Kilas Balik
Prajurit RPKAD Tembak Mati 3 KKB Papua & Biarkan Mayatnya Tergeletak, Ternyata Ada Misi Terselubung
Seorang prajurit RPKAD, Sintong Panjaitan pernah menembak mati 3 anggota KKB Papua dan membiarkan mayatnya tergeletak. Begini kisahnya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Bersamaan dengan kejadian itu, Prayudha 3 menyebarkan desas-desus yang menyebutkan kalau mereka tidak menyerah, akan ditindak lebih keras lagi.
Sebagai hasil shock therapy itu, dalam waktu empat hari sebanyak 83 orang yang gabung ke KKB Papua menyerah kepada Prayudha 3.
Selain itu ada pula di antara mereka yang menyerahkan diri kepada Kodim dan polisi setempat.
Perlu diketahui, aksi teror KKB Papua sudah ada sejak tahun 1964.
Lodewijk Mandatjan merupakan pimpinan KKB papua paling legendaris karena memiliki ribuan anggota.
Namun, KKB Papua Lodewijk Mandatjan akhirnya menyerah secara baik-baik dan bahkan bertemu dengan presiden Soeharto.
Berikut fakta-fakta tentang pimpinan KKB Papua paling legendaris, Lodewijk Mandatjan, yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Memiliki 14 ribu pasukan

Lodewijk Mandatjan berhasil menghimpun 14 ribu pasukan untuk melakukan aksi teror di tahun 1964-1967.
Dilansir dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto, KKB Papua Lodewijk Mandatjan melancarkan pemberontakan bermodal senapan-senapan tua peninggalan perang dunia 2.
Pada 28 Juli 1965, terjadi serangan ke asrama Yonif 641/ Cenderawasih Manokwari sehingga mengakibatkan tiga anggota TNI gugur dan empat lainnya luka-luka
Pertempuran makin sengit saat RPKAD (sekarang Kopassus) ditugaskan untuk meredam pemberontakan KKB Papua saat itu.
Kurang lebih 50 prajurit RPKAD yang baru mendarat di Papua langsung ditugaskan untuk menggempur KKB Papua.
2. Bukan bagian dari OPM
Berbagai penghadangan dilakukan kelompok KKB Papua Mandatjan di kecamatan Warmare dan Ransiki.