Pilkada Sidoarjo 2020
Pilkada Sidoarjo, inilah 17 Program yang Diusung Gus Muhdlor-Subandi
Calon Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) - Subandi meluncurkan 17 Program Kerja untuk Sidoarjo. Ini daftarnya
Penulis: M Taufik | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | SIDOARJO – Calon Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali (Gus Muhdlor) - Subandi meluncurkan 17 Program Kerja untuk Sidoarjo.
Pasangan yang diusung PKB di Pilkada Sidoarjo ini menyebut, 17 program tersebut adalah solusi permasalahan yang dijaring melalui dialog bersama warga, baik yang ada di jantung kota hingga perdesaan, laki-laki dan perempuan, anak muda dan para senior serta sesepuh, dan berbagai segmen profesi.
"Tentu juga atas arahan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan diskusi bersama sahabat-sahabat parpol,” ujar Gus Muhdlor.
Putra KH Agoes Ali Masyhuri itu menjelaskan, 17 program ini menyasar berbagai sendi kehidupan. Mulai peningkatan ekonomi warga, derajat kesehatan warga, kualitas SDM, tata kota, pembangunan desa, hingga pengembangan kapasitas anak muda.
Program pertama, pembukaan 100 ribu lapangan kerja sebagai upaya pemulihan ekonomi dari dampak pandemi Covid-19. Program ini akan dijalankan selama masa kepemimpinannya beberapa tahun.
”100.000 Lapangan kerja ini adalah kerja simultan dan muara dari berbagai program ekonomi rakyat dan kemudahan investasi yang kami susun,” papar Gus Muhdlor.
Kedua, bantuan permodalan untuk kelompok usaha mikro perempuan. “Kami berikan bantuan modal Rp 5 juta hingga Rp 50 juta kepada ibu-ibu rumah tangga untuk mengembangkan usaha, sehingga kesejahteraan keluarga bisa meningkat,” jelasnya.
Ketiga, lanjut alumnus Universitas Airlangga itu, membawa 20.000 UMKM naik level. ”Kami siapkan program terintegrasi membawa UMKM-UMKM naik level, meningkatkan kualitas produknya hingga jangkauan pemasarannya,” paparnya.
Keempat, renovasi 2.000 warung rakyat. Kelima, reformasi perizinan untuk wujudkan iklim investasi yang kondusif.
Keenam, BPJS Kesehatan untuk warga menuju universal health coverage. ”Kami pegang datanya, nanti divalidasi agar tepat sasaran. Yang jelas, APBD Sidoarjo mampu mewujudkannya. Kami juga bangun sistem rujukan pelayanan kesehatan yang lebih tertata, modern, berbasis teknologi, sehingga semua persoalan kesehatan warga terekam dengan baik,” urai dia.
Ketujuh, program peningkatan kesejahteraan tenaga kesehatan, kader Posyandu, dan kader kesehatan lainnya. Kedelapan, peningkatan kesejahteraan Guru Tidak Tetap (GTT), Guru Swasta, Tenaga Honorer.
”Bapak/Ibu tenaga kesehatan, para kader Posyandu, kader kesehatan lainnya, para guru, semuanya adalah pilar pembentukan SDM unggul. Beliau-beliau wajib disejahterakan,” ujar tokoh muda tersebut.
Kesembilan, insentif plus untuk guru ngaji dan guru keagamaan. ”Insentif plus ini mulai peningkatan honor hingga beasiswa studi keagamaan,” jelasnya.
Kesepuluh, 10.000 beasiswa kuliah. ”Anak-anak muda Sidoarjo jangan ada yang kesulitan biaya kuliah. Kami siapkan programnya, bahkan termasuk sebagian bisa kuliah ke luar negeri,” ujarnya.
Ke-11, makanan gratis bergizi tiap hari untuk warga miskin, lansia, difabel, atau memiliki penyakit kronis. ”Kami akan antarkan tiap hari tepat di depan pintu rumah masing-masing,” katanya.
Ke-12, pendirian Sidoarjo Youth Center sebagai pusat kreativitas anak muda. ”Kami ingin milenial Sidoarjo bisa mempunyai ruang luas dalam mengembangkan inovasi dan kreativitas seperti di kota- kota besar lainnya,” tuturnya.
Ke-13, dana operasional Rukun Tetangga (RT) hingga Rp 6 juta per tahun,
Ke-14, peningkatan alokasi dana desa (ADD) untuk peningkatan kesejahteraan perangkat desa,
“RT/RW dan perangkat desa adalah ujung tombak pelayanan publik, yang bekerja tak kenal hari libur. Maka sudah seharusnya ada apresiasi yang lebih. Ujungnya adalah warga di kampung dan desa merasakan kehadiran pemerintah, semua permasalahan bisa diselesaikan cepat, tepat, terukur,” imbuh Calon Wakil Bupati Subandi.
Ke-15, pengaduan rakyat respons cepat 24 jam. ”Semua permasalahan warga, soal kesehatan hingga kriminalitas, bisa diadukan 24 jam secara mudah, dan harus direspons cepat dengan sistem command center yang terintegrasi dengan berbagai stakeholder pelayanan mulai Puskesmas, rumah sakit, kepolisian, dan sebagainya,” jelas Subandi.
Ke-16, penataan kota dan transportasi terpadu untuk mengurai kemacetan yang selama ini menjadi masalah klasik bagi warga Sidoarjo yang bekerja di luar kota seperti Surabaya. Ketujuh belas, perluasan RTH, revitalisasi sungai, dan revolusi manajemen sampah.