5 Fakta Ikon Google Hari Ini, Subak Bali: Warisan Budaya Indonesia yang Mendunia & 3 Teori Penting

5 Fakta ikon google hari ini, Subak Bali: warisan budaya Indonesia yang mendunia, mengandung 3 filosofi penting

Penulis: Sarah Elnyora | Editor: Adrianus Adhi
Surya.co.id/kolase laman Google
Subak Bali Google Doodle hari ini 

SURYA.co.id, - Berikut 5 fakta ikon google hari ini yaitu Subak Bali, sebuah warisan budaya Indonesia yang mendunia. 

Subak adalah organisasi kemasyarakatan yang khusus mengatur sistem pengairan sawah (irigasi) yang digunakan dalam bercocok tanam di Bali

Selain itu Subak di Bali juga memiliki tiga filosofi penting tentang kehidupan, alam dan hubungan dengan Tuhan. 

Ikon Google atau disebut Google Doodle hari ini, Senin (29/6/2020) menampilkan gambar ilustrasi Subak.

Google Doodle menampilkan ilustrasi Subak, Senin (29/6/2020)
Google Doodle menampilkan ilustrasi Subak, Senin (29/6/2020) (Google)

Laman pencarian Google menampilkan lukisan panorama sawah dengan seorang petani yang sedang duduk di sebuah gubuk.

Menurut keterangan di laman Google Doodle, Lukisan itu dibuat oleh seniman Tanah Air, Hana Augustine.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk apresiasi Google dalam memperingati salah satu warisan budaya Indonesia, yaitu Subak.

Dikutip dari TribunStyle.com artikel 'Mengenal Subak, Warisan Budaya Dunia di Bali', berikut 5 fakta menarik Subak yang jadi ikon google hari ini:

1. Sejarah Subak 

Dikutip dari laman Kemdikbud.go.id, Subak adalah kata dari bahasa Bali yang pertama kali muncul dalam prasasti Pandak Bandung yang berangka tahun 1072 M.

Kata subak tersebut mengacu kepada sebuah lembaga sosial dan keagamaan yang unik, mempunyai pengaturan tersendiri, asosiasi-asosiasi demokratis dari petani dalam mengatur penggunaan air irigasi untuk pertumbuhan padi.

2. Mengandung 3 filosofi penting 

Ilustrasi situs warisan dunia di Indonesia yaitu Sistem Subak Bali
Ilustrasi situs warisan dunia di Indonesia yaitu Sistem Subak Bali (Dokumentasi Biro Komunikasi Kemenparekraf)

Subak bagi masayarakat Bali bukan hanya sekedar sistem irigasi, melainkan juga merupakan filosofi kehidupan bagi rakyat Bali itu sendiri.

Meskipun pada dasarnya merupakan sistem irigasi, Subak juga dihayati oleh masyarakat Bali sebagai konsep kehidupan, karena merupakan manifestasi langsung dari filosofi yang disebut sebagai Tri Hita Karana.

Dengan ‘Tri’ yang berarti tiga, ‘Hita’ yang berarti kebahagiaan dan/atau kesejahteraan, serta ‘Karana’ yang berarti penyebab, maka arti dari Tri Hita Karana dapat disimpulkan sebagai ‘tiga penyebab terciptanya kebahagiaan dan kesejahteraan’.

Adapun ketiga hal tersebut diaplikasikan dalam sistem Subak sebagai:

- Parahyangan: hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan.

- Pawongan: hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama.

- Palemahan: hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam dan lingkungan.

3. Aturan tertulis di hukum tradisional 

Ketentuan dasar berupa Parahyangan, Pawongan, dan Palemahan ini tertuang dalam sebuah hukum atau peraturan tradisional tertulis.

Pada umumnya, aturan sistem Subak tersebut dikenal dengan nama awig-awig.

Awig-awig berisi tata cara pengelolaan Subak serta proteksi dan konservasi tradisional terhadap properti budaya dan alam di area Subak.

Selain itu, Awig-awig juga mengatur tentang hak dan kewajiban dari krama (anggota) Subak.

4. Memiliki Pura Khusus

Subak pada umumnya memiliki pura yang dinamakan Pura Uluncarik atau Pura Bedugul, yang khusus dibangun oleh para pemilik lahan dan petani.

Pura tersebut diperuntukkan bagi Dewi Sri, yaitu dewi kemakmuran dan kesuburan menurut kepercayaan masyarakat Bali.

Sistem irigasi ini diatur oleh seorang pemuka adat (Pekaseh) yang juga adalah seorang petani di Bali.

Sebagai suatu sistem pengaturan hidup bersama, Subak mampu bertahan selama satu abad lebih karena masyarakatnya setia kepada tradisi leluhur.

Pembagian air dilakukan secara adil, segala masalah dibicarakan bersama, bahkan sampai penetapan waktu tanam dan jenis padinya.

Sanksi terhadap segala bentuk pelanggaran akan ditentukan sendiri oleh warga melalui upacara yang dilakukan di pura.

Harmonisasi kehidupan inilah yang menjadi kunci lestarinya budaya Subak.

5. Diakui sebagai Warisan Budaya Dunia

Seorang wisatawan asing tampak tersenyum berjalan di pematang sawah di Desa Blimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Bali
Seorang wisatawan asing tampak tersenyum berjalan di pematang sawah di Desa Blimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Bali (Tribun Bali/Cisilia Agustina S )

Sistem Subak yang dinilai sebagai prinsip pengelolaan irigasi unggul dan maju ini bahkan telah diakui oleh pakar pertanian internasional.

Melansir pemberitaan Kompas.com (30/6/2012), Subak di Bali ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia pada sidang Komite Warisan Dunia Ke-36 UNESCO di Saint Petersburg, Rusia, Jumat (29/6/2012).

Penetapan itu merefleksikan pengakuan dunia terhadap nilai luar biasa dan universal Subak sehingga dunia ikut melindunginya.

Itu sekaligus pengakuan Subak sebagai budaya asli Indonesia.

Pengakuan tersebut terwujud setelah perjuangan pemerintah Indonesia selama 12 tahun.

Pengusulan untuk kategori ini bukan lah perkara yang mudah karena diperlukan penelitian mendalam melalui pendekatan multi disiplin ilmu seperti arkeologi, antropologi, arsitektur lansekap, geografi, ilmu lingkungan, dan beberapa ilmu terkait lainnya.

Selain Subak ada banyak budaya Indonesia yang juga dinobatkan sebagai warisan dunia. 

Berikut 9 budaya Indonesia yang telah masuk dalam daftar UNESCO.

Melansir dari laman UNESCO berikut ulasan lengkapnya:

1. Pinisi

Pinisi yang dioperasikan Plataran di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timir, Selasa (19/1/2016).

Pinisi ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tahun 2017.

Pinisi atau seni pembuatan kapal di Sulawesi Selatan mengacu pada tali temali dan layar dari "Sekunar Sulawesi" yang terkenal.

Konstruksi dan sebaran kapal-kapal jenis ini telah menjadi tradisi tersendiri dalam pembuatan kapal dan navigasi Austronesia.

Bagi masyarakat Indonesia maupun internasional, pinisi telah menjadi lambang kapal layar pribumi Nusantara.

Saat ini, pusat pembuatan kapal ini ada di Tana Beru, Bira, dan Batu Licin.

Di wilayah-wilayah ini, 70 persen warganya memiliki pekerjaan yang berhubungan dengan pembuatan kapal serta navigasi.

2. Tari Tradisional Bali

Ada tiga genre tari tradisional Bali yang juga ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.

Penetapan ini dilakukan pada tahun 2015.

Tiga genre tarian yang dimaksud adalah sakral, semi sakral, dan yang dapat dinikmati masyarakat luas.

Tarian tradisional Bali dipertunjukan oleh penari laki-laki dan perempuan berpakaian tradisional, yaitu terdiri atas pakaian berwarna terang dengan motif bunga dan hewan emas, dilengkapi aksesori berupa daun emas dan permata.

Tarian ini terinspirasi dari alam dan menyimbolkan tradisi, adat istiadat, dan nilai-nilai agama tertentu.

Selain teknik, penari harus memiliki karisma, kerendahan hati, dan energi spiritual khusus untuk menghidupkan gerakan dalam tariannya.

3. Noken 

Noken adalah tas anyaman buatan tangan yang berbahan serat kayu atau daun.

Tas ini dibuat oleh masyarakat di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Noken ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tahun 2012.

Laki-laki dan perempuan menggunakan noken untuk membawa hasil panen, tangkapan dari laut atau danau, kayu bakar, bayi, atau hewan-hewan kecil.

Dalam perayaan tradisional, noken biasanya dikenakan atau diberikan sebagai persembahan.

Cara pembuatan noken berbeda-beda.

Namun, secara umum, cabang, batang, kulit pohon, atau semak kecil dipotong. Kemudian, dipanaskan di atas api dan direndam dalam air.

4. Tari Saman

Tari Saman ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tahun 2011.

Tari ini merupakan bagian dari kekayaan budaya masyarakat Gayo di Provinsi Aceh, Sumatera.

Gerakan-gerakan tari Saman terdiri atas tepung tangan, menepuk dada, paha, tanah, mengayun, hingga memutar tubuh dan kepala sesuai irama.

Gerakan-gerakan ini melambangkan kehidupan sehari-hari masyarakat Gayo.

5. Angklung

Angklung memiliki kaitan erat dengan adat istiadat, seni, dan identitas budaya di Indonesia.

Ia dimainkan selama upacara-upacara adat seperti penanaman padi, panen, hingga khitanan.

Angklung adalah alat musik Indonesia yang terdiri atas dua hingga empat tabung bambu yang disatukan dalam bingkai bambu dan diikat dengan tali rotan.

Setiap angklung menghasilkan satu not atau nada tunggal.

Oleh karena itu, para pemain angklung harus berkolaborasi untuk memainkan melodi.

6. Batik

Batik Indonesia ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda pada tahun 2009.

Batik Indonesia dibuat dengan teknik-teknik, simbolisme, budaya, dan pewarnaan menggunakan tangan.

Batik diwarnai oleh perajin yang menggambar polanya menggunakan lilin panas dan pewarna lainnya.

Kemudian, kain pun direndam dengan air mendidih dalam satu warna untuk menghilangkan lilin.

Pola batik Indonesia pun bermacam-macam.

Kerajinan batik sendiri menjadi identitas budaya masyarakat Indonesia dan memiliki makna simbolis, baik dari warna maupun desainnya.

7. Pendidikan dan pelatihan membatik

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap kekayaan budaya Indonesia berupa batik, termasuk sejarah dan nilai-nilai budayanya.

Budaya ini dipilih pada tahun 2009 sebagai praktik pelestarian budaya.

Praktik membatik kemudian ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.

8. Keris

Keris merupakan senjata sekaligus obyek spiritual di Indonesia.

Keris sering kali dikaitkan dengan kekuatan magis.

Kekayaan budaya keris Indonesia ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tahun 2008.

Nilai estetika keris meliputi dhapur (bentuk dan desain bilah), pamor (pola dekorasi paduan logam pada bilah), dan tangguh (usia dan asal). Pembuat keris disebut sebagai empu, membuat bilah dengan lapisan bijih besi dan nikel meteorit yang berbeda-beda.

9. Teater Wayang

Wayang terkenal karena boneka dan gaya musik yang kompleks dan berasal dari gaya pengisahan cerita di Pulau Jawa.

Wayang juga ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada tahun 2008 nih teman-teman.

Boneka yang menjadi wayang memiliki bentuk yang bervariasi.

Akan tetapi, ada dua tipe utama, yaitu wayang klitik atau wayang kulit tiga dimensi dan wayang kulit yang diproyeksikan di depan layar yang menyala dari belakang.

Sumber: TribunStyle.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved