Pemuda 15 Tahun Dicabuli 3 Waria saat Lewat Jalan Pintas, HP Satu-satunya Untuk Sekolah Dirampas

Pemuda 15 tahun mengalami trauma setelah dicabuli 3 waria saat melewati jalan pintas menuju rumahnya. HP satu-satunya untuk sekolah dirampas pelaku.

Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
medium.com via Tribunnews
Ilustrasi pencabulan 

Penulis: Alif Nur | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.CO.ID - Seorang pemuda berinisial RA (15) menjadi korban pencabulan oleh tiga orang waria yang biasa mangkal di sekitaran tempat tinggalnya.

Tidak hanya melakukan pencabulan, ketiga waria tersebut juga merampas ponsel satu-satunya yang dimiliki keluarga RA.

Sementara itu, RA kini masih dalam kondisi trauma setelah mengalami kejadian tak terduga tersebut.

Menurut kesaksian RA, ketiga waria tersebut memang biasa mangkal di wilayah tempat tinggalnya, di kawasan Pasar 26 Ilir Palembang.

Kronologi kejadian bermula saat RA hendak pulang setelah mengantar pacarnya.

Peristiwa itu terjadi di sebuah lorong yang berada di kawasan jalan merdeka kota Palembang, Jumat (1/7/2020) sekitar pukul 23.00 WIB.

Saat itu RA berjalan kaki seorang diri setelah mengantar pulang sang pacar yang rumahnya berada tak jauh dari gedung SMPN 1 di Jalan Pangeran Ario Kesuma Kecamatan Kemuning Palembang.

Dikarenakan hari sudah malam dan suasana sepi, pemuda itu memilih jalan pintas untuk tembus di jalan merdeka.

Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel "Remaja 15 Tahun Menangis Dicabuli 3 Waria, Pelaku Pegangi Kedua Tangan hingga Celana Korban"

"Saya sendirian, suasana juga sepi," ujar remaja putus sekolah ini.

Saat hampir keluar lorong yang berada di jalan merdeka tersebut, tiba-tiba dari arah belakang korban dikejutkan dengan tangan seseorang yang langsung memiting lehernya.

Tubuh korban juga didorong dan disandarkan pada tembok lorong tersebut.

Ketiga pelaku tersebut kemudian langsung melakukan aksi bejatnya terhadap korban.

"Sekitar 30 menit kemudian mereka baru melepaskan saya. Tapi sebelumnya mereka sudah merampas handphone saya," ujarnya.

Ia menyebut ketiga waria memegangi tangan serta celananya.

"Mereka seperti keroyokan, ada tiga pelakunya. Satu memegangi tangan kanan saya, satunya lagi tangan kiri saya.

Dan satu pelaku lagi langsung menurunkan celana saya," ujar RA saat ditemui di kediamannya, Sabtu (1/7/2020).

Tak cukup sampai di situ, setelah melakukan aksi bejatnya, ketiga pelaku juga langsung merampas telepon genggam milik korban.

RA yang masih begitu muda, hanya bisa menangis sejadi-jadinya saat kejadian itu.

"Saya ditinggalkan begitu saja. Saya sempat teriak supaya handphone jangan dibawa kabur, soalnya itu punya ibu saya dan adik juga sekarang sekolah online pakai (handphone) itu."

Namun, usahanya tersebut gagal, bahkan ia sempat diancam oleh ketiga pelaku.

"Tapi mereka malah bentak saya dan bilang kalau kamu mau handphone ini, panggil orang tua kamu kesini," cerita RA dengan wajah yang terlihat begitu lesu.

Saat kabur ketiga pelaku langsung lari dan berpencar.

Dua orang berlari ke arah gedung SMPN 1 dan satu pelaku lagi langsung melambaikan tangan ke arah pengemudi sepeda motor jenis Scoopy yang diduga RA sudah menunggu dari kejauhan.

"Motor itu nunggu di seberang jalan dan langsung dipanggil sama banci yang satunya," ujar dia.

RA mengaku masih mengingat benar wajar dari ketiga pelaku.

Sebab menurutnya, ketiga pelaku sering lewat atau mangkal di sekitaran rumahnya yang dikatakan RA cukup banyak waria saat malam hari.

"Mereka benar-benar berdandan seperti perempuan, pakai baju seperti gaun sampai batas dengkul seperti perempuan. Pakai rambut palsu juga," ujarnya.

RA mengaku begitu sedih bila mengingat peristiwa mengerikan yang sudah dialaminya.

Bahkan bocah tersebut kehilangan nafsu makan dan sulit tidur sebab terus teringat peristiwa yang sudah dialaminya.

"Iya trauma sekali," ujar RA dengan mata berkaca-kaca menahan tangis.

Sementara itu, Ai (35) ayah kandung RA mengaku sangat tidak terima dengan peristiwa yang menimpa anak pertamanya tersebut.

Tak hanya itu, Ayah dua ini juga begitu bingung sebab handphone yang berhasil dirampas ketiga pelaku dari tangan RA, merupakan satu-satunya milik keluarga mereka.

"Anak saya yang bungsu (adik RA) sekarang juga sekolah via online. Cuma itu handphone yang kami punya. Sekarang saya sama istri lagi bingung, gimana nanti anak kami mau sekolah," ujarnya.

Pihak keluarga sangat berharap agar para pelaku bisa segera tertangkap.

Untuk itu Ai juga sudah mendatangi kantor kepolisian untuk membuat laporan.

"Tapi laporan kami belum diterima dan diminta datang lagi hari Senin karena katanya belum ada yang piket. Mungkin karena masih suasana lebaran," ujarnya.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved