Perawat Meninggal
RS Gotong Royong Surabaya Buka Suara Soal Perawatnya yang Terpapar Covid-19 Meninggal Usai Bersalin
Kabar duka kembali menyelimuti tenaga medis di Surabaya. Seorang perawat yang terpapar virus Corona dalam kondisi hamil tua
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kabar duka kembali menyelimuti tenaga medis di Surabaya. Seorang perawat bernama Vivitra Wallada TS Amd Kep yang terpapar virus Corona (Covid-19) dalam kondisi hamil
Diketahui, garda terdepan tersebut sehari-harinya bekerja di Rumah Sakit (RS) Gotong Royong, Surabaya.
Kabar terbarunya, buah hati yang dikandung telah lahir dengan selamat dan kini tengah menjalani isolasi di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr Ramelan Surabaya.
Terkait hal itu, Direktur RS Gotong Royong, dr Mardha Handiwidjaja menjelaskan awal mula Vivitra terkonfirmasi virus Corona.
"Sekitar tanggal 15 Juni beliau rapid test karena alami gejala awal seperti demam, sesak nafas. Tapi itu menunjukkan non reaktif. Selang 2 hari berikutnya, gejala tambah parah. Kami periksa paru-parunya ternyata ada petunjuk mengarah pada Covid-19," kata Mardha, saat ditemui di RS Gotong Royong, Rabu (24/6/2020).
Berangkat dari temuan itu, pihaknya pun memutuskan Vivitra dirujuk ke RSAL.
Melalui pertimbangan medis, pihak keluarga dan dokter akhirnya pun memutuskan melahirkan buah hati Vivitra lebih cepat pada Minggu (20/6/2020), meski usia kandungan masih 35 bulan.
"Bayinya dalam keadaan sehat, jenis kelaminnya laki-laki," ucapnya.
Empat hari berselang, sayangnya nyawa Vivitra tak bisa tertolong. Perawat yang sudah mendedikasikan 5 tahun di RS Gotong Royong ini harus pergi meninggalkan rekan, keluarga dan buah hati yang baru saja dilahirkannya.
"Beliau meninggal pada Rabu (24/6/2020) pukul 03.53," ungkap Mardha.
Sementara, saat disinggung alasan RS tetap mengizinkan Vivitra bertugas meski tengah hamil tua, Mardha menjelaskan, bahwa dalam kondisi hamil Vivitra tidak ditugaskan di tempat yang menangani pasien Covid-19.
"Jadi di ruang intensif, itu ruangannya pisah dengan pasien Covid-19.
Selain alasan itu, dalam menghadapi masa pandemi sekarang, menurut Mardha,setiap rumah sakit sangat sulit menerapkan work from home (WFH).
"Kemudian saya menambahi kenapa ibu hamil masih bekerja, jadi memang kami sulit menerapkan WFH dan saya rasa ini juga dialami semua RS. Cuma memang orang hamil ini kan punya hak cuti, namun biasanya mereka inginnya ambil cuti mendekati hari kelahiran biar setelah melahirkan bisa ambil cuti lama," jelasnya.
Ke depan, dengan kejadian ini, pihak RS mengaku akan melakukan evaluasi. Terutama pemberlakuan cuti bagi karyawannya yang tengah hamil.
"Ya kedepan kami akan evaluasi bagi ibu hamil untuk tidak mengambil jatah cuti menunggu setelah usia kehamilam tua. Karena yang jelas semakin besar usia kandungannya tentu semakin beresiko," ujar Mardha.
Sementara saat disinggung lebih jauh terkait kondisi bayi Vivitra, pihaknya tak bisa menjelaskan lebih detail.
Namun, kabar terakhir yang didapat Mardha dari suami Vivitra menyebutkan, bayi tersebut dalam keadaan relatif stabil.
"Sulit kami jawab karena pertama dirawat di RSAL dan saya kontak suaminya terakhir beliau bilang relatif stabil. Relatif stabil itu bukan berarti aman, karena bayinya lahir dalam keadaan kurang bulan. Kita semua berdoa biar bisa bertahan," ucapnya.