Siap Hadapi Teror KKB Papua, Ribuan TNI-Polri Siaga dan Dapat Tambahan Pasukan, Berikut 4 Faktanya

Hari ini, Rabu 1 Juli 2020, ribuan pasukan gabungan TNI-Polri sudah bersiap menghadapi teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau KKB Papua.

Kolase capture Antara dan IST/Tribun Manado
Ilustrasi: Siap Hadapi Teror KKB Papua, Ribuan TNI-Polri Siaga dan Dapat Tambahan Pasukan 

SURYA.co.id - Hari ini, Rabu 1 Juli 2020, ribuan pasukan gabungan TNI-Polri sudah bersiap menghadapi teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Hal ini lantaran tanggal 1 Juli diklaim oleh KKB Papua sebagai Hari Kemerdekaan Papua Barat.

Melansir dari Antara, aparat memantau pergerakan KKB Papua yang hingga kini masih kerap melakukan aksi teror dan penembakan terhadap aparat TNI-Polri.

Di samping itu, TNI-Polri di Papua juga mendapat tambahan pasukan dari Polda Jawa Barat.

Berikut rangkuman faktanya.

1. Ada 3 daerah rawan

Ada 3 daerah rawan teror KKB Papua yang saat ini dijaga ketat oleh TNI-Polri.

Tiga daerah tersebut adalah Kabupaten Mimika, Kabupaten Intan Jaya, dan Kabupaten Nduga.

Ribuan personel telah disiagakan untuk mengantisipasi aksi KKB Papua di ketiga daerah tersebut.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw meminta agar aparat TNI-Polri meningkatkan kewaspadaan.

2. Dapat tambahan pasukan

Selain itu, TNI-Polri di Papua juga mendapat tambahan pasukan sebanyak 96 personel Brimob dari Polda Jawa Barat.

Wakil Kepala Polda Jawa Barat, Brigadir Jenderal Polisi Akhmad Wiyagus, menyampaikan para personel itu bakal bertugas selama enam bulan ke depan di wilayah Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua.

Akhmad mengaku hal ini merupakan suatu kehormatan dapat membantu mengamankan Papua dari teror KKB Papua.

"Hal ini merupakan suatu kehormatan dan kepercayaan bagi jajaran Sat Brimob Polda Jawa Barat.

Mengingat situasi dan kondisi Kamtibmas di Papua saat ini sangat fluktuatif yang dipicu tindakan KKB Papua yang melakukan gangguan keamanan dan ketertiban" kata dia, dalam keterangannya di Bandung, Senin(29/6/2020).

Ia menekankan kepada seluruh personel agar mengimplementasikan pedoman dalam pelaksanaan penugasan tersebut setelah sebelumnya menjalani pelatihan.

Sehingga, ia berharap para personel itu dapat memberikan pengamanan maksimal kepada masyarakat Papua.

"Penekanan yang perlu dilaksanakan, yaitu jaga keselamatan, kekompakan, dan hindari sikap serta tindakan yang tidak mencerminkan karakter dan jati diri sebagai sosok pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat" katanya.

Selain itu, ia juga memerintahkan agar para personel Korps Brigade Mobil itu dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan unsur TNI, instansi terkait dan masyarakat pribumi dalam penugasan tersebut.

"Semoga segala upaya dan usaha dalam pelaksanaan tugas, senantiasa mendapat ridho, bimbingan, kekuatan dan perlindungan Allah SWT serta dapat kembali ke jajaran Polda Jawa Barat dengan sehat, lengkap dan selamat" katanya.

3. Sejarah 1 Juli diklaim jadi Hari Kemerdekaan Papua Barat

Lantas, bagaimana bisa tanggal 1 Juli diklaim KKB Papua sebagai Hari Kemerdekaan Papua Barat?

Melansir dari Wikipedia, tanggal 1 Juli diklaim sebagai hari kemerdekaan Papua Barat oleh KKB Papua dimulai sejak tahun 1971.

Saat itu Nicolaas Jouwe dan dua komandan OPM, Seth Jafeth Roemkorem dan Jacob Hendrik Prai, mendeklarasikan kemerdekaan Papua Barat pada 1 Juli 1971.

Tapi konflik antara Roemkorem dan Prai berujung pada perpecahan OPM menjadi dua faksi: PEMKA yang dipimpin Prai dan TPN yang dipimpin Roemkorem.

Perpecahan ini sangat memengaruhi kemampuan OPM dan KKB papua sebagai suatu pasukan tempur yang terpusat.

Mulai saat itulah aksi teror KKB Papua terbagi menjadi beberapa kelompok.

Teror KKB Papua semakin beringas pada tahun 1976, dan masih berlanjut sampai sekarang.

4. Asal-usul Bendera OPM Bintang Kejora

Berbicara tentang sejarah OPM juga tak lepas dari asal usul bendera bintang kejora.

Bendera bintang kejora memang identik dengan Organisasi Papua Merdeka atau OPM.

Bahkan, bendera bintang kejora juga sering dibawa oleh kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua.

KKB Papua merupakan kelompok separatis yang sering melakukan teror terhadap TNI-Polri maupun masyarakat Papua.

Namun, seperti apa asal usul bendera bintang kejora yang sering KKB Papua bangga-banggakan?

Diketahui, Bintang Kejora pernah digunakan oleh Nugini Belanda mulai 1 Desember 1961 sampai 1 Oktober 1962 ketika dibawah pemerintahan Otoritas Eksekutif Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNTEA).

Sejumlah anggota Aliansi Mahasiswa Papua dengan atribut bendera Bintang Kejora melakukan aksi unjuk rasa di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Yogyakarta, Kamis (13/3/2014).
Sejumlah anggota Aliansi Mahasiswa Papua dengan atribut bendera Bintang Kejora melakukan aksi unjuk rasa di kawasan Jalan Jendral Sudirman, Yogyakarta, Kamis (13/3/2014). (antara)

Bendera Bintang Kejora menyadur warna Merah Putih Biru dari bendera Belanda dan ditambahi dengan bintang kejora.

Seperti dilansir dari SUAR dalam artikel 'Dijunjung Tinggi OPM sebagai Simbol Kebudayaan Mereka, Nyatanya Bendera Bintang Kejora adalah Bekas Panji-panji Klub Sepak Bola Belanda! Orang Asli Papua Ini Ceritakan Faktanya'

Bintang Kejora juga pernah dipakai sebagai panji-panji sebuah klub sepak bola Belanda di Port Numbay (Jayapura).

Bendera Bintang Kejora dibuat oleh Belanda pada 1961, yang kemudian diklaim OPM sebagai perlambangan budaya asli mereka.

Melansir dari Wikipedia, Organisasi Papua Merdeka (OPM) adalah organisasi yang didirikan pada tahun 1965 untuk memisahkan diri dari Indonesia.

Gerakan ini dilarang di Indonesia, dan memicu untuk terjadinya kemerdekaan bagi provinsi tersebut yang berakibat tuduhan pengkhianatan.

Sejak awal OPM telah menempuh jalur dialog diplomatik, melakukan upacara pengibaran bendera Bintang Kejora, dan dilakukan aksi militan sebagai bagian dari konflik Papua.

Pendukung secara rutin menampilkan bendera Bintang Kejora dan simbol lain dari kesatuan Papua, seperti lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua" dan lambang negara.

Di samping OPM, ada juga organisasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

TPNPB adalah sayap militer dari OPM.

TPNPB dibentuk pada 26 Maret 1973, setelah Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat 1 Juli 1971 di Markas Victoria.

Pembentukan TPNPB adalah Tentara Papua Barat berdasarkan Konstitusi Sementara Republik Papua Barat yang ditetapkan 1971 pada Bab V bagian Pertahanan dan Keamanan.

Sejak 2012 melalui reformasih TPN, Jenderal. Goliath Tabuni diangkat menjadi Panglima Tinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat.

KKB Papua tembak mati dan mutilasi warga sipil

Teror keji KKB Papua yang terbaru adalah mereka menembak mati warga sipil pada Jumat (29/5/2020).

Tak hanya menembak mati, KKB Papua ternyata juga memutilasi jasad korbannya.

Kapendam XVII Cendrawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto angkat bicara dan menyebut tindakan KKB Papua itu sangat biadab.

Seperti diketahui, warga sipil bernama Yunus Sani ditembak mati KKB Papua di Jalan Trans Papua Magataga (perbatasan Kabupaten Intan jaya dan Kabupaten Paniai)

Seperti dilansir dari Kompas TV dalam artikel 'KKB Bunuh Petani dan Memutilasinya, Potongan Tubuh Korban Ditemukan Pastur Terbungkus Karung'

Yunus Sani, warga asli Papua yang berprofesi sebagai petani menjadi korban pembunuhan oleh KKB Papua dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Pria berusia 40 tahun itu dibunuh dengan cara sadis. Ia ditembak, lalu jasadnya dimutilasi dan dibungkus dalam sebuah karung.

Kapendam XVII Cendrawasih, Kolonel Cpl Eko Daryanto menyebut tindakan KKB Papua itu sangat biadab.

"KKB Papua OPM seakan menebar virus mencabut nyawa para warga asli Papua yang berada di bumi Papua, ini sangat biadab dan tentu tidak benar," kata Kolonel Cpl Eko Daryanto melalui keterangan resminya pada Sabtu (6/6/2020).

Eko menjelaskan, kronologinya bermula saat Pastur Gereja Mbegulo, Bapak Niko Wakey tengah mengantar anaknya dari Enarotali menuju Kampung Mbegulo. 

Saat menempuh perjalanan di Kampung Megataga Distrik Wandai, ia mendengar tembakan kurang lebih sebanyak delapan kali.

Setelah suara tembakan berhenti, KKB Papua turun dari Kampung Megataga dan langsung menghampiri Bapak Niko Wakey. Mereka menyampaikan informasi telah membunuh Yunus. 

Mendengar informasi tersebut, Bapak Niko Wakey langsung mencari keberadaan Yunus.

"Korban Yunus Sani telah dibungkus dengan karung oleh KKB Papua OPM," ujar Eko.

Eko menilai tindakan KKB Papua sebagai perilaku biadab. Apapun alasannya, tidak dibenarkan tindakan penembakan dan mutilasi warga sipil di Papua. 

Bukan kali ini saja KKB terus meneror. Menurut catatan Eko, dalam kurun waktu 21 dan 30 Mei 2020, KKB Papua telah melancarkan aksinya di Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Kedua aksi tersebut mengakibatkan dua orang tewas dan satu orang mengalami luka berat.

Sementara itu, Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi, menyebut kedua kejadian tersebut dilakukan oleh kelompok yang sama.

Dari hasil pelacakan yang dilakukan aparat, pihak yang membunuh tersebut merupakan KKB Papua pimpinan militer Murib yang bermarkas di Kabupaten Puncak.

"Ini kelompok Militer Murib, itu mereka kelompok Puncak Jaya, Timika dan Paniai, itu mereka masih satu kelompok, itu satu lajur," ujar Dax.

Dax menuturkan, kelompok militer Murib merupakan bagian dari kelompok TPN OPM dengan pimpinan tertingginya adalah Goliat Tabuni.

Namun, di bawah Goliat Tabuni, masih ada sosok Lekagak Telenggen yang ditunjuk sebagai pemimpin operasi.

"Itu pemimpinnya Goliat Tabuni dan panglima operasinya Lekagak Telenggen," kata Dax.

Ia meyakini, kelompok yang berulah di Intan Jaya berbeda dengan kelompok yang meneror Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika. Hanya, mereka berada dalam satu rantai komando Lekagak Telenggen.

"Ini tim yang berbeda dengan komando yang sama, mereka tidak ikut ke Tembagapura," kata Dax.

Dax menuturkan, keberadaan KKB Papua di Intan Jaya bukan untuk menetap, namun hanya wilayah perlintasan.

Menurut dia, rute perjalanan KKB Papua pimpinan militer Murib adalah Puncak-Intan Jaya-Mimika. Karenanya, ia meyakini kelompok tersebut akan selalu bergerak.

"Kami terima informasi kalau mereka mau buat pos di Wandai (Intan Jaya), tapi saya rasa mereka tidak akan ngepos dan tetap akan mobile," kata Dax.(Laksa Mahendra/Dhias Suwandi/Putra Dewangga/Antara dan Kompas/Surya.co.id)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved