Virus Corona di Pasuruan

Respons Pesantren terhadap SOP Pemkab Pasuruan terkait bakal Dibukanya kembali KBM di Ponpes

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan telah membuat SOP terkait rencana dibukanya kembali Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di lingkungan pesantren.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Parmin
surya.co.id/galih lintartika
Pimpinan Pondok Pesantren (PP) KHA Wahid Hasyim Bangil Gus Wildan. 

SURYA.co.id | PASURUAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasuruan telah membuat SOP terkait rencana dibukanya kembali Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di lingkungan pesantren.

Namun demikian, SOP yang sudah dibuat ini masih membuat sejumlah pesantren merasa dilematis.

Pimpinan Pondok Pesantren (PP) KHA Wahid Hasyim Bangil Gus Wildan menyebut ini pilihan yang sangat sulit.

Dikatakan dia, pilihannya hanya dua, santri kembali ke pesantren dengan segala resikonya atau tidak kembali dengan resiko perubahan perilaku dan karakter santri sebagai generasi bangsa dan agama.

Pimpinan ponpes yang bernama lengkap Ahmad Wildan Amrullah ini bertekad untuk mengajak santri kembali ke pesantren dan mengikuti aktivitas seperti biasanya.

"Kami sudah siapkan skema atau rencana jika memang sudah betul - betul new normal diberlakukan. Kami sudah siapkan tahapan - tahapan sebagai upaya ikhtiar pencegahan penyebaran COVID-19," kata dia, Minggu (31/5/2020)

Dia menjelaskan, pihaknya sudah membuat jadwal bahwa santri kembali dengan pembagian lima gelombang.

Ia juga sudah menyiapkan SOP Internal, mulai membentuk gugus tugas pesantren.

Gugus tugas pesantren, kata Gus Wildan akan melakukan pendataan santri yang meliputi mencatat riwayat penyakit santri, menanyakan apakah ada sudara atau tetangga yang terpapar COVID-19 atau tidak. Ini memudahkan identifikasi dan penanganan.

"Kami berharap wali santri juga menyampaikan kondisi dengan jujur. Kami berharap wali santri ikut menjaga dengan menyampaikan kondisi yang ada. Kami juga ingin memberikan yang terbaik untuk santri lainnya. Saat ini, kami sudah mulai melakukan pendataan," jelas dia.

Ia juga mengaku akan membeli bahan baku untuk pembuatan kembali hand sanitizer mandiri, dan jamu herbal dengan harapan menjaga imunitas para santri saat mengikuti KBM.

"Sebelum libur kemarin, kami sudah bekali santri dengan ilmu pengetahuan pembuatan handsanitizer dan jamu herbal. Ini kami ajak santri untuk membuat bersama - sama dalam skala besar sebagai upaya pencegahan," tambah dua.

Ia sangat mengapresiasi Pemkab Pasuruan yang sudah memfasilitasi proses kembalinya santri, termasuk pemberian rapid test bagi santri yang sakit dengan gejala yang mungkin mirip dengam COVID-19.

"Memang, secara idealnya dan proposional, fasilitas rapid test bisa diberikan untuk seluruh santri, karena santri kami datang dari seluruh penjuru Indonesia. Tapi kami menyadari, mungkin karena keterbatasan alat. Kami tetap mengapresiasi," pungkas Gus Wildan. 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved