Puasa 2020
Masjid Al Akbar Surabaya Gelar Salat Jumat dan Tarawih, M Sudjak: Sambut 10 Hari Terakhir Ramadhan
Masayarat muslim di Surabaya bisa kembali menjalankan ibadah di Masjid Nasional Al Akbar di tengah-tengah Pandemi Covid-19 atau Corona.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Fatkhul Alami
SURYA.co.id | SURABAYA - Masayarat muslim di Surabaya bisa kembali menjalankan ibadah di Masjid Nasional Al Akbar di tengah-tengah Pandemi Covid-19 atau Corona.
Masjid Nasional Al Akbar Surabaya kembali menyelenggarakan salat Jumat dan Tarawih mulai pada Jumat (15/5/2020).
Ketua Badan Pengelola Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Muhammad Sudjak mengungkapkan, pelaksanaan kembali salat Jumat dan Tarawih ini untuk menandai 10 hari terakhir bulan Ramadan dan datangnya Lailatul Qadar.
"Untuk qiyamullail tidak ada karena Surabaya sedang PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), jadi ada jam malam, kita mematuhi itu," kata Sudjak, Jumat (15/5/2020).
Sedangkan untuk Salat Idul Fitri, Sudjak belum bisa memastikan apakah akan diselenggarakan atau tidak.
"Insyaallah (ada), tapi kita belum bisa memastikan," lanjut Sudjak.
Lebih lanjut untuk pelaksanaan salat Jumat dan Tarawih di Masjid Nasional Al Akbar dilakukan dengan SOP yang lebih ketat.
"Mulai masuk area parkir masjid sudah kita jaga agar parkir sepeda motor berjarak," kata Sudjak.
Lalu di tempat wudhu sudah diberi jarak satu kran dan juga disediakan hand soap.
"Sebelum masuk masjid, jemaah diberi tas kresek untuk tempat sendal lalu dibawa masuk ke masjid, tujuannya agar nanti waktu pulang tidak berkerumun mencari sandalnya," lanjutnya.
Protokol yang lain, mulai bilik disinfektan, penyediaan hand sanitizer, thermal gun juga tetap disediakan.
Sedangkan untuk imam, khotib, dan petugas Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, selain menggunakan masker juga dilengkapi dengan face shield.
Selain itu, Sudjak mengatakan petugas akan lebih tegas terhadap jemaah yang melanggar protokol pencegahan penyebaran Covid-19.
"Jarak shafnya ke samping 1,5 m belakangnya jaraknya 2 meter, kotak amal berjalan tidak ada, hanya ada di pintu-pintu dan kotak amal tersebut dibuka sehingga orang bisa melempar uang agar tetap terjaga jaraknya," kata Sudjak.