Berita Jember

KNKT Temukan Penyebab Truk Fuso Maut di Silo Jember Mengalami Rem Blong

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menginvestigasi kecelakaan maut di Silo Jember dan telah menemukan faktor penyebab truk rem blong

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Eben Haezer Panca
surabaya.tribunnews.com/sri wahyunik
Polisi melakukan olah TKP kecelakaan truk di Silo, Jember, yang menewaskan 5 orang. 

SURYA.co.id | JEMBER - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi peristiwa kecelakaan lalu lintas di Jalan Nasional Desa Sempolan Kecamatan Silo yang terjadi pekan lalu.

Kecelakaan itu menyebabkan 5 orang meninggal dunia dan 6 orang terluka. 

Satu dari enam orang yang terluka ini adalah sopir truk Fuso penyebab kecelakaan yang saat ini statusnya sudah sebagai tersangka.

Senior Investigator KNKT, Ahmad Wildan mengatakan, pihaknya melakukan investigasi karena dua hal, pertama, sering terjadi kecelakaan di jalur tersebut, dan kedua, peristiwa yang terjadi pekan lalu menelan korban banyak.

"Pertama, karena di lokasi atau jalur tersebut, sering terjadi kecelakaan lalu lintas. Dan ketika awal saya terima informasi itu, korbannya ada delapan orang. Akhirnya saya turun, untuk melakukan investigasi di lapangan," ujar Wildan usai melakukan pertemuan dengan pihak kepolisian, dan Dinas Perhubungan di Kantor Dishub Jember, Selasa (18/8/2020).

Wildan mengaku sudah melihat jalur yang menjadi lokasi kecelakaan, serta sudah melakukan wawancara dengan sopir truk Fuso.

Syaiful, sopir Truk Fuso, menjadi tersangka dalam peristiwa itu, karena dinilai sebagai pihak yang lalai sehingga menyebabkan kecelakaan beruntun tersebut.

Dari hasil investigasi itu, kata Wildan, kecelakaan itu memang terjadi karena kerja rem blong. Rem blong itu dikarenakan dua hal, yakni adanya malfungsi dari kendaraan, dan kedua karena kesalahan prosedur mengemudi. Dalam kasus kecelakaan di Sempolan itu, rem blong terjadi karena adanya kesalahan prosedur mengemudi.

Sebab sebelum berangkat, sopir truk sudah mengecek kondisi kendaraan yang akan dikendarainya, termasuk tekanan angin. Wildan menjelaskan, kesalahan prosedur mengemudi itu terlihat dari kerasnya rem. "Saya tanya ke pengemudi, apakah ketika dia ngerem itu dapat, atau keras. Jawab dia keras, yang artinya ada angin tekor di situ. Angin tekor menyebabkan rem keras karena adanya daya rem yang berkurang," terang Wildan.

Daya rem berkurang karena sopir melakukan pengereman, serta membunyikan klakson secara sering. Hal itu, kata Wildan, diakui oleh sopir yang sejak sebelum peristiwa terjadi sering melakukan pengereman, dan membunyikan klakson. KLakson truk tersebut merupakan klakson telolet.

Hal tersebut membuat daya rem berkurang (brake fading), sehingga rem tidak berfungsi secara maksimal. Dalam bahasa awamnya, rem truk itu mengalami blong. Di sisi lain, tidak ada jalur penyelamat (forgiving road) di jalur menurun dari Gunung Gumitir sampai lokasi kejadian, sekitar pertigaan Sempolan - Kalisat itu.

Menurut Wildan, jalur penyelamat itu sangat penting dan dibutuhkan di jalur menurun. "Kalau ada jalur penyelamat, kendaraan yang mengalami seperti itu, bisa memakai jalur penyelamat tersebut," tegas Wildan.

Jalur penyelamat di sisi kiri jalur menurun, bisa dipakai sopir kendaraan untuk menghentikan laju kendaraan yang tidak terkendali. Hal itu untuk meminimalkan, atau menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas.

"Jadi sangat penting adanya jalur penyelamat di jalur Sempolan itu," tegas Wildan.

Seperti diberitakan, Kamis (13/8/2020) pekan lalu, terjadi kecelakaan beruntun di jalur Jember - Banyuwangi di Desa Sempolan Kecamatan Silo itu.

Kecelakaan terjadi akibat truk Fuso pengangkut kedelai mengalami rem blong sehingga menabrak enam sepeda motor, dan sebuah truk Colt Diesel pengangkut air mineral. Lima orang tewas, lima orang terluka, dan sopir truk Fuso juga terluka. Sopir truk Fuso yang bernama Syaiful kemudian menjadi tersangka dalam peristiwa tersebut.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved