Dokter Meninggal karena Covid 19

6 FAKTA Miftah Fawzy Dokter di Surabaya yang Meninggal karena COVID-19, Sosok Aslinya Terungkap

Berikut rangkuman fakta tentang Miftah Fawzy Sarengat, dokter di RSUD Dr Soetomo Surabaya yang meninggal karena virus corona atau COVID-19.

Kolase Youtube Tribunnews dan news.unair.ac.id
Miftah Fawzy Sarengat Dokter di Surabaya yang Meninggal karena COVID-19 

SURYA.co.id - Berikut rangkuman fakta tentang Miftah Fawzy Sarengat, dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya yang meninggal karena virus corona atau COVID-19.

Diketahui, kabar duka kembali datang dari tenaga medis yang berusaha memerangi Covid-19 atau virus Corona di Surabaya.

Dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga itu meninggal karena terpapar COVID-19.

Jenazah dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya ini sempat disemayamkan dalam ambulans dan melintas di Aula FK Unair untuk mendapat penghormatan dari rekan sejawat.

Penyebab pasti terpaparnya dr Miftah belum diketahui dan masih dilakukan pelacakan.

Selain itu, sosok asli Miftah Fawzy juga diungkap oleh beberapa rekan sejawatnya.

Berikut rangkuman faktanya:

1. Dokter ketiga yang gugur melawan COVID-19

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya, dr Brahmana Askandar saat hadir dalam upacara penghormatan dan prosesi pelepasan jenazah di FK Unair mengatakan, dr Miftah merupakan dokter ketiga di Surabaya yang gugur sebagai penjuang medis dalam melawan Covid-19 atau virus Corona.

"Dr Miftah merupakan dokter yang ketiga yang gugur di Surabaya.

Kami harap mudah-mudahan ini menjadi yang terakhir.

Perjuangan beliau harus kami lanjutkan karena perjuangan belum selesai, mudah-mudahan COVID-19 segera berakhir," ujar dr Brahmana.

2. Penyebab terpapar masih dilacak

Almarhum dr Miftah Fawzy Sarengat pejuang kesehatan, gugur karena menangani pasien Covid-19.
Almarhum dr Miftah Fawzy Sarengat pejuang kesehatan, gugur karena menangani pasien Covid-19. (http://news.unair.ac.id/)

Dokter Brahmana mengungkapkan, sampai saat ini penyebab pasti terpaparnya dr Miftah belum diketahui dan masih dilakukan pelacakan.

Meski demikian, IDI Surabaya terus melakukan imbauan dan mengevaluasi ulang bagaimana pencegahan penularan di kalangan dokter dan tenaga medis.

"Kami terus melakukan evaluasi dan memperbarui alat pelindung diri (APD).

Prosedur-prosedur kami perbaiki dan diperketat, agar kejadian serupa tidak terulang lagi," ujarnya.

3. Sosok asli dokter Miftah

Dekan FK Unair Prof Soetojo yang menjadi pemimpin prosesi pelepasan jenazah menuturkan, sosok dr Miftah merupakan dokter pembelajar dan pekerja keras.

"Kami merasa kehilangan sekali, karena dokter Miftah merupakan dokter yang rajin, pekerja keras, calon dokter terbaik kami.

Karena saat ini almarhum masih menempuh pendidikan spesialis," ujarnya sedih.

Prof Soetojo menambahkan, dr Miftah merupakan sosok yang pantang menyerah terutama dalam mengobati pasien Covid-19.

"Risiko menjadi dokter memang sangat tinggi di masa pandemik Covid-19 ini.

Oleh karenanya FK dan Unair memberikan penghormatan yang sebesar-besarnya atas perjuangan dr Miftah, dan menjadikannya sebagai representasi perjuangan ikhlas dokter mengobati pasien Covid-19," lanjutnya

Menurut dr Soetojo, sosok dr Miftah yang tidak gentar dalam melakukan tugasnya mengobati pasien Covid-19 merupakan representasi perjuangan dokter yang ikhlas dan berdedikasi dalam penanggulangan Covid-19.

4. Sempat demam dan batuk

Sementara itu, Humas RSUD Dr Soetomo dokter Pesta Parulian mengatakan, dokter Miftah bertugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Sampai saat ini, pihak rumah sakit masih melacak dari mana dokter tersebut tertular Covid-19.

"Saya tidak bisa katakan almarhum tertular dari mana, yang pasti setiap hari beliau bersama kami melayani pasien," kata Pesta.

Dokter Miftah mengalami demam, batuk, dan muntah pada pekan lalu.

Ia pun dilarikan ke Rumah Sakit Husada Utama tempat istrinya bekerja.

Namun, Miftah dirujuk ke RSUD dr Soetomo sekitar lima hari lalu.

Menurut Pesta, Miftah dirujuk ke RSU dr Soetomo karena kondisi tertentu.

"Kami sudah berusaha maksimal, namun Tuhan berkehendak lain," ujarnya.

Miftah dimakamkan sesuai prosedur pemulasaraan jenazah Covid-19 karena dinyatakan positif berdasarkan tes swab.

"Semua parameter yang kami uji juga mengarah ke Covid-19, termasuk hasil CT Scan ada bercak putih di paru-paru," katanya.

5. Khofifah ungkap bela sungkawa

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya dr Miftah Fawzy Sarengat karena covid-19, Rabu (10/6/2020).

Dokter yang sehari harinya bertugas di IGD RSUD dr Soetomo Surabaya tersebut dinyatakan meninggal dunia seusai terpapar covid-19 saat merawat pasien terkonfirmasi positif.

Menurut Khofifah dr Miftah gugur sebagai pahlawan medis.

Jasanya akan selalu dikenang karena berada di garda terdepan dalam melakukan perawatan pasien covid-19.

“Jawa Timur kembali kehilangan satu pahlawan medis kareja terinfeksi covid-19, yaitu dr Miftah Fawzy Sanget, doa terbaik kami, semoga almarhum meninggal dunia dalam syahid dan diganjar Allah SWT dengan surga,” kata Khofifah, Rabu (10/6/2020) malam.

Sebagaimana diketahui dr Miftah aktif sebagai shief of residen Ilmu Penyakit Dalam FK Unair.

Ia diketahui melakukan perawatan pasien covid-19 yang memang jumlahnya banyak dan silih berganti di RSUD dr Soetomo.

“Semoga Allah memberi ketabahan dan keikhlasan yang luas bagi keluarga besar yang ditinggalkan,” imbuh Khofifah.

Tak lupa ia kembali mengimbau pada masyarakat untuk terus bisa mematuhi protokol kesehatan, memakai masker saat di luar rumah, mencuci tangan, dan menjaga jarak aman.

6. Sempat Jalani Terapi Plasma

Ambulans yang membawa jenazah dr Miftah saat melintas di depan aula Fakultas Kedokteran (FK) Unair. dr Miftah merupakan dokter ketiga di Surabaya yang meninggal lantaran Covid-19 atau Corona
Ambulans yang membawa jenazah dr Miftah saat melintas di depan aula Fakultas Kedokteran (FK) Unair. dr Miftah merupakan dokter ketiga di Surabaya yang meninggal lantaran Covid-19 atau Corona (Surabaya.Tribunnews.com/Sulvi Sofiana)

Dirut RSUD dr Soetomo menambahkan dr Miftah mengalami gejala sakit sejak tanggal 27 Mei 2020. Saat itu kondisinya ia masih praktek malayani pasien.

“Saat itu kita sudah tidak tugaskan dia di ruang isolasi karena dia kan ada obesitas, tapi dia tetap jaga dan praktek,” kata Joni.

Kemudian gejala yang dialami dr Miftah ternyata kian parah. Pihak rumah sakit sudah melakukan swab dan hasilnya negarif.

Namun keluhannya memberat dan kian terjadi komplikasi.

Swab berikutnya menyatakan dr Miftah terinfeksi covid-19.

“Dia sempat dirawat di salah satu rumah sakit swasta karena istrinya bekerja di sana. Lalu saat di-reffer ke kami di RSUD Dr Soetomo kondisinya sudah membutuhkan ventilator,” kata Joni.

Bahkan dr Miftah juga sempat diberikan terapi plasma convalescent.

Tetapi karena kondisinya sudah sangat berat dan ada premorbid, sehingga beliau tidak tertolong.

Dr Miftah dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (10/6/2020) pagi ini pukul 10.00 WIB.

“Beliau dimakamkan di Magetan,” pungkas Joni.(Sulvi Sofiana/Fatimatuz Zahro/Putra Dewangga/Surya.co.id)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved