Berita Tulungagung
Tanpa Sengaja Gaguk Tewaskan Orang Asing yang Bawa Pisau di Desa Demuk Tulungagung
Khawatir orang itu melakukan kejahatan, warga mengepungnya dengan maksud merebut pisau yang dibawa orang itu.
Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Warga Desa Demuk, Kecamatan Pucanglaban melihat orang asing yang berjalan sambil membawa pisau, Rabu (13/5/2020) malam.
Khawatir orang itu melakukan kejahatan, warga mengepungnya dengan maksud merebut pisau yang dibawa orang itu.
Salah satu yang ikut mengepung adalah AP (38) alias Gaguk.
Dalam rekaman video pendek yang beredar, Gaguk sempat membawa celurit untuk berjaga-jaga.
Dari arah belakang ia menyerang orang asing itu, dengan cara menjegal dan menjatuhkannya ke aspal jalan.
Terdengar suara yang sangat keras saat kepala bagian kanan orang itu membentur aspal.
Belakangan diketahui, orang itu adalah Pak Sarto (54), warga Dusun Jati, Desa Maron, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
"Malam itu korban berjalan kaki dari rumahnya sampai masuk wilayah Desa Demuk," terang Kapolres Tulungagung, AKBP Eva Guna Pandia, Jumat (15/5/2020).
Saking kerasnya benturan kepala Sarto dengan aspal membuat laki-laki naas ini tidak sadarkan diri.
Karena kondisinya memburuk, ia dilarikan ke RSUD dr Iskak Tulungagung.
Namun tidak lama kemudian Sarto meninggal dunia.
"AP kemudian kami amankan karena telah melakukan penganiayaan hingga mengakibatkan korban meninggal dunia," sambung EG Pandia.
Sementara Gaguk hanya menunduk saat dibawa kelaur dari ruang tahanan Polres Tulungagung.
Kepala polisi ia mengaku tidak sengaja telah mengakibatkan Sarto meninggal dunia.
Menurutnya, saat itu dirinya bersama sejumlah orang tengah berjaga malam.
"Selama pandemi corona kan jaga supaya tidak ada orang asing yang masuk ke desa," ujar Gaguk.
Saat melihat Sarto menenteng pisau, warga pun khawatir ia melakukan kejahatan.
Atas inisiatifnya sendiri, Gaguk menyerangg Sarto dari belakang saat yang lain mengalihkan perhatiannya.
Namun ia tidak menyangka dampak serangannya sangat fatal bagi Sarto.
"Saya tidak berniat membunuhnya," ucapnya.
Sementara informasi dari warga, Sarto mempunyai keterbelakangan mental.
Namun ia dikenal tidak pernah membuat keonaran atau melakukan kejahatan.
Aktivitasnya sehari-hari menjadi kayu bakar di hutan.