Berita Surabaya
Pemkot Surabaya Akan Fasilitasi Swab Test untuk Tukang Cukur Rambut dan Pekerja Salon di Surabaya
Tukang cukur rambut, barbershop, salon maupun klinik kecantikan di Surabaya akan diikutkan swab test secara bertahap yang difasilitasi Pemkot Surabaya
Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Eben Haezer Panca
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Yusron Naufal Putra
SURYA.co.id | SURABAYA - Tukang cukur rambut, barbershop, salon maupun klinik kecantikan di Surabaya akan diikutkan swab test secara bertahap yang difasilitasi Pemkot Surabaya.
Pemkot bakal memberikan fasilitas tes tersebut agar potensi penularan Covid-19 dapat terus ditekan.
Kepala BPB Linmas Surabaya, Irvan Widyanto mengungkapkan langkah tersebut sudah mulai dilaksanakan beberapa hari lalu.
Hal itu dilakukan disekitar Tunjungan Plaza, Jalan Embong Malang yang diikuti oleh kurang lebih 130 orang.
"Mereka terdiri dari karyawan barbershop, salon dan klinik kecantikan yang berada di Tunjungan Plaza yang ada di mal itu," kata Irvan, Minggu (27/9/2020).
Menurut Irvan, di kawasan tersebut terbilang antusiasmenya tinggi. Sebab, semula pihaknya hanya menargetkan sebanyak 125 orang. Namun, lantaran animo yang tinggi, hingga bisa diikuti oleh 130 orang.
"Ini akan terus dilakukan di beberapa tempat lainnya. Jadi, semuanya on progress," terang Irvan.
Hasilnya akan diberikan sekitar tiga hingga enam hari. Jika hasilnya positif dan merupakan warga Surabaya maka akan diarahkan untuk isolasi di Asrama Haji Surabaya. Sementara jika merupakan warga luar kota, maka akan diarahkan ke RS Lapangan.
"Hasilnya diberikan sekitar 3 hingga 6 hari, mereka dihubungi melalui nomor telepon masing-masing peserta tes,” papar Irvan.
Sementara itu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, untuk profesi yang bersentuhan langsung dengan konsumen memang tengah diupayakan untuk swab test. Termasuk untuk tukang pijat yang kontak langsung dengan konsumen.
“Kita data dulu di masing-masing kecamatan berapa jumlahnya. Setelah itu, kita koordinir baru di tentukan lokasinya dimana,” kata Risma.
Mereka memang tidak dirapid terlebih dahulu melainkan langsung dilakukan swab test. Menurut Risma, jumlah mereka yang tak terlalu banyak tak terlalu membuat sulit untuk langsung dilakukan swab.
"Tiap kecamatan itu ada sekitar 30-60 pelaku usaha. Jadi tidak terlalu banyak, makanya kami langsung lakukan swab. Jumlahnya tidak termasuk dengan yang Surabaya tengah karena banyak mal,” ujar Risma.