Asal Usul Bonek Mania, Suporter Militan Tim Sepak Bola Persebaya Surabaya

Bonek bahkan tidak hanya bergerak mendukung klub kecintaan mereka, namun sudah merambah ke kegiatan sosial

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Iksan Fauzi
Instagram @officialpersebaya
Ilustrasi - Persebaya bakal gelar laga persahabatan kontra Persis Solo 

Bisa dibilang pendukung Persebaya adalah pelopor gerakan suporter mendukung di kandang lawan, atau yang kini biasa disebut away di kalangan suporter.

Namun, niat baik itu berujung chaos karena tingginya antusiasme pendukung Persebaya Surabaya membeludak tidak terkendali.

Banyak dari mereka yang memberanikan diri berangkat ke Senayan secara mandiri tanpa koordinasi.

Alhasil, saat pertandingan, banyak pendukung Persebaya Surabaya yang berhamburan di pintu luar stadion karena tidak bertiket.

Belum lagi ketika selesai pertandingan, banyak pendukung Persebaya Surabaya terlantar di sudut-sudut ibu kota karena tidak memiliki perbekalan yang cukup.

Dari sanalah kemudian pendukung Persebaya Surabaya mendapatkan julukan Bonek alias Bondo Nekat.

Mereka dengan modal nyali dan keyakinan besar memberikan dukungan tim secara langsung tanpa terkekang oleh materi.

Sebuah militansi di luar logika yang tidak bisa ditangkap nalar masyarakat umum.

Bonek Mania
Bonek Mania (SURYA.co.id/Habibur Rohman)

Asal istilah Bonek
Konon, pertama kali istilah Bonek dicetuskan oleh Dahlah Iskan yang menjadi petinggi salah satu surat kabar terkemuka di Jawa Timur.

Dahlan Iskan saat itu geleng-geleng kepala melihat banyaknya pendukung Persebaya Surabaya di luar Senayan.

Aksi Bonek dan Bonita saat menyaksikan laga Persebaya vs Madura United di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, Rabu (3/4/2019). (SURYA/Habibur Rohman)

Lalu dia berceletuk dengan menyebut mereka Bonek atau orang yang Bondo Nekat.

Sumber literasi yang berbeda menyebut julukan Bonek pertama kali dicetuskan oleh Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Purnomo Kasidi, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Umum Persebaya Surabaya.

Kala itu, dia melihat banyak suporter berhamburan di halaman hotelnya menginap. Lantas, Purnomo Kasidi memiliki reaksi yang sama seperti Dahlan Iskan dan menyebut mereka Bonek, dalam artian nekat datang tanpa bondo (modal) atau bondo pas-pasan sehingga harus tidur tanpa penginapan.

Bondo nekat sendiri sebetulnya berkonotasi negatif. Namun, dengan kesadaran penuh, pendukung Persebaya Surabaya merangkul stigma negatif tersebut menjadi sebuah identitas suporter yang totalitas dalam memberikan dukungan.

Pendukung Bajul Ijo telah berhasil mengubah stigma negatif tersebut. Bonek tidak lagi sebuah kata sifat akronim bondo nekat, namun sebuah identitas pendukung Persebaya yang memiliki dedikasi dan jiwa militan tanpa kompromi.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved