Breaking News:

Virus Corona di Surabaya

VIRAL RSUD dr Soetomo Tak Menerima Pasien, Dirut Beber Faktanya, Khofifah Sampai Singgung Tata Krama

Kabar IGD RSUD dr Soetomo di Surabaya tak menerima pasien pada Minggu (17/5/2020) menyebar viral di media sosial.

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Musahadah
istimewa
Selebaran yang berbunyi RSUD dr Soetomo, Surabaya tidak menerima pasien viral di media sosial. Hal ini memantik reaksi direktur dan gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kabar IGD RSUD dr Soetomo di Surabaya tak menerima pasien pada Minggu (17/5/2020) menyebar viral di media sosial. 

Kabar ini ramai setelah sebuah foto selebaran yang tertempel di kaca IGD RSUD dr Soetomo, Surabaya. 

Isi selebaran viral itu sebagai berikut: 

"PENGUMUMAN" UNTUK SEMENTARA IGD RSUD DR SOETOMO TIDAK BISA MENERIMA PASIEN BARU DIKARENAKAN MASIH ADA 35 PASIEN COVID-19 YANG BELUM MENDAPATKAN KAMAR ISOLASI". 

Kabar ini pun langsung membuat masyarakat heboh mengingat selama ini rumah sakit milik Pemprov Jatim itu menjadi jujugan utama pasien. 

Menanggapi hal ini, Dirut RSUD dr Soetomo, Joni Wahyuhadi memastikan  informasi yang viral bahwa IGD RSUD dr Soetomo sudah tidak bisa menerima pasien pada Minggu (17/5/2020) adalah tidak benar.

Joni menjelaskan, IGD RSUD dr Soetomo hanya tidak menerima pasien sementara waktu karena ada penumpukan pasien yang diduga pasien Covid-19 dan saat itu belum mendapatkan ruang isolasi.

"Tadi malam (Sabtu, 16/5/2020) di RS dr Soetomo terjadi kedatangan pasien dengan Covid-19 cukup banyak, sampai pagi (Minggu, 17/5/2020) masih tersisa 34-35 pasien di UGD," kata Joni saat konferensi pers, Minggu (17/5/2020) malam.

Pasien tersebut, menurut keterangan Joni ada yang datang sendiri tapi sebagian dibawa oleh KMS 112 (command center Pemkot Surabaya) ke RSUD dr Soetomo tanpa komunikasi terlebih dahulu.

"Begitu saja ditaruh di UGD dan ditinggal. Seperti itu akan membuat petugas kerepotan menempatkan dimana agar tidak menular ke yang lain," lanjut Joni.

Perawat pun mengusahakan agar pasien-pasien tersebut segera mendapatkan ruangan hingga pukul 08.00-08.30 WIB pasien masih menumpuk padahal pada jam tersebut adalah waktu disinfeksi UGD.

"Akhirnya tim di UGD minta waktu, para perawat lalu menulis di kaca. Saya juga tidak tahu siapa yang memfoto dan share kemana-mana dikira IGD nya tutup padahal ini jeda waktu untuk melakukan evakuasi disinfeksi ruangannya," lanjut Joni yang juga Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur.

Selama jeda waktu tersebut, perawat dan petugas melakukan disinfeksi UGD serta menyiapkan ruangan untuk pasien akut sebagai ruang isolasi tambahan.

"Jadi karena 'kegeruduk' akhirnya membuka (ruangan) yang seharusnya untuk pasien akut, karena pasien akut sekarang tidak banyak, jadi kita pindah dulu," ucapnya.

Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi, saat diwawancara, Selasa (12/5/2020).
Ketua Tim Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi, saat diwawancara, Selasa (12/5/2020). (SURYA.CO.ID/Fatimatuz Zahro)
Halaman
123
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved