Single Focus

Atlantis Land Kembali Beroperasi di Tengah Pandemi, Wahana Untuk 6 Orang Cuma Diisi 2 Orang

Tempat wisata Atlantis Land di Surabaya kembali beroperasi setelah lama tutup. Kini, wahana yang semula untuk 6 orang, cuma diisi 2 orang.

Penulis: Zainal Arif | Editor: Eben Haezer Panca
surabaya.tribunnews.com/ahmad zaimul haq
Petugas di Atlantis Land menyemprot wahana menggunakan cairan disinfektan. Tempat wisata ini kembali beroperasi setelah tutup sejak PSBB Surabaya Raya diberlakukan. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Dibukanya kembali beberapa obyek wisata di Surabaya menjadi kabar baik bagi masyarakat yang rindu plesiran.

Tempat wisata Atlantis Land menjadi salah satu tempat wisata yang sudah beroperasi setelah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya usai.

Wisata yang berada dalam satu wilayah dengan Kenjeran Park (KenPark) ini melakukan berbagai upaya untuk menjamin pengunjung agar merasa aman dan nyaman.

Head Marketing and Promotion, Adhitya Surya Hardiantoro mengatakan pihaknya telah mentaati protokol kesehatan sesuai dengan aturan dari pemerintah kota Surabaya serta membentuk tim satgas covid-19 Atlantis Land.

Tim Satgas Atlantis Land ini bertugas memantau pengunjung apakah menerapkan  protokol kesehatan saat di dalam area wisata, baik dilihat lewat cctv ataupun dengan berkeliling menggunakan sepeda motor setiap 10-30 menit sekali.

Setiap pengunjung dicek suhu tubuh terlebih dahulu oleh petugas sebelum masuk dengan Thermo Gun. Apabila suhu tubuh pengunjung diatas 37,3 derajat Celcius maka pengunjung tidak diperbolehkan untuk memasuki area wisata.

Selama pengecekan karyawan dilarang berinteraksi dengan pengunjung untuk meminimalisir penularan virus corona atau Covid-19.

"Didepan pintu masuk kami membuat sebuah banner besar tentang peraturan protokol kesehatan yang harus ditaati oleh pengunjung dan disetiap sudut area wisata kami menyediakan tempat cuci tangan bagi pengunjung," kata Adhity kepada SURYA, Sabtu (8/8/2020).

Selain itu, Atlantis Land yang buka dari pukul 10 pagi rutin melakukan strelisasi setiap dua jam sekali pada semua wahana.

"Setiap hari pada pukul 12 siang, 2 siang dan 4 sore akan ada bunyi sirine, kami kemudian memohon izin kepada pengunjung untuk menghentikan wahana selama 5 menit untuk sterilisasi dengan menyemprotkan disinfektan di semua wahana yang ada," ungkapnya.

Tak hanya sterilisasi, setiap wahana juga diberi tanda sebagai upaya jaga jarak atau physical distancing.

"Misalnya saja pada wahana kapal viking di Atlantis Land (terbesar di Indonesia) terlihat satu baris tempat duduk hanya diisi oleh 2 orang, padahal biasanya bisa diisi oleh 5-6 orang," ujarnya.

Atlantis Land juga kini tengah menutup wahana waterpark sesuai dengan arahan peraturan walikota 33 tahun 2020 tentang pelarangan pengoperasian tempat wisata air.

"Kami sudah memagari wahana main air waterpark yang terdapat kolam renang dewasa, anak-anak, dan kolam arus, semua kami tutup sementara," ujarnya.

Kantin Atlantis Land juga terlihat hanya menjual makanan dan minuman kemasan. Selain itu, pengujung juga diperbolehkan membawa makanan dari rumah agar tak merasa khawatir.

Di masa pandemi kali ini jumlah pengunjung yang datang saat weekday sekitar 50-100 orang, sedangkan pada saat weekend sekitar 100-200 orang.

Untuk menarik pengunjung agar mau berwisata di Atlantis Land, Adhitya Surya Hardiantoro mengaku telah memberikan diskon hingga 25 persen dari harga normal.

"Promo bulan Agustus ini tak hanya diskon, kami juga memberikan masker, hand sanitizer, kopi dan coklat sachet secara gratis yang kami berikan dipintu masuk," terangnya.

Tak hanya itu, Adhitya bersama tim juga tengah gencar melakukan berbagai upaya promosi lewat radio, surat kabar, hingga media sosial.

Atlantis Land juga memberikan hiburan air mancur menari dengan ketinggian belasan meter bersamaan dengan cahaya yang indah saat menjelang tutup (clossing) atlantis land.

Adhitya berharap kedepan pemerintah Kota Surabaya ikut serta mempromosikan pariwisata di Surabaya untuk mengajak masyarakat bergembira.

"Karena jika masyarakat bahagia imun mereka akan menjadi lebih kuat, jangan malah ditakut-takuti terus menerus yang akhirnya justru membuat masyarakat berpandangan wisata menjadi tempat cluster yang membahayakan," tutupnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved