Berita Surabaya
Tips Liburan Aman di Tengah Pandemi dari Pakar Epidemiologi Unair Surabaya Laura Navika Yamani
Meskipun berlibur di saat pandemi cukup beresiko, tetapi kejenuhan masyarakat di rumah saja selama Covid-19 mendorong keinginan berlibur.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Parmin
SURYA.CO.ID | SURABAYA - Libur nasional dan cuti bersama di akhir Oktober 2020 berpeluang meningkatkan jumlah pengunjung di berbagai tempat wisata.
Meskipun berlibur di saat pandemi cukup beresiko, tetapi kejenuhan masyarakat akan kebiasaan di rumah saja selama Covid-19 tentunya mendorong keinginan berlibur.
Pakar Epidemiologi Universitas Airlangga Laura Navika Yamani SSi MSi PhD mengungkapkan adanya cuti bersama dan libur panjang pastinya menjadi peluang bagi masyarakat yang sudah jenuh dengan pembisan tinggal di runah yang terus menerus selama pandemi.
Khususnya para orang tua yang menghadapi pembelajaran jarak jauh, bisa jadi sudah menjadwalkn kegiatan berlibur.
Padahal positive rate di Indonesia belum mencapai kondisi aman, kasus harian di Indonesia juga belum adanya penurunan yang signifikan dan konsisten.
"Pemerintah juga tidak bisa melarang saat ini untuk masyarakat bepergian atau mungkin pulang kampung dan ke tempat wisata. Apalagi di beberapa daerah juga sudah tidak memberlakukan PSBB,"urainya.
Sehingga pemilihan destinasi wisata atau berlibur harus diperhatikan. Ia menyarankan agar mendatangi tempat wisata yang memang tidak banyak dikunjungi serta tempat wisata yang menerapkn protokol kesehatan.
Bukan hanya berdasarkan lokasi wisata yang berada di zona hijau. Pasalnya pengunjung wisata bisa jadi berasal dari zona merah.
"Jangan karena sudah perjalanan jauh, lihat tempat wisatanya penuh masih dimasukin saja. Karena kita tidak bisa mengidentifikasi pengunjung dari mana saja, bisa jadi dari luar kota atau zona merah tetap berbahaya,"tegasnya.
Selain itu, penerapan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak sangat diperlukan. Karena penyebaran Covid-19 ini karena droplet, sehingga penerapan protokol kesehatan sangat diperlukan.
"Pemilihan tempat wisata saat pandemi lebih baik outdoor dan menghindari tempat indoor. Karena saat di dalam ruangan tergantung ventilasinya, apakah pengunjung dibatasi dan ventilasi bagus harus diperhatikan,"urainya.
Tempat wisata yang bersifat outdoor atau alam lebih ideal saat pandemi. Pasalnya saat di outdoor masyarakat juga bisa mendapat sinar matahari.
Selain tempat wisata,sarana mobilitas juga perlu diperhatikan. Pasalnya memakai transportasi umum lebih beresiko dibandingkan transportasi pribadi.
"Jadi penyedia fasilitas umum seperti di rest area, toilet umum juga harus ditingkatkan. Dengan rutin dibersihkan dan disinfektan,"lanjutnya.
Untuk barang bawaan selama liburan, Laura menyarankan agar membawa masker lebih dari satu, serta membawa handsanitizer dan baju ganti.
Penggunaan masker juga harus diperhatikan lama penggunaannya. Untuk masker bedah bisa digunakan hingga empat jam kemudian bisa dibuang.
"Buangnya masker bedah jangan sembarangan, lebih baik menyiapkan plastik dan menyimpannya untuk dibuang di lokasi yang bisa menelola masker bedah ini,"lanjutnya.
Kemudian saat memakai masker bedah, perilaku saat memakai masker hendaknya mengurangi intensitas saat menyentuh wajah.
"Kalau perlu faceshield bisa juga dipakai, karena memakai faceshield ini juga mengamankan area muka untuk digunakan,"paparnya.
Selain itu, Laura menyarankan agar orang dengan resiko tinggi terinfeksi seperti lansia, anak-anak dan orang dengan komorbid untuk tetap di rumah dan menunda liburannya.
"Karena yang resiko tinggi ini memiliki kecenderungan menderita gejala yang parah saat terinfeksi. Jadi lebih baik melakukan kegiatan apapun yang menyenangkan di rumah atau kegiatan lain yang tidak perlu ke luar kota,"urainya.
Serta mengurangi jumlah rombongan saat memutuskan berlibur dengn anggota keluarga atau teman. Sehingga mengurangi resiko penyebaran Covid-19.
Terakhir, Laura menyarankan agar pemerintah daerah memantau kondisi masyatakatpada saat pra dan pasca liburan. Daerah yang memiliki empat wisata juga harus memastikan diterapkannya protokol kesehatan.