Berita Blitar

Bawaslu Terima Keluhan Masyarakat Soal Pengamanan Polisi Saat Verifikasi Faktual Pilwali Blitar 2020

Sebagian warga Kota Blitar yang masuk data dukungan merasa ketakutan dengan pengamanan ketat polisi saat pelaksanaan verifikasi faktual.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Cak Sur
Istimewa
Sejumlah polisi mendampingi petugas verifikasi faktual dari KPU Kota Blitar saat terjun ke lapangan. 

SURYA.CO.ID, BLITAR - Bawaslu Kota Blitar mendapat keluhan dari masyarakat soal pengamanan polisi dalam pelaksanaan verifikasi faktual data dukungan pasangan bakal calon perseorangan Pilwali Blitar 2020.

Sebagian warga yang masuk data dukungan merasa ketakutan dengan pengamanan ketat polisi saat pelaksanaan verifikasi faktual.

"Ada laporan warga takut dengan sistem pengamanan polisi saat verifikasi faktual. Informasinya, satu petugas verifikasi faktual didampingi empat polisi," kata Ketua Bawaslu Kota Blitar, Bambang Arintoko, Rabu (1/7/2020).

Bambang mengatakan, sesuai hasil rapat koordinasi dengan Polres Blitar Kota, seharusnya satu petugas verifikasi faktual hanya di dampingi satu personel polisi saat di lapangan. Itupun dari personel polisi hanya memantau dari jauh tidak ikut masuk ke rumah.

"Dari pasangan bakal calon perseorangan juga ada yang keberatan dengan sistem pengamanan polisi saat verifikasi faktual. Mereka mengaku pendukungnya takut saat didatangi petugas verifikasi faktual dengan pendampingan lebih dari satu polisi," ujarnya.

Dikatakannya, Bawaslu sudah berkoordinasi dengan KPU terkait keluhan dari masyarakat itu.
KPU sudah menindaklanjuti masalah itu dengan berkoordinasi dengan Polres Blitar Kota.

"KPU sudah berkoordinasi dengan Polres Blitar Kota soal itu," katanya.

Komisioner KPU Kota Blitar Divisi Teknis, Hernawan Miftakhul Khabib mengatakan memang sempat ada laporan soal ketakutan sebagian warga saat didatangi petugas verifikasi faktual.

Tetapi, ketakutan warga itu bukan karena sistem pengamanan polisi, melainkan soal pandemi Covid-19.

Sebagian warga menganggap kedatangan petugas verifikasi faktual dengan pendampingan polisi itu terkait dengan masalah Covid-19.

"Warga menganggap petugas verifikasi dan polisi yang datang itu untuk menjemput mereka terkait masalah Covid-19, padahal tidak," katanya.

Khabib memaklumi rasa ketakutan yang dialami warga saat ada petugas verifikasi faktual yang datang ke rumahnya. Sebab, petugas verifikasi faktual yang datang ke rumah warga memakai alat pelindung diri (APD) sesuai protokol pencegahan penyebaran Covid-19.

"Petugas yang terjun ke lapangan memang memakai APD lengkap, mulai masker, face shield, dan sarung tangan. Tapi, petugas verifikasi juga sudah dibekali kartu identitas dari KPU," ujarnya.

Menurutnya, rasa ketakutan warga itu terjadi pada awal-awal pelaksanaan verifikasi faktual.
Sekarang, para warga sudah paham dengan maksud kedatangan petugas verifikasi faktual.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada polres yang sudah mengawal pelaksanaan verifikasi faktual. Sampai hari ini pelaksanaan verifikasi faktual berjalan lancar," katanya.

Dikatakannya, hingga sekarang, progres pelaksanaan verifikasi faktual sudah mencapai 40 persen dari total data dukungan yang harus diverifikasi sebanyak 35.295 dukungan. Total data dukungan itu berasal dari tiga pasangan bakal calon perseorangan.

"Petugas verifikasi faktual terus bergerak di lapangan. Pelaksanaan verifikasi faktual kami targetkan selesai sebelum 14 hari," katanya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved