KPU Gresik Paparkan Kendala yang Ditemui di Lapangan Saat Proses Coklit

SURYA.CO.ID, GRESIK - Sejak tanggal 15 Juli 2020, 2.264 Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) di Kabupaten Gresik melakukan pencocokan dan penelitian (Coklit).

Anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Divisi SDM Parmas Kecamatan Duduksampeyan, Suliyawati mengaku selalu melakukan monitoring ke setiap PPS.

Pihaknya selalu monitoring dan mengingatkan apa saja yang harus dibawa oleh petugas coklit.

"Seperti membawa model form model AA.1-KWK dan model AA.2-KWK,” kata Sulisyawati, Jumat (24/7/2020).

Nah, saat dilapangan, petugas menemukan data calon pemilih yang tempat tinggalnya tidak sesuai Kartu Keluarga (KK).

"Seperti di Desa Keramat misalnya, seorang calon pemilih tidak lagi tinggal bersama orang tuanya. Namun dia masih tercatat dalam KK tersebut," kata dia.

Temuan lainnya, seperti suami istri yang sudah bercerai tapi masih tercatat di KK yang sama.

“Langsung kami perintahkan untuk menindaklanjuti, sehingga dalam coklit ini bisa menghasilkan data yang akurat. Ketika petugas melihat temuan seperti ini," pungkasnya.

Komisioner KPU Gresik Divisi Perencanaan dan Data, Abdullah Sidiq Notonegoro menuturkan ada tiga hal kendala yang dihadapi oleh tim di lapangan.

"Seperti beberapa kawasan perumahan yang warganya sulit atau enggan untuk ditemui," kata dia.

Sering kali proses coklit yang dilakukan oleh PPDP cenderung diarahkan untuk langsung ke ketua RT.

Bahkan, proses coklit dilakukan dengan video call, sebab pemilih menjalani karantina karena reaktif atau dinyatakan positif covid-19.

Sementara itu, beberapa PPDP di Gresik saat ini masih dalam proses rapid test, sebagai syarat yang ditentukan KPU Pusat agar bisa menjalankan tugasnya sebelum turun ke lapangan.