Citizen Reporter
Jonan Ajak Siswa Yayasan Tarakanita Menjadi Generasi Hemat Energi
Dalam #Alumnimengajar, Mantan menteri ESDM, Ignasius Jonan mengajak para murid yayasan Tarakanita untuk bersama menjadi generasi hemat energi.
SURYA.co.id | SURABAYA - Mengapa kita harus berhemat energi? Sudahkah berhemat energi? Apa yang terjadi bila kita tidak hemat energi? Apakah kita pernah berpikir tentang melestarikan lingkungan hidup?
Pertanyaan-pertanyaan ini disampaikan oleh Agus Tri Yuono (Kepala Divisi Pendidikan Yayasan Tarakanita Surabaya) dalam pengantar kegiatan #alumnimengajar pada Selasa, 15 September 2020.
“Sudah dapat dipastikan, 10-15 tahun ke depan, bangsa ini sangat bergantung pada generasi angkatan kalian. Maka sangat baik bila hari ini kita belajar sesuatu yang sangat berharga sebagai bekal hidup kelak yang dapat kalian darma baktikan kepada negeri ini. Saya kira negara kita membutuhkan putera terbaik bangsa seperti Bapak Ignasius Jonan agar negara kita bisa bersaing dengan negara-negara lain. Kami berharap akan muncul Jonan-Jonan baru yang berasal dari lulusan Tarakanita,” ujar Agus.
Dalam kegiatan itu, sebanyak 500 peserta SMP, SMA, dan SMK Tarakanita seluruh Indonesia hadir secara virtual melalui teleconference Zoom.
Margaretha Ilin Ubayanti, S.Pd., M.Si. selaku Kepala SMP Santo Yosef Tarakanita Surabaya dan moderator kegiatan ini menyambut Ignasius Jonan, narasumber sekaligus alumni SMP Santo Yosef lulusan tahun 1979.
Selain itu, Jonan adalah tokoh fenomenal dalam sejarah perkereta-apian Indonesia yang pernah juga menjabat sebagai Menteri Perhubungan (2014-2016) dan Menteri ESDM (2016-2019).
Jonan mengamini pengantar Agus: “Dalam 25 tahun ke depan para murid yang sekarang hadir di sini akan menjadi pemimpin masyarakat dalam berbagai bidang yang akan menentukan perjalanan hidup bangsa ini atau perjalanan hidup umat manusia secara universal.”
Hemat Energi Dahulu dan Sekarang
Menurut Jonan, nasihat untuk berhemat energi dahulu sudah berbeda dengan sekarang. 25 tahun yang lalu orang mengatakan hemat energi dengan mematikan lampu yang tidak digunakan, mematikan pengatur suhu ruangan bila tidak digunakan, dan tidak membuang-buang energi listrik atau BBM apabila tidak diperlukan.
Saat ini tantangan jauh lebih besar karena jumlah penduduk bumi semakin banyak. 25 tahun yang lalu jumlah penduduk bumi kurang dari 5 M. Setelah Perang Dunia II, jumlah penduduk bumi tidak kurang dari 2,5 miliar. Sekarang jumlah penduduk bumi 7,5 miliar atau 3x lipat dari pasca PD II. Akibatnya kebutuhan energi semakin besar. Apa ada manusia di bumi bisa hidup tanpa menggunakan energi?
Energi itu adalah zat yang kita gunakan untuk beraktivitas. Bus umum, motor, kendaraan pribadi atau listrik rumah mayoritas masih menggunakan energi fosil. Sementara itu, energi yang diambil dari kandungan di bawah bumi seperti minyak, batu bara, gas, dan juga kandungan lain yang bisa digunakan untuk menciptakan energi semakin lama akan semakin habis.
Jonan menekankan poin penting berikut ini, “Kalau dulu kita menggunakan listrik semena-mena, sekarang hemat energi itu bagaimana mengubah atau kita memanfaatkan energi fosil menjadi energi yang terbarukan, atau menjadikan energi yang renewable.”
Tema universal Gereja Katolik Bulan Mei kemarin adalah Laudato Si, kembali mencintai alam bumi ini. Dalam tema energi, bapak dua anak itu mengemukakan 4 sumber energi listrik yang bisa diperbarui (renewable), yakni tenaga matahari, air, angin, dan biomassa.
Jonan mengungkapkan bahwa passion setelah pensiun dari tugas-tugas pemerintah adalah mendorong masyarakat untuk menggunakan energi yang lebih bersih dan terbarukan dengan 4 sumber tenaga itu. Selain itu, manfaat energi renewable itu adalah mengurangi polusi udara, meningkatkan kesehatan manusia, mengurangi pemanasan global yang akan mengubah perjalanan hidup manusia.