Berita Pamekasan
Pengasuh Ponpes di Pamekasan Juga Ajak Umat Islam Boikot Produk Prancis
Setelah seorang kepala desa di Pamekasan menyerukan pemboikotan, sekarang giliran kalangan ulama memberi ajakan serupa.
Penulis: Muchsin | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, PAMEKASAN – Pernyataan kontroversial Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang menghina agama Islam dan menyudutkan umat Islam, termasuk membela peredaran kartun Nabi Muhammad SAW, kembali menuai kecaman.
Setelah seorang kepala desa di Pamekasan menyerukan pemboikotan, sekarang giliran kalangan ulama memberi ajakan serupa. Tidak main-main, yang mengecam Macron adalah RKH Mohammad Tohir Zain Abdul Hamid, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes), Mambaul Ulum, Bata-Bata, Palengaan, Pamekasan.
Ulama akrab disapa Ra Tohir itu mengajak umat Islam memberi hukuman kepada Presiden Prancis, karena telah menghina Nabi Muhammad SAW. Caranya, memboikot seluruh produk Prancis yang banyak beredar di sejumlah toko dan swalayan di Indonesia termasuk Pamekasan.
Dikatakan Ra Tohir, penghinaan dan tindakan bullying yang dilakukan Macron kepada Nabi Muhammad SAW dan agama Islam merupakan persekusi.
Ia juga mengajak masyarakat, mulai santri Bata-Bata, alumni Bata-Bata dan simpatisan dan mereka yang masih percaya dirinya, untuk memboikot seluruh produk Prancis di toko-toko dan swalayan.
“Dengan memboikot semua produk Prancis, Insya Allah lebih efektif untuk memberi hukuman kepada Prancis. Karena membiarkan nabi dihina, apalagi tambah provokasi untuk tidak melawan, merupakan kejahatan serius dalam keagamaan,” kata Ra Tohir, Selasa (3/11/2020).
Ra Tohir mengakui,masyarakat masih bergantung produk luar negeri, seperti produk-produk obat, susu dan kosmetik dari Prancis. Karena itu ia meminta mulai sekarang bisa berubah di mana ketergantungan pada produk Prancis, dialihkan pada produk negeri sendiri.
Seharusnya dari kejadian ini, Indonesia dan pemeluk Islam khususnya, bisa mengambil pelajaran. Dengan jumlah penduduk yang besar, mampu membuat produk yang bisa dinikmati warganya sendiri.
“Kami menilai ini salah satu pembelaan kepada nabi kita. Sebab musuh nabi, adalah musuh kita bersama. Seperti yang diucapkan Buya Hamka, jika agamamu dihina dan kamu diam saja, maka gantilah bajumu dengan kain kafan,” papar Ra Tohir.
Selanjutnya, Ra Tohir mengimbau pemerintah Indonesia semakin aktif dan inten. Tidak sekadar melontarkan kecaman, tetapi juga diharapkan aktif menekan pemerintah Prancis agar meminta maaf kepada umat Islam dan Macron mencabut pernyataan yang menghina Nabi Muhammad SAW.
Dijelaskan, sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia, apa yang dilakukan pemerintah RI terhadap Prancis, dirasa masih kurang. Bahkan ketegasan Indonesia kalah dengan negara-negara lain, yang jumlah penganut agama Islam lebih sedikit.
“Seharusnya kita lebih mandiri dan berdikari. Baik secara ekonomi, pangan dan lainnya. Mari kita berdoa, semoga mimpi kami segera terelisasi, menciptakan produk berkualitas yang tidak akan kalah dengan produk luar negeri,” ujar Ra Tohir. ***