Pilbup Banyuwangi 2020
Tokoh Hindu Imbau segera Hentikan Kampanye Hitam pada Pilkada Banyuwangi 2020
Para tokoh agama Hindu mengajak agar masyarakat, khususnya umat Hindu di Banyuwangi, untuk tidak mudah terprovokasi berbagai bentuk kampanye hitam.
Penulis: Haorrahman | Editor: Parmin
SURYA.co.id | BANYUWANGI - Para tokoh agama Hindu mengajak agar masyarakat, khususnya umat Hindu di Banyuwangi, untuk tidak mudah terprovokasi berbagai bentuk kampanye hitam (black campaign) dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Banyuwangi 2020.
"Jangan mudah terprovokasi dengan segala bentuk kampanye hitam. Mari kedepankan kampanye yang santun," kata Loso Hadi, pemangku umat Hindu, Desa Siliragung, Selasa (17/11).
Loso Hadi mengatakan, saat ini sudah bukan masanya menggunakan kampanye hitam.
"Pilkada ini adalah pesta rakyat. Mari berkampanye dengan cara-cara yang baik dan santun. Selalu mengedepankan persaudaraan, jangan membuat rakyat terpecah-belah," katanya.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Banyuwangi, Suminto.
Suminto mencontohkan berbagai kampanye hitam dan informasi bohong (hoaks) yang kini mulai muncul. Setelah sebelumnya muncul kampanye hitam yang mendiskreditkan kaum perempuan, kini muncul pamflet yang kembali menyudutkan paslon 02.
Pamflet tersebut berisi foto salah seorang calon bupati, yaitu Ipuk Fiestiandani, disandingkan dengan pengusaha Sandiaga Uno, yang mengesankan keduanya akan mengeksploitasi Taman Nasional Alas Purwo.
"Informasi itu tidak benar dan meresahkan. Apa yang mau dieksploitasi di Alas Purwo? Di sana juga tidak ada tambang. Bahkan selama ini pemerintah telah membangun insfrastruktur di Alas Purwo untuk memudahkan umat Hindu beribadah, karena di Alas Purwo terdapat Pura yang menjadi tempat suci bagi agama Hindu," jelas Suminto.
Dia meminta agar segala macam kampanye hitam, hoaks, dan fitnah untuk segera dihentikan.
"Mari semua pihak, segera hentikan segala bentuk kampanye hitam, hoaks, dan fitnah. Mari berpesta demokrasi dengan sejuk, santun, dan damai," imbau Suminto.