Berita Jakarta
MUI: Boikot Selesai kalau Macron Minta Maaf kepada Umat Islam
Kalau pada akhirnya Prancis mengakui kesalahan mereka, lanjut Anwar Abbas, maka aksi boikot tidak boleh dilanjutkan.
Penulis: Yoni | Editor: Parmin
SURYA.co.id | JAKARTA - Terkait boikot produk-produk Prancis sebagai respons atas pernyataan penghinaan Macron terhadap agama Islam, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas menjelaskan seruan itu untuk menyadarkan Macron dan masyarakat Prancis bahwa pandangan mereka terhadap agama Islam adalah salah.
“Memang dalam ajaran agama, keburukan dibalas dengan kebaikan agar mereka berubah. Tapi kenyataannya mereka tidak berubah, malah semakin melunjak. Kalau sudah sombong seperti itu, mesti dilawan dengan kesombongan karena itu justru sedekah," tandas papar Anwar.
"Imam as-Syafii mengatakan, ‘Bersikaplah sombong dua kali bagi orang yang sombong.’ Jadi ini tujuannya bukan untuk kesombongan, tapi untuk mengubah orang tersebut,” lanjutnya.
Kalau pada akhirnya Prancis mengakui kesalahan mereka, lanjutnya, maka aksi boikot tidak boleh dilanjutkan. Karena kalau boikot dilanjutkan, hal itu sudah keluar garis.
Anwar yang ikut hadir dalam penyataan sikap Presiden di Istana Negara dalam posisinya sebagai PP Muhammadiyah menyatakan kegembiraan atas ketegasan Pemerintah dalam menyikapi persoalan ini.
“Presiden sudah mengecam keras, pakai kata keras, itu saya setuju sekali. Sebagai negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia, dan negara berpenduduk Muslim terbesar memang sudah seharusnya Presiden berbicara lebih keras dan lebih lantang ke dunia internasional," jelas Anwar.
"Ini momen bagi Indonesia untuk tampil membela kebenaran seperti halnya dulu Pak Karno juga tampil memimpin dunia di Gerakan Non Blok,” imbuhnya.
Kendati Prancis menganut paham sekularisme, menurut Anwar, sikap dan pandangan mereka yang menjunjung tinggi kebebasan absolut untuk berekspresi dengan menghina agama/kelompok lain tidak bisa diterima. Karena pada dasarnya, fitrah manusia adalah tidak mau dihina.