UPDATE Virus Corona di Surabaya
UPDATE Virus Corona di Surabaya & Jatim Selasa 21 April: Total 299 Kasus COVID-19, 45 Sembuh
Simak update kasus virus corona atau COVID-19 di Surabaya dan Jawa Timur (Jatim) hari ini, Selasa 21 April 2020.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Simak update kasus virus corona atau COVID-19 di Surabaya dan Jawa Timur (Jatim) hari ini, Selasa 21 April 2020.
Melansir infocovid-19.jatimprov.go.id, jumlah kasus positif Covid-19 di Jawa Timur menunjukkan peningkatan.
Begitu pula dengan data dari Pemkot Surabaya melalui laman lawancovid-19.surabaya.go.id, yang menyebutkan jumlah pasien positif virus corona kian meningkat.
Update kasus virus corona di Kota Surabaya terhitung Selasa (21/4/2020), sudah mencapai 299 kasus.
Peningkatan juga terjadi pada jumlah kasus dalam perawatan dan meninggal dunia, yakni 223 kasus dan 31 kasus.
Jumlah pasien yang sembuh masih tak ada perubahan yakni 45 kasus.
Wilayah terdampak virus Corona terparah saat ini adalah Surabaya Selatan dan Surabaya Timur, yang masing masing memiliki 75 kasus dan 82 kasus konfirmasi Covid-19.
Sedangkan, Surabaya Pusat masih menjadi wilayah yang paling sedikit jumlah pasien terinfeksi Covid-19, yakni sebanyak 32 orang.
Berikut tabel persebaran Covid-19 di Surabaya selengkapnya.

Untuk wilayah Jawa Timur secara keseluruhan, total positif virus corona atau covid-19 kini mencapai 588 kasus.
Sementara itu, peningkatan juga terjadi pada pasien berstatus ODP dan PDP sebanyak 16258 ODP dan 2031 PDP.
Kendati demikian, jumlah pasien sembuh juga terus meningkat dan hingga kini mencapai 98 pasien.
Berikut peta persebaran Covid-19 di Jawa Timur selengkapnya.

Potensi Penularan Covid-19 dari OTG Disebut semakin Tinggi
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Jawa Timur Joni Wahyuhadi mengatakan masyarakat harus kian waspada terhadap penyebaran covid-19.
Sebab trennya saat ini adalah Orang Tanpa Gejala (OTG) banyak yang mendadak saat dites ternyata positif covid-19.
Bahkan Joni menyebut bahwa ada indikasi bahwa virus SARS-CoV-2 yang saat ini menyebar sudah mengalami mutasi sebanyak tiga kali, sehingga gejala klinisnya sudah banyak berubah.
Sehingga Joni kembali mengingatkan bahwa yang terpenting saat ini adalah mencegah penyebaran dengan menjaga jarak, dan stay at home.
“Mengapa tenaga kesehatan terpapar covid-19 itu mayoritas tidak berkontak langsung dengan pasien covid-19, karena mereka tidak siap pakaian APD ketika berkontak dengan pasien dengan gejala bukan covid-19," kata Joni.
"Ternyata sekarang penampakan gejala klinisnya macam-macam, di luar gejala sesak, pasien yang datang kini juga ada yang gejalanya diare. Jadi sudah banyak sekali klinisnya,” kata Joni.
Hal tersebut yang akhirnya membuat tenaga medis terpapar covid-19. Padahal seharusnya saat ini di masa pandemi, tenaga medis yang menangani pasien harus sudah mengenakan APD.
“Dari agen virusnya dideteksi sudah mutasi tiga kali. Jadi yang bisa kita sampaikan saat ini adalah pencegahan adalah nomor satu. Nomor dua pencegahan, dan nomor tiga pencegahan,” kata Joni.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya total tenaga kesehatan di Jatim yang terpapar covid-19 ada sebanyak 46 orang.
Perawat di RS Siloam menjadi tenaga kesehatan pertama di Jatim yang meninggal dunia karena virus corona.
Dikatakan Joni bahwa memang perawat tersebut memiliki penyakit penyerta yang sayangnya tidak bisa disebutkan jenis penyakitnya.
Akan tetapi ia menekankan bahwa pencegahan covid-19 menjadi yang utama untuk dilakukan di semua lini masyarakat dan profesi. Bukan hanya bagi tenaga kesehatan saja.
Hal senada juga disampaikan oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Dua hari lalu, disampaikan Khofifah saat penambahan kasus positif covid-19 di Kota Surabaya adalah 20 orang dalam sehari, 11 orang diantaranya adalah pasien dari PDP yang kemudian diswab menunjukkan positif covid-19.
“Artinya yang 9 tambahannya itu adalah dari OTG. Begitu juga hari berikutnya Surabaya yang psoitif covid-19 bertambah 30, 21 diantaranya adalah PDP yang naik status. Artinya 9 lainnya adalah dari OTG,” kata Khofifah.
Dengan begitu, sangat memungkinkan bahwa saat ini banyak orang yang memiliki daya imun yang tinggi, sehingga tidak tambah gejala klinis covid-19.
Baru setelah tes swab mandiri ternyata diketahui positif covid-19.
“Kecenderungan OTG yang langsung positif covid-19 makin signifikan. Artinya kembali lagi kami sampaikan untuk tetap tinggal di rumah adalah cara yang paling aman menghindari penularan covid-19,” pungkas Khofifah.
Walikota Risma Siapkan Hotel untuk OTG
Wali Kota Surabaya Tri, Rismaharini menyiapkan dua hotel khusus disediakan untuk menampung Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19 di Surabaya. Mereka akan ditampung Pemkot Surabaya dengan ratusan kamar khusus bagi mereka.
"Kita sudah komunikasi dengan salah satu hotel untuk kita tempatkan OTG di situ," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Senin (20/4/2020).
Sedikitnya, ada sekitar 314 kamar yang dipersiapkan. Biayanya pun ditanggung oleh Pemkot Surabaya. Sembari ditampung, Pemkot Surabaya juga akan melakukan tes swab.
"Sambil kita tes swab dua kali," ungkapnya.
Risma mengatakan, memang beberapa ada yang menolak diisolasi di hotel yang disediakan Pemkot Surabaya. Mereka yang menolak itu memilih tinggal di rumahnya sendiri.
Sehingga Pemkot Surabaya juga melakukan pemantauan secara intens. Bahkan, Risma sendiri yang kadang menelepon pasien tersebut secara langsung.
Menurut Risma, hal itu dilakukan guna memutus rantai penyebaran Covid-19 di Surabaya.
"Karena ada nomor handphonenya dan bahkan saya sendiri kadang-kadang yang menelponnya," ungkap Risma.