukan dialog dengan tokoh masyarakat, agama serta tokoh adat Sulteng agar masyarakat tak termakan isu hoaks.

"Pertemuan dengan pihak MUI, FKUB, media termasuk Komnas HAM sudah dilakukan untuk meredam suasana agar tetap kondusif," tutup Argo.

Sosok Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur, Ali Kalora
Sosok Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur, Ali Kalora (Istimewa via Kompas.com)

Polri juga merilis selebaran daftar pencarian orang (DPO) yang merupakan kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.

Total, ada 11 orang yang masuk ke dalam daftar buron tersebut.

Kelompok ini diduga merupakan pelaku terkait pembunuhan kejam satu keluarga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada Jumat (27/11/2020) lalu.

"Saat ini masih ada 11 DPO yang kami kejar," kata Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setiyono, Rabu (2/12/2020).

Dalam selebaran DPO yang tersebar kepada awak media, terdapat sejumlah wajah dan nama kelompok jaringan MIT yang masih buron.

Namun, ada juga wajah yang telah diberikan tanda silang berwarna merah yang menandakan pelaku telah tertangkap.

Buronan yang masih belum tertangkap adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora yang merupakan pimpinan jaringan MIT.

Angggota MIT lainnya adalah Qatar alias Farel, Askar alias Jaid alias Pak Guru, dan Abu Alim alias Ambo.

Ada juga Nae alias Galuh, Khairul alias Irul, Jaka Ramadhan alias Ikrima, Alvin alias Adam alias Alvin Anshori, Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata, dan Ahmad Gazali.

Dalam selebaran itu, dijelaskan bagi siapapun yang menemukan orang yang mirip dengan foto itu, bisa melaporkan kepada kantor kepolisian terdekat.

Polisi juga mengingatkan kepada pihak yang ikut menyembunyikan pelaku, bisa dijerat hukuman pidana.

Sebaliknya, ia meminta para pelaku dapat menyerahkan diri kepada aparat.

"Diimbau kepada para DPO agar segera menyerahkan diri kepada aparat kepolisian," ucap Awi.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved