Berita Banyuwangi

Dalam Rapat Wantannas, Bupati Anas Paparkan Pendataan Bansos Berbasis Smart Kampung di Banyuwangi

Keberhasilan Banyuwangi melakukan sinkronisasi data penerima bansos Covid-19 mendapat apresiasi dari sejumlah kalangan

Penulis: Haorrahman | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Haorrahman
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas saat mengikuti rapat terbatas bersama Dewan Ketahanan Nasional, Selasa (30/6/2020). 

SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Keberhasilan Banyuwangi melakukan sinkronisasi data penerima bansos Covid-19 mendapat apresiasi dari sejumlah kalangan.

Dalam rapat terbatas (Ratas) yang digelar secara virtual, Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) menilai praktek pendataan warga miskin dan terdampak penerima bantuan sosial (bansos) telah dilakukan dengan baik.

Ratas virtual yang digelar pada Selasa (30/6/2020) ini, dengan tema “Reformasi Pengelolaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) ini dibuka Deputi Bidang Sistem Nasional Sekretariat Jenderal Wantannas, Brigjen TNI Made Datrawan. Dengan moderator pakar tata kota, Dr Yayat Supriatna.

Ratas juga diikuti Kepala Bidang Pengelolaan Data, Pusat Data dan Informasi Kementerian Sosial (Pusdatin Kemensos) Bambang Krido Wibowo, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, serta para akademisi Ida Ruwaida dari Universitas Indonesia dan Zulfikar Albar dari IPB.

Made mengatakan, untuk percepatan penanganan dampak pandemi Covid-19, pusat dan daerah memerlukan data yang akurat dan terintegrasi agar penyaluran bansos bisa merata dan tepat sasaran.

“Kondisi pandemi ini kan sangat dinamis. Warga yang terdampak jumlahnya terus meningkat dan datanya bisa berubah setiap saat. Ini perlu dilakukan pemutakhiran kembali data warga miskin, tidak hanya terpacu pada DTKS yang sudah ada. Hal ini penting agar kebijakan terkait pandemi bisa dilakukan secara tepat,” kata Made.

Terkait pemutakhiran data ini, Deputi Made menilai Banyuwangi telah mengambil langkah yang tepat dalam pengelolaan data.

Banyuwangi terus melakukan sinkronisasi data dengan memanfaatkan teknologi informasi yang telah dibangun.

Tanpa gaduh, Banyuwangi dianggap mampu mengatasi seluruh permasalahan pendataan bansos untuk penanganan Covid-19.

Banyuwangi, menurut Deputi Made, bisa memvalidasi data-data penerima bansos dengan cepat, transparan dan terintegrasi melalui satu sistem berbasis IT. Sehingga, semua usulan dari bawah mampu diakomodir dengan cepat.

“Inilah alasan kami belajar ke Banyuwangi. Kami ingin tahu lebih jauh inovasi yang telah dilakukan terkait pendataan bansos. Kami perlu tahu praktek baik yang dilakukan Banyuwangi. Ini sebagai bahan pengambilan kebijakan yang tepat bagi pemerintah,” ujar Made.

Bupati Anas berterima kasih atas apresiasi dari Wantannas. Ia lantas menjelaskan secara gamblang berbagai inovasinya di masa pandemi, termasuk dalam melakukan pendataan penerima bansos.

Anas lalu menjelaskan tentang validasi data penerima bansos yang terintegrasi dengan program Smart Kampung. Semua data penerima bantuan dari pemerintah pusat hingga daerah, di-input ke dalam sistem by name by address by NIK.

Sistem yang ada ini, lanjut Anas, secara otomatis akan menolak NIK yang telah diinput oleh petugas desa.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved