Kasus Pendaki Hilang, Berikut 9 Pedoman yang Dapat Dilakukan Ketika Tersesat di Gunung

Kasus pendaki hilang kembali mencuat dalam sepekan ini. Berikut 9 panduan yang dapat kamu ikuti apabila tersesat di gunung

Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Adrianus Adhi
Tribunnewswiki
Foto Gunung Penanggungan 

SURYA.co.id, Surabaya - Kasus pendaki hilang kembali mencuat dalam sepekan ini. Berikut 9 panduan yang dapat kamu ikuti apabila tersesat di gunung, Senin (6/7/2020).

Dalam sepekan ini, sudah terdapat dua kasus pendaki gunung yang hilang.

Pada hari Sabtu (4/7/2020), dikabarkan bahwa seorang pendaki menghilang dari rombongannya di gunung Guntur, Garut.

Pendaki yang hilang tersebut telah ditemukan pada Minggu (5/7/2020) dalam kondisi selamat, tak berbusana dan berada jauh dari tenda yang ia tempati bersama rombongannya.

Pendaki Hilang di Gunung Guntur Garut
Ilustrasi Pendaki Hilang di Gunung Guntur Garut (Kolase Foto Surya/Kompas.com/Freepik)

Sementara itu, hari ini Senin (6/7/2020), dikabarkan bahwa dua pendaki hilang di Gunung Penanggungan Mojokerto.

Hingga berita ini ditulis, dua pendaki yang hilang di Gunung Penanggungan tersebut masih belum ditemukan.

Mendaki gunung menjadi hobi yang banyak digemari oleh anak muda.

Meski digemari oleh sebagian anak muda, kegiatan mendaki gunung adalah kegiatan yang mempunyai resiko cukup tinggi.

Resiko ini datang dalam kondisi tersesat, sampai jatuh ke tebing jurang.

Berbagai persiapan tentu harus matang sebelum seseorang melakukan aktivitas mendaki gunung, mulai dari kesiapan fisik, hingga kebutuhan logistik kala mendaki.

Selain itu, informasi jalur yang dapat dilewati juga penting untuk mengetahui arah yang harus ditempuh hingga sampai puncak.

Dalam kasus ini, apabila terjadi hal darurat seperti tersesat di gunung, anda dapat melakukan beberapa pedoman yang telah dirangkum oleh Surya.co.id berikut ini.

Dilansir dari Tribunbatam.id, berikut 9 pedoman yang harus dilakukan jika tersesat saat menjelajah hutan atau mendaki gunung dari IndoSurvival.com :

1. S.T.O.P

Jika kalian menyadari bahwa kalian saat ini sedang tersesat, maka hal terbaik yang bisa kalian lakukan adalah STOP, alias berhenti dahulu. STOP adalah kepanjangan dari Stop, Observe, Think, dan Plan, alias berhenti, amati, berpikir, dan berencana.

Dengan berhenti maka kita akan meredam rasa panik supaya bisa berpikir lebih jernih. Dengan berpikir jernih, mungkin kita bisa mengingat kembali jalan yang telah kita lewati.

2. Membuat Api Unggun

Jika kalian sudah berusaha mencari jalan namun belum juga ketemu, maka buatlah api unggun kecil dengan bahan bakar dari alam sekitar seperti ranting, dedaunan kering, semak, dll yang bisa menghasilkan banyak asap.

Api Unggun
Api Unggun (Freepik)

Selain sebagai sarana untuk perlindungan diri, asap dari api ini bisa memberitahukan keberadaan kamu kepada tim penyelamat.

3. Membuat Shelter untuk Berlindung

Jika kalian membawa tenda maka dirikanlah tenda tersebut, namun jika tidak ada tenda kalian bisa membuat bivak shelter darurat dengan dengan bahan-bahan yang tersedia disekitar seperti ranting dan dedaunan. Pastikan tempat berlindung tidak terlalu tersembunyiu agar mudah di temukan.

Demikianlah beberapa pedoman sebagai panduan sobat jika sewaktu-waktu mengalami musibah tersesat di hutan. Kebanyakan korban meninggal saat tersesat dikarenakan kecelakaan, sakit (hipotermia), dll. Sedikit yang meninggal karena kelaparan atau dehidrasi. Maka dari itu menjaga kesehatan dan keamanan diri saat berkegiatan luar ruang merupakan hal paling vital yang perlu kalian perhatikan.

4. Membuat Sinyal atau Tanda S.O.S

Selain mencari jalan, kalian bisa mencoba membuat tanda SOS darurat sebagai usaha untuk memberitahu bahwa kalian butuh bantuan dan untuk memberitahu lokasi kalian berada saat itu.

Ada macam tanda SOS darurat, dari membuat sinyal api, sinyal asap , suara, cahaya, dll. Kalian bisa membacanya di artikel berikut, Macam-Macam Sinyal SOS dalam Keadaan Darurat

5. Navigasi & Positioning

kalian wajib mempelajari ilmu navigasi sebelum berangkat menjelajah atau mendaki. Setiap individu dalam tim harus mengetahui teknik-teknik menggunakan kompas atau menentukan arah melalui tanda alam (jika kompas tidak dapat di andalkan).

Dengan mengetahui posisi kita, kemungkinan untuk selamat dari tersesat di hutan akan lebih banyak. Apalagi jika sebelumnya kita mengetahui dimana arah basecamp.

6. Jelajahi daerah sekitar

Jangan takut untuk menjelajahi daerah di sekitar tempat kalian berada. Dengan menjelajahi daerah sekitar, mungkin kalian akan menemukan jalur pendakian, sungai, atau hal-hal lain yang dapat membantumu untuk kembali pulang.

Tapi perlu diingat, sebelum menjelajah, kalian harus membuat tanda jejak seperti pada pedoman pertama tadi supaya kalian bisa kembali lagi ke titik awal dan tidak tersesat terlalu jauh.

7. Tinggalkan Tanda jejak

Jika sobat tersesat, sebelum melangkah lebih jauh ada baiknya untuk meninggalkan jejak atau tanda yang bisa menunjukkan arah kembali kita ke titik semula.

Ilustrasi Jejak Kaki
Ilustrasi Jejak Kaki (Freepik)

Tanda jejak ini dapat berupa kain, tali, tumpukan batu, kertas, atau apapun yang bisa ditempatkan di pohon, ranting, atau tanah. Jadi jika kalian tidak tahu lagi arahnya makan kalian bisa kembali ke titik semula.

8. Cari Tempat yang Terbuka

Usahakan jika memungkinkan carilah tempat terbuka, hindari berjalan didalam hutan. Dengan berjalan di tempat terbuka kita akan lebih leluasa untuk melihat keadaan sekitar.

Jika tersesat saat mendaki gunung maka ikutilah jalan di punggungan atau igir gunung yang lebih mudah terlihat orang lain daripada di dalam hutan atau lembah. Selain itu, kebanyakan jalur pendakian dibuat didaerah punggung gunung.

9. Mencari Sumber Air atau Sungai

Jika saat penjelajahan kalian menemukan sungai maka buatlah camp di dekat sungai. Dengan membuat camp di dekat air maka kalian bisa menggantungkan hidup sementara disitu sampai bantuan datang. Minimal masalah dehidrasi sedikit teratasi.

Kalian bisa mengikuti sungai ke arah hilir / arah kemana sungai mengalir sebagai salah satu cara untuk kembali ke peradaban dengan catatan sungai tersebut adalah sungai kecil dan berhati-hatilah dengan kemungkinan adanya binatang buas karena sungai adalah tempat minumnya binatang hutan

Identitas Dua Pendaki Asal Surabaya yang Dikabarkan Hilang di Gunung Penanggungan Mojokerto

Tim relawan bersama masyarakat melakukan pencarian tehadap dua pendaki yang dikabarkan hilang di Gunung Penanggungan, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Senin (6/7/2020).

Dari informasi di lapangan, identitas dua pendaki yang dikabarkan hilang di Gunung Penanggungan Mojokerto yaitu bernama Yahya Muchyiddin (26) warga Kelurahan Lontar, Kecamatan Sambikerep, Surabaya.

Sedangkan, pendaki wanita bernama Meilani Dwi Krismonika (22) warga Simogunung, Kelurahan Banyuurip, Kecamatan Sawahan, Surabaya.

"Proses pencarian dua pendaki di Gunung Penanggungan dilakukan bersama warga setempat dibantu tim relawan, anggota Polres Mojokerto, Kodim 0815 Mojokerto," ungkap Kades Kunjorowesi, Darsono melalui sambungan telepon, Senin (6/7/2020).

Ia mengatakan, pihaknya memastikan keberadaan dua pendaki masih berada di bawah area puncak kawasan Gunung Penanggungan.

"Nanti kami pastikan, kemungkinan dua pendaki itu tersesat atau kelelahan," jelasnya.

Seperti yang diberitakan, dua pendaki asal Kota Surabaya dikabarkan hilang di Gunung Penanggungan, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto.

Kedua pendaki tersebut berangkat dari jalur pendakian via Telogo, Dusun Kandangan, Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, pada Sabtu (4/7/2020) malam.

Rombongan hanya dua pendaki perempuan dan laki-laki bernama Yahya dilaporkan belum kembali di Basecamp Gunung Penanggungan Mojokerto jalur Telogo. (Mohammad Romadoni/Danang Setiawan/Abdullah Faqih/Surya.co.id).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved