Dampak Nge-game Selama Lockdown: Remaja Ini Stroke Otak dan Lumpuh'

Akibat kurang istirahat dan kecanduan game tersebut, Xiaobin didiagnosis menderita stroke otak setelah dilakukan CT Scan.

Editor: Suyanto
TRIBUNNEWS.com
Remaja China yang lumpuh akibat main game terlalu lama, dirawat di RS 

SURYA.co.id I BEIJINg - Main game online berlebihan memiliki dampak yang sangat buruk. Contohnya, seorang remaja di Tiongkok mengalami kelumpuhan pada tubuhnya setelah ia kecanduan bermain video game komputer.

Ia tidak dapat menggerakkan lengan dan tangan kirinya karena terlalu sering bermain game dalam sebulan terakhir.  Remaja lelaki berusia 15 tahun tersebut terus-terusan bermain video game selama 22 jam setiap harinya.

Dilansir dari Dailymail, ia kemudian dilarikan ke rumah sakit di kota Nanning di China Selatan setelah tiba-tiba pingsan di rumah.

Kemudian, Nanning Television memberitakan jika anak tersebut telah mendapat perawatan di Rumah Sakit Jiangbin di provinsi Guangxi sejak insiden itu.

Ibunya mengatakan bahwa putranya menghabiskan sebagian besar waktunya di kamarnya selama penutupan sekolah.

Ketika orang tuanya bertanya apa yang dia lakukan, ia selalu menjawab bahwa dia mengambil kelas online.

"Dia selalu menutup jendela dan mengunci pintu, kami tidak tau apa yang ia lakukan di sana," kata ibunya kepada wartawan setempat.

Sang ibu kemudian menemukan bahwa anaknya, Xiaobin, telah bermain game komputer tanpa henti selama 22 jam sehari.

"Saya melihat percakapan online-nya dengan teman-teman. Dia mengatakan dia tidak cukup istirahat dan tidur paling banyak dua jam sehari," ungkapnya.

Akibat kurang istirahat dan kecanduan game tersebut, Xiaobin didiagnosis menderita stroke otak setelah dilakukan CT Scan.

Parahnya, ia juga kehilangan indera perasanya di bagian lengan dan tangan kirinya yang berakhir kelumpuhan.

Dr Li, seorang spesialis otak di rumah sakit, mengatakan bahwa kondisi bocah lelaki itu disebabkan oleh gaya hidupnya yang tidak sehat dari bermain-main game komputer dan begadang.

Dia mengatakan kepada media lokal: ‘Alasan utamanya adalah dia memiliki pola tidur dan makan yang tidak teratur karena dia tidak di sekolah. Orang tua juga terlalu menoleransi perilakunya.

"Kurangnya gizi dan istirahat telah menyebabkan berkurangnya jumlah darah dan oksigen di otaknya dan menyebabkan stroke otak," kata Dr Li.
Gamer muda itu telah menerima perawatan rehabilitasi di rumah sakit Nanning.

Dr Jin, kepala terapis di fasilitas itu, mengatakan bahwa sulit untuk menentukan apakah Xiaobin dapat sepenuhnya pulih.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved