Struk ATM dan Data KPU Jadi Senjata Pembobol Rekening Bank, Pengamat Siber Ungkap Cara Pengamanan

Para pembobol rekening bank di Sumatera Selatan ternyata menggunakan struk ATM dan data KPU untuk menjalankan aksinya. Begini saran pengamat siber

Istimewa/Kompas.com
Ilustrasi struk ATM jadi senjata pembobol rekening bank 

SURYA.co.id - Para pembobol rekening bank di Sumatera Selatan ternyata menggunakan struk ATM dan data KPU untuk menjalankan aksinya.

Modus pembobolan rekening bank ini memang baru pertama kali terjadi dan langsung menyita perhatian publik.

Pada umumnya struk ATM memang tak menyimpan informasi detail data nasabah dan biasanya dibuang ke tempat sampah.

Tapi lain cerita jika struk ATM tersebut dikombinasi dengan data dari KPU.

Bagaimana Struk ATM Bisa Dipakai untuk Bobol Rekening Bank? Begini Analisis Dosen Ilmu Komputer UNS

Kombinasi itulah yang menjadi senjata para pelaku untuk membobol rekening bank dan mengambil ratusan juta rupiah.

Rinciannya, Bank Lampung dengan total kerugian Rp 70 juta, Bank Sultra di Kendari dengan total kerugian Rp 120 juta, dan Bank Sumsel Babel dengan total kerugian Rp 116 juta.

Kepala Lembaga riset siber CISSReC (Communication and Information System Security Research Center), Pratama Persadha mengatakan, penggunaan data KPU sebagai salah satu sumber data untuk aksi kejahatan memang mengkhawatirkan.

Menurut Pratama, KPU harus meningkatkan sistem keamanan data.

"Meski saat ini data nomor KTP dan KK sudah “ditutup”, namun data yang beredar sudah terlanjur menjadi konsumsi publik dan menjadi bahan baku penipuan," jelas Pratama melalui pesan singkat.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Soal Pembobolan Rekening Pakai Setruk ATM dan Data KPU, Ini Saran Pengamat Siber'

Pratama menjelaskan ada dua cara yang harus dilakukan untuk meningkatkan perlindungan, yakni keamanan sistem informasi dan pengamanan data itu sendiri.

KPU juga perlu melakukan digital forensic dan penetration test, serta memastikan sumber daya manusia (SDM) dan vendor pendukung sudah menggunakan teknologi terkini dan paling aman.

Selain itu, penggunaan enkripsi perlu dilakukan secara menyeluruh pada data masyarakat yang dihimpun dan dikelola.

"KPU perlu menjadikan keamanan siber sebagai budaya lembaga.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved