MUI: Dukhan Memang Tanda-tanda Kiamat Tapi Waktunya Belum Tentu 15 Ramadhan

Tokoh MUI menyatakan Dukhan memang diyakini sebagai tanda-tanda kimat sudah dekat, namun waktunya belum tentu 15 Ramadhan seperti viral di WhatsApp.

Editor: Tri Mulyono
NBC NEWS
Ilustrasi asteroid tabrak Bumi bisa sebabkan Dukhan. MUI menyatakan Dukhan memang tanda-tanda kiamat tapi waktunya belum tentu 15 Ramadhan. 

SURYA.CO.ID , JAKARTA - Tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan Dukhan memang diyakini sebagai tanda-tanda kimat sudah dekat, namun waktunya belum tentu 15 Ramadhan seperti beredar viral di medsos dan grup WhatsApp (WA).

Dukhan yang dalam bahasa Arab artinya adalah kabut atau asap gelap diabadikan di Alquran, Surat Ad Dukhan.

Namun Surat Ad Dukhan tidak menyebut kapan datangnya Dukhan tersebut.

Belakangan beredar video berisi penggalan hadist yang menyebut Dukhan datang pada hari Jumat 15 Ramadhan.

Kebetulan puasa tahun ini, 15 Ramadhan jatuh pada hari Jumat.

Jadilah Dukhan menjadi viral karena seolah-olah Dukhan akan terjadi pada Jumat 15 Ramadhan atau 8 Mei 2020 besok.

VIRAL Dukhan 15 Ramadhan, Pakar di Surabaya Ungkap Kemungkinan Bumi Bisa Gelap Diliputi Kabut

Apakah Benar Dukhan yang Viral Disebut Tanda Kiamat akan Terjadi Jumat 15 Ramadhan/8 Mei Besok?

Saat Viral Dukhan, Hujan Meteor & Asteroid Mendekati Bumi, Bisa Dilihat dari Indonesia

Viral Isu Dukhan & Asteroid Tabrak Bumi Besok Jumat 15 Ramadhan, Lapan: Hanya Lewat

4 FAKTA Viral Isu Dukhan Jumat 15 Ramadhan 1441H atau 8 Mei, ini Kata Ustadz Abdul Somad & Pakar

Saat bersamaan memang ada 6 asteroid yang akan melintas pada Kamis 7 Mei malam Jumat 8 Mei.

Kemudian muncul isu akan ada asteroid yang tabrak Bumi sehingga memunculkan Dukhan.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN memastikan 6 asteroid itu hanya lewat, tidak menabrak Bumi.

Pengertian Dukhan

Lantas, apa sebenarnya Dukhan dan benarkah itu muncul sebagai bagian dari tanda hari kiamat?

Sekjen Majelis Ulama Indonesia ( MUI) Anwar Abbas mengatakan, di antara tanda-tanda kiamat sudah dekat adalah munculnya Ad-Dukhan yang berarti asap atau kabut tebal.

Soal Dukhan yang viral di media sosial, Anwar menegaskan bahwa tak ada satu orang pun yang bisa memastikan apakah itu menandakan kiamat akan tiba.

"Apakah kabut yang viral di media sosial itu adalah Dukhan yang dimaksud sebagai salah satu tanda bahwa kiamat akan tiba? Saya rasa tidak ada satu orang pun menurut saya yang bisa memastikannya," kata Anwar saat dihubungi Kompas.com (jaringan Surya.co.id), Kamis (7/5/2020).

"Karena yang tahu tentang kapan kiamat itu akan tiba hanya Tuhan saja yang tahu yang lain tidak tahu," tambahnya.

Penjelasan hari kiamat

Bahkan, Anwar menyebut Nabi Muhammad SAW pun tidak tahu dan tidak diberitahu oleh Allah soal hari kiamat.

Menurutnya, hari kiamat adalah sesuatu yang gaib dan hanya diketahui oleh Allah SWT.

"Jadi dalam hal ini sikap kita yang bagus adalah mari kita urusi apa yang menjadi tugas dan urusan kita dan jangan kita urusi apa yang menjadi urusan Allah. Kiamat itu adalah urusan Allah," jelas dia.

Sejalan dengan Anwar, Ketua MUI Sumatera Barat Gusrizal Gazahar membenarkan bahwa salah satu tanda hari kiamat adalah munculnya Dukhan.

Menurutnya, dalam menafsirkan Dukhan ini juga beragam.

Di antara ulama ada yang mengatakan asap, ada juga yang mengatakan debu.

Namun, hal yang perlu digarisbawahi adalah tak ada satu pun riwayat shahih yang menentukan kapan waktu kemunculan Dukhan itu.

Mengenai narasi yang beredar di media sosial, Gusrizal mengatakan, hal itu merujuk pada hadist yang menyebutkan adanya shaihah, yaitu dentuman atau gemuruh yang terjadi di pertengahan Ramadhan.

"Hadis itu sudah dibicarakan lama oleh ulama dan sudah dikaji dari sisi ilmu hadis serta telah dibahas oleh seperti Imam Ibn Jauzi, ibn Hibban dan lain-lain," kata Gusrizal saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/5/2020).

Akan tetapi, hadist itu menurut Gusrizal tidak ada asalnya dari Nabi SAW, tapi justru dijadikan sebagai rujukan.

Gusrizal mengatakan, dasar dari prediksi itu sudah tidak benar karena kategori hadisnya adalah dhoif jiddan (sangat lemah).

Bahkan banyak ulama yang menyebutkan hadis itu maudlu' (palsu).

"Jelas dalam perkara keimanan hal seperti itu tidak bisa dijadikan sebagai landasan," jelas dia.

Oleh karena itu, Gusrizal menyebut bahwa narasi yang beredar adalah dua hal yang berbeda.

Pertama yaitu Dukhan yang muncul sebelum hari kiamat dan itu adalah benar, tapi tak ada riwayat yang menyebutkan tanggalnya.

Sementara yang kedua adalah riwayat yang menunjukkan pertengahan atau 15 Ramadhan akan terjadi shoihah, yaitu dentuman atau goncangan.

Ia menegaskan bahwa konsep keimanan pada gaib harus berdasarkan pada Al Quran dan hadis yang shahih.

Meski narasi itu dimunculkan dengan tujuan untuk mengingatkan umat Islam, Gusrizal mengingatkan agar tidak berlebihan.

"Kalau emang mau mengingatkan, ada batasannya. Ambil riwayat yang shahih, cukup banyak, tak perlu menyerempet dalil-dalil yang palsu, dalil-dalil yang sangat lemah," tutupnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ramai soal Dukhan dan Dentuman di Pertengahan Ramadhan, Ini Penjelasan MUI", 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved