Nasib Ibu Angkat setelah Treni Bertemu Trena dan Ayah Kandungnya, Rini: Masak Tega Meninggalkan Saya
Pertemuan kembali saudara kembar Treni dan Trena yang terpisah jarak 23 tahun meninggalkan pertanyaan tentang nasib Rini (61), sang ibu angkat.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID, BLITAR - Pertemuan kembali saudara kembar Treni dan Trena yang terpisah jarak 23 tahun meninggalkan pertanyaan tentang nasib Rini (61), sang ibu angkat.
Selama 24 tahun, Rini telah mengasuh Treni laiknya anak kandungnya.
Treni berharap di masa tuanya bisa dirawat dan ditunggui Treni, anak perempuan satu-satunya.
Hal itu diungkapkan Rini saat ditemui wartawan surya.co.id, Rabu (21/10/2020).
Dikatakan Rini, dia mulai mengadopsi Treni saat berusia dua bulan.
"Saya merawat Treni sejak bayi, kira-kira usia dua minggu atau dua bulan. Tahunnya, antara 1995 atau 1996," kata orang tua asuh Treni, Rini (61), di rumahnya, Dusun Ringinanom, Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Selasa (20/10/2020).
Baca juga: 4 Momen Haru Pertemuan Treni dan Trena, Diwarnai Takbir Allahu Akbar hingga Sujud Syukur di Masjid
Rini mengatakan ketika itu masih bersama suami, Misranto dan keluarga tinggal di Ambon, Maluku.
Rini mendengar kabar dari tetangga ada orang melahirkan anak kembar dan bayinya ditawarkan untuk dirawat orang lain.
"Di sana (Ambon), saya jualan. Tetangga memberitahu ada orang melahirkan dan anaknya ditawarkan dirawat orang lain. Saya tanya, anaknya laki-laki apa perempuan? Dia bilang perempuan. Saya langsung ke rumah orang tuanya untuk mengambil anaknya. Angan-angan saya dulu siapa tahu anak ini kalau besar bisa merawat saya," ujar Rini.

Rini sebenarnya sudah punya dua anak. Tapi, kedua anaknya laki-laki.
Maka itu, dia tertarik untuk merawat anak perempuan itu.
"Awalnya, saya ingin membawa Trena (saudara kembar Treni). Tapi, ternyata Trena mau dirawat saudara orang tuanya. Akhirnya saya membawa Treni," katanya.
Rini sempat merawat Treni selama satu tahun di Ambon.
Ketika masih di Ambon, Rini masih komunikasi dengan orang tua Treni, Aceng.
Setelah Treni berusia sekitar 1-1, 5 tahun, Rini mengajaknya pulang ke Blitar.
"Saya pulang ke Blitar hanya dengan Treni. Suami dan dua anak saya masih di Ambon. Awalnya, Treni saya bawa pulang ke rumah asal saya di Kesamben, Blitar. Sekarang tinggal di Kademangan. Sejak itu, saya tidak komunikasi dengan keluarga Pak Aceng. Karena ketika itu masih jarang HP," ujarnya.
Meski tidak lahir dari rahimnya, Rini merawat Treni dengan baik.
Dia membesarkan Treni dengan penuh kasih sayang.
Rini juga menyekolahkan Treni hingga lulus SMA. Rini bekerja serabutan untuk membesarkan Treni.
"Saya sangat sayang dengan Treni. Dia sudah seperti anak kandung saya sendiri. Saya tidak pernah memarahinya," katanya.
Saat Treni mengetahui bukan anak kandungnya, Rini juga berusaha ikhlas. Dia pun akhirnya menceritakan asal usul Treni.
"Akhirnya saya menceritakan semua ke Treni kalau dia memang bukan anak kandung saya. Saya juga bilang ke Treni setelah tahu soal ini dia boleh memilih tetap tinggal bersama saya atau keluarga aslinya. Ketika saya bilang begitu, Treni malah nangis. Saya juga berpikir masak Treni tega meninggalkan saya yang merawatnya sejak bayi," katanya.
Jawaban Treni

Ditemui di tempat yang sama, Treni mengaku meski sudah mengetahui keluarga kandungnya, dia akan tetap tinggal bersama ibu asuhnya, Rini, di Kabupaten Blitar.
Karena, sejak kecil, dia sudah hidup bersama ibu asuhnya, Rini.
Treni sudah menganggap Rini sebagai ibu kandungnya.
Selain itu, Treni juga sudah menikah dengan pria asal Gandusari, Kabupaten Blitar, dan dikaruniai dua anak laki-laki. Treni juga membuka bisnis berjualan secara online di Blitar.
"Setelah ini ya seperti biasanya, saya bersama keluarga tetap tinggal di sini (Blitar). Karena sejak kecil hidup di sini, suami saya orang sini, dan saya juga kerja di sini," ujarnya.
Pertemuan penuh haru
Pertemuan Treni dan Trena (24), diwarnai keharuan dan isak tangis, Kamis (22/10/2020).
Pertemuan kali pertama ini terjadi di dalam mobil di jok paling belakang, di halaman Stasiun KA Tasikmalaya, Kamis (22/10/2020) subuh.
Saat Treni masuk mobil dan langsung duduk di jok belakang, ia tak menyadari perempuan yang duduk di sampingnya adalah Trena.
Pasalnya posisi Trena membelakangi Treni dan agak terselip ke jok, seperti yang sedang ketiduran. Tampaknya Trena sengaja ingin membuat kejutan bagi adik kembarnya itu.

Rencana awal memang sudah diputuskan bahwa mereka akan bertemu di rumah di Kampung Cipaingeun, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Rencana itu sudah diketahui Treni.
Saat Treni mulai duduk dan mendudukan anak bungsu di pangkuannya, barulah Trena berpaling sambil mengumbar senyum.
Treni terkejut dan tampak sempat melongo. Namun Trena yang senyum-senyum langsung merangkulnya. Suasana pun berubah menjadi haru. Keduanya berangkulan erat disertai isak tangis.
Lama keduanya saling berpelukan tanpa sepatah kata pun yang terucap dari mulut keduanya. Hanya isak tangis yang kerap terdengar. Sesekali mereka saling tatap, lalu berangkulan kembali.
Para wartawan dan youtuber yang berdesakan mengabadikan momen itu, juga terdiam, terbawa larut suasana. Kata-kata Allahu Akbar sesekali terdengar dari luar mobil.
Setelah lama saling berpelukan, saling menciumi dan saling bersender, keduanya barulah saling memandang penuh rasa sayang dan saling menyapa.
Di luar mobil, ayah kandung keduanya serta saudara-saudara kandung Treni juga berkumpul. Mereka pun tak kuasa menahan tangis.