Ekonomi Bisnis

Ekonomi Mulai Bangkit, PLB PT GMS Agresif Bidik Importir Bahan Baku

Pusat Logistik Berikat (PLB) PT Gunung Mas Samudera (GMS) segera membuka pelayanannya dan perdana bongkar impor bahan baku

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
sri handi lestari/suryamalang.com
Direktur PT GMS Iko Sukma Handriadianto (tengah) saat kegiatan bongkar perdana di PLB GMS yang mulai operasional meski masih pandemi covid-19, untuk mendorong percepatan kembali ekonomi Jatim. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Di bulan Agustus 2020 ini, ekonomi mulai bergerak lagi pasca pandemi Covid-19. Arus impor bahan baku yang masuk melalui pelabuhan-pelabuhan di Surabaya pun mulai bergerak.

Hal itu membuat Pusat Logistik Berikat (PLB) PT Gunung Mas Samudera (GMS) segera membuka pelayanannya dan perdana bongkar impor bahan baku digelar Sabtu (8/8/2020) di lokasi PLN GMS yang ada di kawasan Tambak Osowilangun, Surabaya. Director PT GMS, Iko Sukma Handriadianto, mengatakan pihaknya melihat optimisme pasar yang meningkat sejak bulan Juli 2020 lalu.

"Tidak hanya lokal, tapi juga global. Hal ini yang mendorong sektor usaha di lokal juga bergerak mengikuti kondisi global yang sudah mulai membuka diri dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat untuk tetap waspada pada virus Corona ini," ungkap Iko di sela kegiatan bongkar perdana empat kontainer komoditas pendukung sektor otomotif niaga di PLB GMS.

Apalagi pemerintah Indonesia juga mendorong industri untuk bergerak dengan memberikan banyak stimulus.

Hal itu harus dimanfaatkan pelaku usaha untuk bisa reborn dengan kinera usaha di semester I yang drop akibat pandemi.

Diakui Iko, para pengusaha di semester II ini tentunya sangat antusias untuk bergerak kembali, dengan berbagai kreasi dan upaya yang bisa diterima di pasar.

"Memang semua sektor banyak yang drop. Kecuali sektor industri makanan dan minuman serta industri kesehatan dan telekomunikasi," ungkap Iko.

Namun, antusiasme dirasakan hampir semua sektor, termasuk industri Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang memanfaatkan teknologi untuk pemasarannya.

"Nah kami di PLB GMS yang baru operasional di bulan ini, agresif mencari importir terutama untuk bahan baku industri termasuk UKM dengan pasar ekspor. Karena saat ini banyak industri UKM karena pemasarannya menggunakan teknologi, sudah mendapatkan pasar hingga ke luar negeri," jelas Iko.

Ia menyebut di antaranya masker fashion dan masker medis, di mana saat ini banyak UKM garment di Jatim, yang memproduksi masker fashion kemudian pemasarannya melalui e-commerce, media sosial yang mendapatkan permintaan dari Singapura, Malaysia, Taiwan, dan negara-negara Timur Tengah.

Hal itu mendorong permintaan bahan baku garmen yang tidak ada di lokal meningkat, sehingga UKM perlu bahan baku impor yang lebih terjangkau.

"Dan untuk hal itu, kami secara bertahap memberikan bantuan untuk menghubungkan ke importir kepada UKM. Melalui kerjasama kelompok UKM sejenis, impor bahan baku yang besar bisa dilakukan secara bersama, sehingga lebih ringan. Syaratnya UKM itu harus berbadan hukum dan kami siap memberikan pendampingan untuk edukasi dan sosialisasi," jelas Iko.

Apalagi saat ini ada stimulus bebas bea masuk bagi impor bahan baku untuk UKM, sehingga bisa dimanfaatkan untuk bisa menggerakkan ekonomi pasca pandemi.

Terkait PLB GMS, tidak hanya menyediakan lahan penumpukan dan bongkar muat bahan baku industri yang impor saja.

Tapi juga menyediakan area untuk packaging, pressing, labeling dan sejenisnya, sehingga masuk ke industri sudah siap pakai.

Total ada gudang seluas 5.400 meter persegi di atas lahan seluas 10.365 meter persegi.

Dilengkapi fasilitas open yard logistik yang melayani cross docking, area penumpukan terbuka, dan fasilitas empty container depo.

Iko menargetkan per bulan, bisa menerima kontainer hingga 400 teus.

"Hingga akhir tahun 2020 ini, kami targetkan bisa mencapai 70 - 80 persen dari target tersebut," tandas Iko.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved