Berita Surabaya
Kronologi Pengeroyokan di Sukolilo Surabaya yang Menewaskan Pemuda 26 Tahun
Seorang pemuda 26 tahun tewas dikeroyok di Sukolilo, Surabaya. Ini kronologinya versi kakak korban yang saat kejadian juga ada di lokasi
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Eben Haezer Panca
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi
SURYA.co.id | SURABAYA - Kronologi pengeroyokan di Sukolilo, Surabaya, yang dilakukan sekelompok orang hingga mengakibatkan Ariska Tri Yulianto (26) tewas, akhirnya terungkap.
Kakak korban, Bagus Yulianto (36) menuturkan, insiden pengeroyokan itu bermula saat dirinya dan adiknya mengantar dua orang teman ke sebuah kosan di kawasan Jalan Medokan Semampir Selatan.
Keduanya mengendarai motor yang berbeda, dan saling berboncengan.
"Goncengan adik saya sama temannya. Saya sama tetangga saya. Iya 2 motor. Saya ngantarkan teman," ujarnya saat ditemui awak media di rumah duka, di Jalan Medokan Semampir Tengah, Sukolilo, Surabaya, Minggu (2/8/2020).
Setibanya di kawasan Jalan Raya Medokan Semampir, Sukolilo, Surabaya, ungkap Bagus, entah apa penyebabnya, pihaknya dihentikan oleh sekelompok orang tak dikenal.
"Saya kan di jalan raya medokan semampir situ. Jadi berhenti gak tahunya di depan ada anak minum," jelasnya.
Seingat Bagus, sekelompok anak muda tak dikenal itu sempat mengumpat ke arahnya, seraya berteriak keras.
"Anak sana yang teriak teriak. Bukan sini. Iya diam. Sesama tarung gitu. Kan ada temannya dengar, kan tahu datang nyamperin aku. Langsung dipotong (jalan), enggak (dihadang), ya dia berhenti," terangnya.
Tak begitu jelas pemicunya, ungkap Bagus, salah satu orang tak dikenal itu melakukan penyerangan dengan melayangkan pukulan ke arah adiknya, Aris.
Lantaran tak terima adiknya diperlakukan kasar. Bagus mengaku sempat membalas pukulan si penyerang adiknya.
Di situlah bentrokan antar kedua belah pihak pecah. Dan bentrokan tersebut makin runyam setelah sekelompok orang yang sebelumnya sempat terlibat baku hantam meminta bantuan rekan-rekannya yang lain.
"Saya enggak tahu pasti. Adikku dipukul, aku turun dari motor lalu mukul yang mukul adik saya," jelasnya.
Disinggung mengenai luka tusuk pada bagian pusar yang menyebabkan adiknya terkapar, Bagus mengaku tak mengetahui persis siapa pelaku yang membawa benda sajam tersebut.
Pasalnya, situasi saat itu makin tak terkendali. Kejadian yang paling diingatnya, adalah ketika adiknya, Aris, tergolek lemas, tak bergerak, dan tewas, di bahu jalan.
"Penusukan saya enggak tahu. Aku habis tengkar, agak ke barat, adik saya sudah terkapar di jalan, atau ditengah," pungkasnya.