Pemprov Jatim
Misi Dagang Digelar Secara Hibrid, Khofifah dan Bank Jatim Terus Dorong Kemajuan Pelaku Usaha Jatim
Pemprov Jatim kembali menyelenggarakan Misi Dagang dengan mempertemukan para pengusaha Jatim dengan para pelaku usaha dari tiga provinsi lain
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) kembali menyelenggarakan Misi Dagang dengan mempertemukan para pengusaha Jatim dengan para pelaku usaha dari tiga provinsi lain di Indonesia, Kamis (24/9/2020).
Digelar di Dyandra Convention Center, Misi Dagang dengan tiga provinsi tersebut digelar secara hibrid, yaitu perpaduan antara virtual dan pertemuan langsung.
Dalam kegiatan yang disupport Bank Jatim ini, Pemprov Jatim mengumpulkan sebanyak 70 pelaku usaha Jatim dari berbagai daerah dan bermacam-macam jenis usaha di Dyandra Convention Center dan melakukan expo.
Sedangkan pelaku usaha dari Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Maluku dilakukan temu bisnis melalui siaran langsung atau virtual.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang membuka langsung kegiatan Misi Dagang Jatim mengatakan, bahwa metode hibrid yang dilakukan hari ini menjadi pilihan lantaran kondisi pandemi covid-19, sedangkan Jatim berupaya untuk bisa kembali membangkitkan ekonomi.
“Jadi hari ini Misi Dagang yang kami lakukan memang hibrid, kalau offline tahun ini sudah kami lakukan dua kali yaitu di Medan dan Pekanbaru. Ini yang hibrid, separuh kami adakan expo, tapi setengahnya kami selenggarakan virtual. Kami bangun kemitraan dengan tiga provinsi, Sulut, Kaltim dan Maluku,” kata Khofifah usai pembukaan Misi Dagang.
Ia mengatakan, dari Misi Dagang ini diharapkan bisa mendorong perdagangan dari masing-masing provinsi dengan keunggulan dan potensi yang dimiliki.
Pasalnya, dengan misi dagang ini antar daerah bisa saling menemukenali potensi perdagangan khususnya melalui pertemuan trader dan buyer.
Sebab menemukenalkan ini menurut Khofifah penting fungsinya, karena tidak semua antar provinsi paham akan potensi yang dimiliki dari perdagangan domestik.
Karena, Khofifah membuktikan saat Misi Dagang dengan Provinsi Riau di Pekanbaru awal tahun ini, ternyata para pelaku di Riau yang banyak berbisnis kelapa sawit tidak tahu bahwa Jawa Timur kaya akan potensi perdagangan dolomit.
Dolomit menjadi komoditas penting dalam pembuatan pupuk khusus untuk tanaman sawit. Mereka selama ini justru impor dolomit dari negara tetangga. Padahal Jawa Timur memiliki dolomit berlimpah dengan kualitas yang tak kalah dengan komoditas impor.
“Mengenali potensi masing-masing itu penting. Sawit butuh pupuk dolomit, nah Jatim punya banyak. Jadi yang dari Maluku, Kaltim maupun Sulsel bisa ke Jatim bawa CPO, lalu baliknya bawa dolomit, tentu ini potensi. Karena selama ini yang di Medan di Pekanbaru itu hundred percent selama ini impor,” tegas Khofifah.
Dalam misi dagang ini, pelaku usaha dari Jatim yang berpartisipasi ada sebanyak 70 pengusaha. Sedangkan pelaku usaha dari Kaltim, Sulut maupun Maluku yang ikut Misi Dagang secara virtual masing-masing ada sebanyak 15 orang pengusaha. Meski virtual, interaksi antar pengusaha tidak dibatasi. Mereka tetap bisa berinteraksi antar pelaku usaha.
“Tentu Misi Dagang ini sebagai pemantik saja. Kita berharap setelah kegiatan ini, transaksi dan interaksi antar pelaku usaha bisa terus terjalin,” tegas Khofifah.
Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jatim, Drajat Irawan mengatakan, bahwa ini menjadi kali pertama Misi Dagang digelar online dan offline secara bersamaan. Ia optimistis bahwa misi dagang dengan metode ini tidak akan menurunkan transaksi.
“Hasil transaksi bisa dilihat nanti malam setelah misi dagang ditutup. Kami berharap agar transaksi dalam jumlah besar bisa terjadi melalui forum ini,” kata Drajat.
Sementara ini, Dirut Bank Jatim, Busrul Iman mengatakan, bahwa kegiatan ini adalah bentuk upaya menjalin sinergi dengan berbagai pihak. Mulai pemerintah provinsi dan juga dinas terkait untuk mengembangkan potensi UMKM Jatim.
“Kami sebagai bank daerah punya kewajibkan untuk berkontrisubsi dalam mengembangkan ekonomi di Jatim, caranya banyak, salah satunya dengan misi dagang ini, supaya ada koneksi dan sinergitas yqng kuat antara pelaku usaha, pemerintah dan bank daerah. Misi Dagang ini sama sama menguntungkan masing-masing pihak,” pungkas Busrul.