Cirtizen Reporter
Tas Fashion dari Sampah, Solusi Gabrielle Agatha untuk Peduli Lingkungan lewat Tugas Akhir
Gabrielle Agatha ikut mencari solusi untuk masalah global itu sekaligus menjadi proyek bagi tugas akhir (TA)
SURYA.co.id | Kontribusi industri fashion pada perusakan lingkungan adalah lagu lama. Begitu juga dengan banyaknya limbah plastik di lautan.
Muak akan fakta-fakta tersebut, Gabrielle Agatha ikut mencari solusi untuk masalah global di atas.
Itu sekaligus menjadi proyek bagi tugas akhir (TA) mahasiswa Desain Komunikasi Visual UK Petra itu menciptakan MaraMeera.
Itu usaha kecil fashion yang fokus akan produk peduli lingkungan dan daur ulang.
“Sekarang produk MaraMeera itu baru tas. Badan tas ini dibuat dari limbah plastik sepenuhnya, sedangkan strap dari limbah kulit,” jelas dara yang akrab disebut Gaby.
Berangkat dari latar belakang desain grafis, estetika adalah salah satu hal yang ditonjolkan gadis berusia 22 tahun itu.
Salah satu inspirasinya dalam membuat tas juga dari pengalamannya dengan barang daur ulang dan estetika.
“Kalau berdasarkan risetku, mayoritas masyarakat belum mau pakai produk daur ulang. Karena dianggap kalah desain dan kualitasnya dengan fashion biasa,” jelas Gaby, Jumat (10/7/2020).
Dalam menyusun proyek TA, Gaby juga merasa mengurangi sampah yang sudah ada adalah hal yang cukup krusial.
Banyak gerakan untung mengurangi penggunaan plastik, tetapi bagaimana dengan limbah plastik yang sudah terlanjur ada di bumi?
Ia berharap dengan pengalamannya sebagai desainer, ia dapat menyulap limbah tidak hanya menjadi berguna tetapi juga memiliki nilai jual.
Selama proses pembuatan tas itu pun Gaby juga menemui banyak tantangan. Misalnya saja membuat cetakan untuk tasnya, mencari perajin limbah yang bisa menghasilkan tas berkualitas dan lainnya.
Akan tetapi, baginya ini semua terbayar lunas ketika produk pertamanya sudah jadi seutuhnya.
Tidak hanya berhenti pada tugas, Gaby juga sekarang sedang berencana merintis MaraMeera menjadi bisnis profesional.
Selain merasa dapat mengurangi limbah yang dihasilkan negara penghasil limbah kedua terbesar di dunia, Gaby berharap bisnisnya juga bisa membawa inspirasi ke mahasiswa-mahasiswa lain.
Ia berharap agar semua orang kalau memang memiliki sumber dayanya, agar memaksimalkan TA perkuliahan.
“Harus dipikirkan TA yang pasti bisa direalisasikan,” pungkasnya.
Elizabeth
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Petra
elisabethgvictory@gmail.com