Persebaya Surabaya
Dua Mantan Pemain Kenang Momen saat Persebaya Surabaya Juara Liga Indonesia 23 Tahun Silam
Malam final Liga Indonesia musim 19967/1997 pada 23 tahun silam merupakan malam bersejarah bagi Persebaya.
Penulis: Khairul Amin | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Malam final Liga Indonesia musim 19967/1997 pada 23 tahun silam merupakan malam bersejarah bagi Persebaya.
Malam itu, Persebaya berhasil menjuarai Liga Indonesia musim 1996/1997 setelah di final menaklukkan Bandung Raya dengan skor 3-1.
Jika menilik secara komposisi pemain, Persebaya bisa menjadi juara bukan tanpa alasan.
Pasalnya, kala itu Bajul Ijo diperkuat sejumlah nama besar berlabel timnas.
Nama-nama seperti Khairil Anwar, Uston Nawawi, hingga kapten Aji Santoso menghiasi daftar susunan pemain.
Itu belum termasuk beberapa pemain asing berkualitas seperti Carlos de Mello dan Jacksen F. Tiago yang menjadikan Persebaya semakin ditakuti lawan dengan racikan mumpuni (alm) Rusdy Bahalwan.
Meski akhirnya keluar sebagai juara, kata salah satu pemain asing waktu itu, Jacksen F Tiago, awal babak pertama sempat mengalami kebuntuan.
Hingga akhirnya pada menit ke-58, Aji santoso mencetak gol pertama Persebaya lewat titik putih.
Stadion Gelora Bung Karno kembali bergemuruh saat Jacksen dan Reinald Peiters membawa Persebaya unggul 3-0.
Sementara, Bandung Raya hanya mendapat gol hiburan lewat kaki Budiman di menit ke-84.
“Pertandingan yang berjalan normal. Kami tahu bahwa laga akan berjalan sengit. Buktinya tidak ada gol di babak pertama. Kami cuma butuh satu kesempatan. Begitu kesempatan itu tiba, kami akan cetak gol,” kenang Jacksen seperti dikutip dari laman resmi Persebaya.
Sedang Bejo Sugiantoro yang kala itu menjadi pemain muda penuh bakat, menganggap bahwa pertandingan final sebagai ajang pembuktian dirinya.
Bejo menilai bahwa laga final, baginya sebagai pemain muda merupakan ujian berat, apalagi lawan yang dihadapi juga dihuni pemain kelas satu.
“Sebagai pemain muda tentu akan menjadi suatu kebanggaan jika bisa menghentikan pemain-pemain top di Bandung Raya," ucap Bejo.
"Cuma sayang, saya lupa tukar jersey dengan idola, Herry Kiswanto. Waktu itu saya terlalu ber-euforia dengan pesta kemenangan,” pungkasnya.