Virus Corona di Sidoarjo

Dinkes Sidoarjo Bingung, PSBB Sebaran Covid-19 Malah Tinggi, Kapolresta Minta Perbub Direvisi

Kecamatan Waru dan Taman luar biasa penyebarannya. Selama PSBB malah pesat, angkanya sampai tertinggi, menyalip kawasan Kota Sidoarjo.

Penulis: M Taufik | Editor: Anas Miftakhudin
M Taufik
Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji 

SURYA.CO.ID I SIDOARJO –

Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Sidoarjo yang digadang-gadang menurunkan sebaran Covid-19, justru mengalamk kenaikan. Bahkan angka penyebarannya lebih tinggi dibanding sebelum PSBB jilid I.

“Kami sendiri juga agak bingung. Kok selama penerapan PSBB malah tinggi. Dua hari terakhir juga melonjak tinggi sekali,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman, Minggu (10/5/2020).

Sabtu (9/5/2020), kemarin ada penambahan 18 orang pasien positif Covid-19 baru di Sidoarjo. Hari Minggu bertambah lagi 16 orang. Sekarang, jumlah pasien positif di Sidoarjo sudah mencapai 186 orang, PDP 231 orang, dan ODP-nya 881 orang.

“Penambahan yang signifikan selama dua hari ini juga kami belum bisa memastikan. Apa faktornya kok sangat tinggi lonjakannya,” ujar dokter Syaf.

Menurutnya, rata-rata penambahan pasien positif di Sidoarjo 5-6 orang setiap hari. Jika ada lonjakan yang signifikan, tentu ada penyebabnya. Namun, belakangan ini belum bisa dipastikan, apa yang menjadi alasan lonjakan tersebut.

Data di Dinkes Sidoarjo menyebut, pada 58 hari pertama sebelum PSBB terhitung ada 81 orang positif Covid-19. Itu terhitung sejak 2 Maret sampai 28 April 2020.

“Sejak 28 April mulai diterapkan PSBB. Harusnya, jika PSBB berhasil angka penambahan pasien positif tidak lebih dari 40 orang sejak start PSBB hingga sekarang. Nyatanya, sampai hari ini jumlahnya jauh di atas itu,” lanjutnya.

Kondisi itu juga disebutnya menjadi salah satu alasan utama diperpanjangnya PSBB di Sidoarjo.

“Kami berharap dan mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjalankan protokol kesehatan. Karena itu merupakan cara paling ampuh untuk menekan penyebaran Covid-19. Selama penerapan PSBB, mari kita bersama mematuhi semua aturan yang ada,” ajaknya.

Di Swab 7 Kali Belum Sembuh

Selain terus meningkatnya jumlah pasien Covid-19 di Sidoarjo, beberapa hal unik juga terjadi dalam penanganan dan perawatan pasien di rumah sakit.

Di RSUD Sidoarjo misalnya. Ada pasien yang sampai satu bulan lebih menjalani perawatan di ruang isolasi, tapi tak kunjung sembuh. Berulang kali menjalani swab test, hasilnya masih saja dinyatakan positif Covid-19.

“Ada juga pasien yang sampai tujuh kali swab test. Hasilnya masih positif. Sampai sekarang dia masih menjalani perawatan di RSUD Sidoarjo,” ungkap dokter Syaf, Minggu (10/5/2020).

Kondisi itu, menurutnya, menjadi bukti bahwa masa inkubasi bukan hanya 14 hari. Tapi bisa lebih. Ada yang sampai 28 hari, bahkan ada yang sampai 42 hari.

“Untuk orang yang terkena virus ini, kondisinya tergantung imun atau kekebalan tubuhnya. Meski sudah menjalani perawatan intensif, ada yang bisa selesai setelah 14 hari, ada yang butuh waktu lebih lama. Bahkan sampai lebih dari satu bulan,” urainya.

Dari hasil analisa dan evaluasi, penerapan PSBB di suatu wilayah memang sebaiknya 2 kali 14 hari, atau dua kali masa PSBB.

“Yang paling penting, dari sisi kesehatan, kita harus selalu menjaga jarak atau physical distancing dan selalu menjalankan protocol kesehatan. Karena cara itu yang paling efektif untuk memotong mata rantai penyebaran covid-19,” ungkap Syaf.

Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, Syaf Satriawarman.
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, Syaf Satriawarman. (surabaya.tribunnews.com/m taufik)

Terkait pelaksanaan PSBB jilid II, pihaknya berharap ada sanksi yang lebih tegas kepada masyarakat yang melanggar aturan. Supaya pembatasan dan upaya yang dilakukan tidak sia-sia.

Tidak hanya razia, imbauan dan sebagainya, yang setelah itu aktivitas masyarakat kembali lagi seperti sebelumnya. Tidak menjalankan protokol kesehatan dan tidak mematuhi aturan PSBB.

"Dengan sanksi tegas, diharapkan ada efek jera untuk masyarakat yang bandel, supaya tidak mengulangi perbuatannya," paparnya.

Sementara itu, Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji, terbukti bahwa daerah yang pembahasannya ketat dan warganya juga taat, penyebaran covid-19 bisa ditekan.

"Beberapa hal menjadi evaluasi kami selama pelaksanaan PSBB tahap pertama ini. Termasuk ketegasan dan beratan sanksi untuk warga yang melanggar," kata Sumardji, Minggu (10/5/2020).

Karena aturan pelaksanaan PSBB berdasar Peraturan Bupati (Perbup), sehingga pihak kepolisian juga berharap ada revisi terhadap Perbup Sidoarjo pada PSBB tahap dua.

"Menurut kami harus ada revisi. Termasuk dalam hal pemberian sanksi kepada warga yang melanggar. Harus lebih tegas, supaya ada efek jera," harapnya.

Usulan itu akan disampaikan ke Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin dan instansi terkait dalam pembahasan pelaksanaan PSBB tahap dua nanti.

Kenapa harus ada sanksi lebih tegas? Menurut Kapolres, berdasar evaluasi yang dilakukan pada PSBB tahap pertama, daerah yang pembahasannya ketat terbukti lebih efektif.

"Kawasan Kota Sidoarjo, sejak awal PSBB kita langsung ketati. Kami juga berterima kasih, kesadaran masyarakat kota lebih bagus dibanding daerah lain. Hasilnya sudah terlihat, penyebaran Covid-19 di kawasan Kota bisa ditekan," ungkapnya.

Selama PSBB memang angka pasien Covid-19 di kota Sidoarjo melambat. Beda dengan kawasan lain.

"Yang parah justru daerah perbatasan. Seperti Waru dan Kecamatan Taman. Kesadarannya kurang, sehingga penyebaran di sana sangat tinggi," urainya.

Kecamatan Waru memang luar biasa penyebarannya. Selama PSBB malah pesat, angkanya sampai tertinggi, menyalip kawasan Kota Sidoarjo.

Demikian halnya Taman. Terus bertambah sampai berada di posisi runner up atau satu strip di bawah Waru dan di atas Kecamatan Kota.

"Ini menjadi PR kita bersama. Bagaimana pada PSBB tahap dua nanti, dua wilayah itu harus diperketat dan masyarakatnya diajak lebih sadar. Supaya penyebaran Corona tidak semakin parah di sana," ujar Sumardji.

Tentu polisi tidak bisa sendirian. Kapolres mengajak pemerintah, tokoh masyarakat, dan semua elemen untuk bersama-sama menekan penyebaran covid-19 di Sidoarjo.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved