Virus Corona di Surabaya
Curhat Sri Wangunati Pedagang Kue Kering di Surabaya yang Tetap Berjualan saat Pandemi Virus Corona
Kisah Sri Wangunati Pedagang Kue di Surabaya yang Coba Bertahan di Tengah Pandemi Corona Surabaya
Penulis: Akira Tandika | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID, Surabaya - Di tengah masa pandemi seperti sekarang ini, Sri Wangunati atau yang akrab disapa Nova, mengaku salah satu usaha untuk bertahan adalah dengan terus berjualan dengan memasuki semua pasar.
Maksudnya, Nova mencoba menyesuaikan produk usahanya agar bisa diterima seluruh lapisan masyarakat, dari pasar menengah hingga ke bawah.
Salah satu yang dikerjakan oleh Nova saat ini adalah membuat kue kering untuk lebaran.
Ibu tiga orang anak itu mengaku sengaja membuat dua versi kue kering agar semua orang tetap bisa merayakan lebaran.
"Kalau saya patok harga yang premium, orang-orang yang ekonominya kurang, tentu akan berpikir dua kali untuk membeli kue kering. Terutama di kondisi sulit seperti saat ini," terang Nova.
Nova biasa menjual kue kering premium dengan harga di atas Rp 60.000. Namun ia kemudian berpikir, jika kue kering dijual dengan harga sedikit leboh mahal dan tidak ada yang beli, maka ia tidak bisa menjamin kehidupannya ke depan akan seperti apa.
"Saya mikirnya begini, saat ini kondisi sedang sulit. Sebisa mungkin kita harus menghasilkan uang, meski sedikit tapi kalau tiap hari rutin, tentu akan banyak. Uang itu kemudian dibagi untuk kehidupan yang dijalani sekarang dan untuk satu atau dua bulan ke depan," tuturnya.
Meski begitu, Nova tetap menjaga kualitas rasa kue kering yang dibuatnya agar pembeli tetap kembali lagi ke depannya.
Penjualan Makin Menurun
Nova mengaku sejak COVID-19 mulai merebak, penjualan seluruh produk AIA Snack mulai menurun.
Terakhir kali Nova menerima pesanan dengan jumlah besar pada akhir Maret 2020 lalu. Setelah itu, pesanan dan penjualan harian mulai menurun.
"Untung saja saya punya produk nasi bakar. Jadi sedikit banyak yang bantu perekonomian ya nasi bakar. Karena kalau saya cuma jalan kue aja, ya nggak akan ada yang pesan harian," katanya.
Nova bersyukur dengan adanya produk nasi bakar, meski sehari hanya mampu menjual lima hingga 10 bungkus.
Rencana Nova Setelah Corona Berlalu