Virus Corona di Trenggalek
Harga Ikan di TPI Prigi Trenggalek Anjlok Separo, Ada yang Cuma Rp 4.500/Kilogram
Harga ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Prigi, Kabupaten Trenggalek anjlok hingga separo.
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, TRENGGALEK – Harga ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Prigi, Kabupaten Trenggalek anjlok hingga separo.
Ini akibat tangkapan ikan tak terserap secara maksimal efek corona atau Covid-19.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek Cusi Kurniawati menjelaskan, kecuali layur, penurunan harga berlaku untuk semua jenis ikan laut.
Ia mencontohkan, harga ikan tongkol pisang cerutu atau tongkol rengis saat ini hanya berkisar Rp 4.500 hingga Rp 5.500 per kilogram (kg).
Padahal harga normal ikan itu rata-rata Rp 9.000 per kg.
“Kalau tangkapan berlimpah, harganya turun. Kalau tangkapan dikit, harganya masih bisa bagus,” kata Cusi, Minggu (26/4/2020).
Tongkol rengis merupakan salah satu jenis tangkapan ikan yang paling mendominasi di TPI Prigi.
Selain itu, kebanyakan ikan laut lain juga turut anjlok harganya dengan presentase yang sama, yakni sekitar 50 persen.
Sementara, harga ikan layur bisa bertahan di kisaran Rp 45.000 hingga Rp 50.000 per kg karena permintaan masih stabil.
“Harga normalnya segitu. Mingkin bisa stabil karena permintaan dari luar masih terbuka,” sambung Cusi.
Cusi bilang, penurunan harga mayoritas jenis ikan arena permintaan dari luar daerah menurun.
Selain itu, tutupnya tempat wisata selama Corona juga turut mempengaruhi harga.
Maklum, pasokan untuk tempat makan di sekitar pantai jadi tak terpenuhi.
Tak hanya nelayan, dampak lesunya ekonomi di bidang perikanan juga dirasakan oleh para pemindang dan penjual makanan ikan laut di pantai selatan Trenggalek.
“Pemindangan juga turun drastis. Harga jual turun, omzet juga turun. Penurunannya bisa sampai 50 persen,” sambungnya.
Penurunan harga ini berbading terbalik dengan tren tangkapan ikan di sana.
Cusi menyebut, mulai awal tahun ini, tangkapan ikan di Trenggalek terlihat lebih bagus dari tahun sebelumnya.
“Januari lalu tangkapannya lebih banyak dari Januari tahun sebelumnya. Ini yang bikin sedih. Ikannya banyak, penjualannya sepi,” ucapnya.
Meski demikian, cusi bilang, para nelayan masih tetap melaut saat kondisi minim ombak.
Harga jual tangkapan yang rendah tak membuat mereka lekas gantung jaring.