Berita Internasional

Hanya Satu Pilihan Agar Survive, Yaitu Berubah

keterkungkungan bukan alasan seorang manusia untuk tidak berpikir. Medsos sekarang primadona dunia untuk menjembatani interaksi

Penulis: Deddy Humana | Editor: Deddy Humana
ist/kompas
ilustrasi virus Corona 

SURYA.CO.ID, MELBOURNE - Banyak yang harus berubah demi beradaptasi dengan penyebaran virus nano bernama Covid-19, termasuk ketika banyak orang harus berdiam di rumah setelah kehilangan pekerjaan. Dan sebagian kalangan muda di Melbourne, negara bagian Victoria, Australia malah menjadi inspirasi dengan daya juang dan kreativitasnya di tengah pandemi.

Data dari Australian Bureau of Statistics menunjukkan bahwa 9,9 persen tenaga kerja di bawah usia 20 tahun sudah kehilangan pekerjaannya sejak 14 Maret silam. Dan angka itu diperkirakan lebih tinggi di luar perkotaan.

Salah satu yang kehilangan sumber penghidupannya adalah Lunor Folly (19), sejak pandemi itu dimulai di Australia awal Maret lalu. Lunor yang sebelumnya menjadi pekerja harian di sebuah pusat kebudayaan lokal Victoria, harus kembali ke rumah.

Dalam karantina mandirinya, Lunor mengaku bahwa keterkungkungan bukan alasan seorang manusia untuk tidak berpikir. Ia melirik media sosial (medsos), sarana yang sekarang menjadi primadona semua manusia di dunia untuk menjembatani interaksi sosial.

"Situasi ini harus memaksa kita berpikir, jadi kita harus melakukan sesuatu jadi saat (wabah) kelak berulang, saya masih punya pekerjaan," tutur remaja kekar di dilansir laman ABC.net.au.

Lunor punya hobi olahraga seperti fitness dan sejenisnya, dan itu dioptimalkan dengan mengunggah video kegiatannya berolahraga. Ia melakukannya bersama beberapa temannya yang juga mencoba mengais rezeki secara online, lewat YouTube atau Facebook dan Instagram.

"Mungkin ada 10 orang berbeda yang sangat bergantung pada YouTube dan menjadikannya alat untuk mencari uang," terangnya.

Mendapatkan sesuatu untuk survive bisa dilakukan secara normal yaitu keluar rumah, tetapi juga bisa melakukannya di rumah. Lunor memilih untuk berubah karena merupakan caranya beradaptasi dan agar terus berpikir.

Menurut pendiri Australian Centre for Rural Entrepreneurship, Matt Pfahlert, pihaknya selama membekali anak-anak muda di wilayah Victoria agar merintis usaha mandiri. "Jadi kami perlu membekali kalangan pekerja muda itu dengan cara berbeda pula. Kita dituntut melalui transisi, dari para kalangan muda pencari kerja menjadi mereka yang setara yaitu pencipta lapangan pekerjaan," terang Pfahlert.

Di setiap negara bagian di Australia, sistem pendidikannya tidak selalu sama dan Pfahlert mengakui tidak bernilai entrepreneurship bagi lulusannya. Menurutnya, banyak anak muda yang ingin melakukan sesuatu yang berbeda, tetapi tidak tahu di mana mendapat bimbingan.

Selain Lunor Folly, contoh anak muda yang bisa menginspirasi adalah Jordan Cassells (19) karena memilih berkreasi lewat medsos setelah terpaksa 'pensiun sementara' dari pekerjaannya di sebuah hotel di Ballarat. Itu juga karena Corona.

"Setelah itu saya ingin memastikan bahwa uang tabungan saya terus ada, tetapi yang menakutkan saya, adalah waktu," tutur Cassells.

Bosan menunggu surat-surat lamaran pekerjaannya dijawab, Cassells memutuskan untuk memulai sendiri. Ia mulai menekuni bisnis penulisan freelance, dan membuka kursus musik secara online dalam program yang diberikan pemerintah daerah.

Seperti anak seusianya, Cassells tidak menyerah, tetapi menempuh cara berbeda dan berubah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved