Virus Corona di Blitar
Kota Blitar Kembali Zona Oranye, Rencana Belajar Tatap Muka Siswa SD dan SMP Mundur
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap muka untuk siswa SD dan SMP di Kota Blitar diperkirakan mundur lagi
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, BLITAR - Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tatap muka untuk siswa SD dan SMP di Kota Blitar diperkirakan mundur lagi. Persoalannya, status Kota Blitar kembali masuk zona oranye penyebaran virus Corona atau Covid-19.
Rencana semula, Dinas Pendidikan Kota Blitar akan melaksanakan simulasi kegiatan belajar mengajar tatap muka untuk siswa SD dan SMP pada Senin (9/11/2020) pekan depan.
Dinas sudah menyiapkan standar operasional prosedur (SOP) kegiatan belajar mengajar tatap muka di sekolah.
"Kami masih menunggu izin dari wali kota dan menunggu Kota Blitar masuk zona kuning Covid-19 untuk melaksanakan kegiatan belajar tatap muka di sekolah. Sekarang izin dari wali kota belum keluar karena Kota Blitar kembali zona oranye penyebaran Covid-19," kata Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Blitar, Didit Rahman Hidayat, Rabu (4/11/2020).
Didit mengungkapkan, sebenarnya sekolah sudah menerima surat persetujuan dari orang tua terkait rencana belajar tatap muka. Tapi, surat persetujuan dari orang tua hanya berlaku saat Kota Blitar masuk zona kuning penyebaran Covid-19.
"Kami juga melakukan kuisioner kepada orang tua terkait kegiatan belajar tatap muka saat masuk zona kuning. Data terakhir, dari 9.000 lebih kuisioner yang kami bagikan kepada orang tua, sekitar 90 persen setuju belajar tatap muka dengan syarat tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat," ujarnya.
Jika status Kota Blitar kembali masuk zona kuning, imbuh Didit, proses kegiatan belajar tatap muka tidak serta merta bisa langsung dilaksanakan. Dinas Pendidikan akan mengambil jeda satu minggu lagi untuk persiapan kembali.
"Kami harus berkirim surat lagi ke orang tua, karena masuknya dijadwal. Siswa masuk dan pulang jam berapa harus diberitahukan ke orang tua," katanya.
Menurut Didit, tiap sekolah sudah melakukan persiapan untuk melaksanakan kegiatan belajar tatap muka. Bahkan, sejak awal Juni 2020, sekolah sudah menyiapkan tempat cuci tangan dan hand sanitizer.
"Saat persiapan terakhir ini, sekolah sudah menata tempat duduk siswa dengan jarak. Tiap kelas maksimal diisi 18 siswa. Kami juga sudah membuat SOP kegiatan belajar tatap muka. Di SOP itu sudah diatur apa yang dilakukan siswa mulai dari rumah, di sekolah, dan pulang lagi ke rumah," papar Didit.