SBMPTN 2020
Peserta UTBK 2020 di Surabaya Keluhkan Informasi yang Mendadak dan Biaya Rapid Test Mahal
Menurut calon mahasiswa, jika Pemkot Surabaya mewajibkan aturan tersebut, juga harus memfasilitasi biaya rapid test.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Selain informasi yang dinilai serba mendadak, banyak calon mahasiswa peserta UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) dalam SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) 2020 di Surabaya yang mengeluhkan soal ketentuan wajib melakukan rapid test atau swab tes. Karena jika dilakukan secara tes mandiri, dianggap biayanya memberatkan bagi mereka.
Seperti yang disampaikan Ilyas Kurniawan, salah satu calon mahasiswa yang akan melakukan rapid test di Laboratorium Klinik Pramita yang berlokasi di Jalan Ngagel Jaya Tengah Surabaya, Jumat (3/7/2020).
Dirinya terpaksa mengikuti rapid test mandiri karena sebagai syarat wajib untuk bisa mengikuti UTBK dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020, pada Minggu (5/7/2020).
Namun menurutnya, biaya yang harus dikeluarkan terbilang mahal.
"Mahal buat rapid test harus keluar uang 200 ribu," kata Ilyas, Jumat (3/7/2020).
Mustinya, kata Ilyas, jika Pemkot Surabaya mewajibkan aturan tersebut, juga harus memfasilitasi biaya pengecekan.
"Ya kan yang mengeluarkan aturan Pemkot Surabaya. Ya harusnya fasilitasi kami dong. Tapi malah disuruh cek sendiri," ucapnya.
Saat disinggung tentang Pemerintah Surabaya yang kini sudah memfasilitasi rapid test gratis di beberapa lokasi perguruan tinggi bagi peserta bidik misi dan warga asli Surabaya, Ilyas juga menilai informasi itu terlalu mendadak.
"Ya bagaimana ya, itu info wajib rapid test mendadak. Yang gratis pun juga mendadak. Memang UTBK ada 2 gelombang, tapi kasihan yang tes awal-awal. Mencoba tes yang di tempat gratis penuh, ya larinya tes mandiri karena takut gak terlambat," ucapnya.