Berita Surabaya
Cara SMK BLUD di Surabaya Bisa Dapat Pemasukan Maksimal saat Pandemi Covid-19
SMK berstastus BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) di Jatim menghadapi tantangn besar selama pandemi Covid-19
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Fatkhul Alami
Editor: Fatkhul Alami
SURYA.co.id | SURABAYA - SMK berstastus BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) di Jatim menghadapi tantangn besar selama pandemi Covid-19. Sekolah harus memikirkan strategi agar usaha yang dijalankan sekolah bisa berjalan.
SMKN 1 Surabaya, mislanya. Dari sembilan kompetensi keahlian, hanya jurusan DBD (Bisnis Daring dan Pemasaran) dengan Smesamart, koperasi siswa dan produk-produk kreatif dari jurusan Multimedia yang masih bertahan.
Pelaksana BLUD SMKN 1 Surabaya, Sulam mengatakan, dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini sebagian unit produksi sekolah harus berhenti. Dan sebagiannya lagi harus tetap berjalan.
Misalnya saja untuk bidang Smesa Edu Hotel, Aula, layanan fasilitas jual paket jaringan internet seharian, misalnya pelayanan WIFI seharian yang terpaksa tidak bisa dijalankan karena dampak pandemi Covid-19.
"Kami akui memang masa ini berat bagi kami. Jalan keluarnya ya kita optimalkan bidang-bidang yang bisa tetap bisa berjalan untuk menghasilkan income," ujarnya,Sabtu (1/8/2020).
Meskipun demikian, diakuinya, target pendapatan BLUD sekolah mengalami penurunan secara dratis. Karenanya, Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Negara (BPKAD) mengubah target pendapatan.
"Awalnya target dalam setahyn Rp 1,9 milyar. Karena pandemi ini yang semua aspek juga kena dampaknya diturunkan menjadi 1,2 miliar. Kita sama-sama berharap keadaan ini segera pulih," urainya.
Hal yang sama juga dialami SMKN 6 Surabaya.
Kepala SMKN 6 Surabaya, Bahrun hanya ada beberapa produksi dan jasa yang bisa dioptimalkan selama pandemi saat ini.
Seperti katering dari bidang keahlian jasa boga, pembuatan masker dan APD (alat pelindung diri) dari bidang keahlian busama butik dan layanan laundri yang sementara di peruntukkan bagi internal sekolah.
"Untuk transportasi yang bergerak di bidang travel masih belum bisa. Kalaupun bisa pasti nanti nunggu lampu hijau dari Dinas (Dindik Jatim) karena masih ada di zona merah," ujarnya.
Sementara untuk Aula sekolah yang semula untuk persewaan gedung pernikahan harus berhenti. Bahkan pihaknya berencana untuk alih fungsi aula menjadi persewaan lapangan olahraga indoor.
Sedangkan untuk persewaan paket wisata, pihaknya masih menunggu perkembangan Covid-19 ke depan.
"Jika diizinkan layanan ini sepertinya yang dekat-dekat Surabaya dan sekitarnya dulu," tuturnya.