Virus Corona di Indonesia
Mau Cashback 50 Persen dan Hadiah Miliaran Rupiah Saat Beli BBM di SPBU? Caranya, Unduh Aplikasi ini
PT Pertamina menawarkan cashback hingga 50 persen bagi pelanggan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) resmi.
SURYA.CO.ID - PT Pertamina menawarkan cashback 50 persen bagi pelanggan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) resmi.
Cashback 50 persen yang awalnya sampai Desember 2020 kini diperpanjang hingga Juli 2021.
Untuk mendapatkan cashback hingga 50 persen dari Program Berbagi Berkah MyPertamina 2020 ini ada syarat dan ketentuannya.
Cash back 50% diberikan untuk kelompok pelanggan angkutan kota dengan maksimal Rp 30.000 per hari.
Kemudian cash back 30%, maksimal Rp 20.000 untuk pelanggan Pertamax, Pertamax Turbo dan Pertamina DEX.
Juga ada cash back 50% maksimal Rp 15.000 bagi driver ojek online.
Selain cash back, pembeli juga mendapat kupon undian.
Tapi ingat, promo Berbagi Berkah MyPertamina tidak bisa digabungkan
Vice Presiden Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usman mengungkapkan, program Berbagi Berkah MyPertamina ini bertujuan mengedukasi masyarakat menggunakan layanan e-payment melalui MyPertamina dan LinkAja, sehingga pelanggan terbiasa dengan transaksi non tunai.
“Mencermati perkembangan situasi pandemi Covid 19, Pertamina melakukan penyelarasan Program Berbagi Berkah MyPertamina 2020 yang sebelumnya berakhir pada Desember 2020 diperpanjang hingga Juli 2021,” ujar Fajriyah dalam keterangan tertulis, Sabtu (16/5).
Dia menegaskan, hadiah yang bisa didapatkan juga tidak akan berubah, senilai miliaran rupiah berupa mobil Porsche Boxter, motor BMW, sepasang paket umroh, sepasang paket wisata Eropa, dan kiloan emas batangan dapat diperoleh konsumen Pertamina dengan hanya dengan mengunduh aplikasi MyPertamina.
“Program Berbagi Berkah MyPertamina sebagai bentuk apresiasi kepada konsumen yang telah setia menggunakan produk subsidi maupun non subsidi. Program ini direspon dengan sangat baik oleh konsumen dilihat dari jumlah kupon elektronik yang sudah terkumpul hingga saat ini,” imbuh Fajriyah.
Caranya
Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR VII Hatim Ilwan mengatakan, program ini diharapkan dapat ikut meringankan beban ekonomi masyarakat yang sedang menghadapi pandemi virus Corona.
"Ini merupakan bentuk perhatian Pertamina kepada para driver angkutan kota yang masih harus berjuang mencari nafkah di tengah pandemi Covid-19," ujarnya dalam siaran pers di situs Pertamina, Rabu (6/5).
Lebih lanjut, konsumen dapat bertransaksi secara nontunai dengan menggunakan aplikasi MyPertamina untuk menikmati cashback dari promo ini. Cashback akan diberikan dalam bentuk saldo LinkAja yang akan diterima maksimum 7 hari.
"Saat bertransaksi, konsumen perlu menambahkan angka di tiga digit akhir pembelian yakni Rp 135 untuk mendapatkan cashback tersebut," jelas Hatim.
Belum Turunkan Harga BBM

Hingga kini PT Pertamina belum menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Padahal harga minyak mentah dunia saat ini tengah anjlok.
Informasi terkini, harga minyak mentah dunia jenis Brent di pasar global berada di rentang 20 dollar AS per barrel.
Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga pada awal tahun 2020 yakni di rentang 60 dollar AS per barrel.
Kenapa Pertamina tak kunjung menurunkan harga BBM?
Dalam video conference, Kamis (30/4), Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, dalam penentuan harga BBM, Pertamina menggunakan patokan harga minyak global dua bulan ke belakang.
Itu artinya untuk menentukan harga BBM pada bulan April, Pertamina menggunakan patokan harga minyak di bulan Februari.
Menurutnya, harga minyak dunia di bulan Februari masih tinggi.
Berdasarkan data Bloomberg, merujuk harga crude oil WTI futures bulan Februari rata-rata masih di kisaran US$ 50 per mmbtu.
Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 62.K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan, dalam menetapkan harga jual BBM dalam satu bulan menggunakan acuan rata-rata harga Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus periode tanggal 25 pada dua bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 24 satu bulan sebelumnya.
Menurut Nicke, sejatinya ada anomali harga MOPS dan Argus.
“Harga dua acuan minyak tersebut lebih rendah dari minyak mentah,” jelas Nicke.
Dengan kondisi seperti itu, kata Nicke, Pertamina bisa saja membeli langsung BBM di pasar global dan menutup semua kilang-kilangnya karena lebih murah membeli BBM ketimbang minyak mentah.
Namun, kebijakan tersebut tidak mungkin diambil.
Pasalnya, operasional kilang terkait dengan berbagai aspek, antara lain, kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) hingga pekerja di kilang-kilang Pertamina.
"Nanti mati semua, para KKKS produksinya bagaimana? Menutup hulu juga perlu biaya, reaktivasi nantinya juga perlu biaya," jelasnya.
Tak hanya itu saja, Pertamina juga mengalami tekanan dari pelemahan nilai tukar rupiah.
Pasalnya, 93% pengeluaran Pertamina menggunakan kurs dolar AS.
Selain itu, permintaan turun tajam. Secara nasional, permintaan BBM turun hingga 25%.
“Bahkan di kota-kota besar, penurunan permintaan lebih dari 50 persen,” ujar Nicke.
Di sisi lain, meskipun belum menyesuaikan harga BBM, Pertamina sudah memberikan diskon berupa uang kembali (cashback) bagi pelanggan Pertamax dan Dex series sebesar 30%.
Diskon diberikan bagi pelanggan yang bertransaksi secara non tunai menggunakan aplikasi milik BUMN selama periode 31 Mei-16 Juni 2019.
Ditahan Dulu

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menilai, pemerintah belum perlu melakukan penyesuaian harga BBM.
"Lebih baik sementara kita tahan dulu,sampai kondisi kembali normal terutama Covid-19 ini teratasi," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (30/4/2020).
Menurutnya, PT Pertamina (Persero) selaku BUMN penyedia BBM diyakini akan sangat merugi apabila terjadi penurunan harga.
Pasalnya, di tengah kondisi harga minyak mentah yang anjlok, sektor hulu Pertamina sangat terpukul.
"Padahal penyumbang terbesar pendapatan Pertamina adalah Hulu. Jadi tanggungan Pertamina di sektor Hulu begitu besar dengan melemahnya harga minyak dunia ini," tutur Mamit.
Mamit menjelaskan, saat ini biaya produksi minyak di sektor hulu Pertamina masih berada di atas 20 dollar AS per barrel.
Tingginya harga produksi mengakibatkan Pertamina perlu melakukan berbagai penyesuaian.
Sementara itu, di sektor hilir juga tengah terjadi penurunan konsumsi BBM sebesar 35 persen di level nasional.
Ini utamanya diakibatkan munculnya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai daerah.
"Dengan demikian,penuruan harga pada saat ini menurut saya tidak akan memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat," katanya.
Mamit memproyeksikan, harga minyak mentah dunia akan kembali bangkit dalam waktu dekat.
Sebab, pernyataan beberapa negara dunia yang sudah terbebas dari Covid-19 diyakini akan meningkatkan permintaan terhadap minyak mentah.
"Jika harga naik,terus kita turunkan harga BBM sekarang nanti akan sulit juga untuk menaikkan kembali," ucapnya.
• Biodata Tontowi Ahmad, Peraih Emas Olimpiade yang Pensiun Hari ini: Awalnya Cuma Demi Uang Jajan
• Update Harga Xiaomi 18 Mei 2020, Mega Sale Ramadhan Redmi Note 8 Rp 1,8 Juta dan Pre Order Mi 10
• Mobil Koreografer Jember yang Dibunuh Itu Ditemukan, Awal Terungkapnya Pelaku Pembunuhan
Sebagian artikel ini sudah tayang di kontan.co.id berjudul: Ada promo cashback 50% dari Pertamina