Citizen Reporter

Di Tangan Kreatif Masyarakat Jasinga, Limbah Bambu 'Disulap" Jadi 1 Set Teko Seharga Rp 250 Juta

Di tangah masyarakat Jasinga, limbah bambu disulap menjadi barang bernilai. Salah satunya, satu set teko yang dihargai Rp 250 juta.

ist
Satu set teko yang dibuat dari limbah bambu oleh warga Jasinga, Jawa Barat. 

SURYA.co.id - Desa Koleang terletak di Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas Wilayah 630 HA.

Secara geografis Desa Koleang memiliki ketinggian kurang lebih 94 meter di atas permukaan laut. Suhu rata-rata desa Koleang 30-32 derajat celsius dan memiliki jarak tempuh dari Kota Bogor kurang lebih 75 Km.

Desa ini terdiri dari 9 Rukun Warga dan 39 Rukun tetangga.

Di sebuah kampung terdapat salah satu kelompok pimpinan abah Rudi yang diberi nama "Cikidung Putra Mandala Albantani".

Abah Rudi ialah perajin bambu dari kampung Cikidung, Desa Koleang, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, bagian Barat perbatasan provinsi Jawa Barat.

Sudah beberapa bulan masyarakat kampung Cikidung sulit dalam hal kebutuhan ekonomi sehari-hari karena pandemi covid-19 ini.

Kemudian dengan melihat potensi desa yang kaya akan hasil alamnya, yaitu bambu yang selama ini banyak sekali diangkut keluar desa, tercetuslah ide membuat sesuatu yang produktif. 

Dibantu oleh Patriot Desa Jawa Barat dari DPMD provinsi Jabar,  yaitu Chandra atau yang akrab dipanggil Bara, Abah Rudi membuat produk dari limbah bambu

Kolaborasi untuk inovasi karya cipta produk ini menghasilkan waktu dan percobaan hampir 1 bulan. Di tangah Abah Rudi, limbah bambu 'disulap' menjadi Satu Set Teko yang sangat unik dan khas.

Menariknya, setelah jadi, satu set teko itu dibandrol harga Rp 250 juta.

"Ada atau tidak ada yang beli itu urusan yang Di atas dan kita tidak tahu" kata abah Rudi.

Bara mengatakan, harga selangit yang ditawarkan merupakan strategi bisnis marketing. Diharapkan, teko itu menjadi bahan perbincangan di media sosial. 

"Sebenarnya ketika ada yang bertanya kenapa harganya mahal saya tinggal menjawab karena niat dan harapan abah Rudi yang ingin memberdayakan warga desa untuk sama-sama memanfaatkan potensi desa agar masyarakat desa tidak perlu urbanisasi ke kota untuk peningkatan kesejahteraan dengan mengoptimalkan potensi desa yang ada," ujar Bara.

Sejauh ini kegiatan pengolahan limbah bambu mendapat dukungan dari Kepala desa setempat, Abdul rohman atau masyarakat akrab memanggilnya dengan nama " jaro adung".

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved