Adu Jotos Massal: Tentara India Tewas 20, China Tewas 5 dan 40 Terluka

Global Times diterbitkan People's Daily, Surat Kabar resmi dari Partai Komunis China melaporkan, ada pihak China setidaknya 43 terluka

Editor: Suyanto
AFP/tribunnews.com
Tentara China dan tentara India di perbatasan Nathu La, pegunungan Himalaya. 

"Ada 17 orang mengalami luka kritis saat sedang tugas di lokasi yang paling jauh dan berada pada suhu di bawah nol di dataran tinggi, yang kian memperparah luka mereka," jelas pernyataan Angkatan Darat India.

Di tempat berbeda, PBB mendesak kedua belah pihak untuk melaksanakan pengendalian yang maksimal.

"Kami prihatin tentang laporan kekerasan dan kematian di garis perbatasan antara India dan China," kata juru bicara PBB Eri Kaneko.

China mengklaim sekitar 90.000 kilometer persegi (35.000 mil persegi) dari wilayah di Timur Laut India.

Sementara India mengatakan China menduduki 38.000 kilometer persegi (15.000 mil persegi) dari wilayahnya di Aksai Chin Plateau di Himalaya, bagian yang bersebelahan dari daerah Ladakh.

India secara sepihak menyatakan Ladakh sebagai wilayahnya sementara memisahkannya dari Kashmir yang disengketakan pada bulan Agustus 2019.

Ribuan tentara di kedua belah pihak telah berhadapan lebih dari sebulan di sepanjang bentangan perbatasan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian tidak memberikan rincian mengenai jumlah korban di pihak China.

Zhao Lijian, mengatakan pasukan India telah dua kali menyeberangi garis perbatasan secara ilegal pada hari Senin dan menyerang personil China.

Dia mengatakan pihak China telah "mengajukan protes keras " tetapi tetap terus berupaya ke arah penyelesaian ketegangan antara kedua negara.

"Tapi apa yang mengejutkan adalah pada tanggal 15 Juni, pasukan India secara serius melanggar konsensus dari kedua belah pihak, menyeberangi perbatasan secara ilegal dua kali dan melakukan serangan provokatif terhadap personil Cina, mengakibatkan konflik fisik yang serius antara dua pasukan perbatasan," kata Zhao.

Departemen Luar Negeri India mengatakan dalam sebuah pernyataan, insiden itu terjadi "sebagai akibat dari upaya pihak China yang secara sepihak mengubah status quo" di lembah Galwan.

Sumber: Tribunnews
  • Berita Populer
    Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved