Virus Corona di Jawa Timur
Antisipasi Gelombang Pemudik saat Pandemi Covid-19, DPRD Jatim Minta Rapid Test di Terminal
Tidak menutup kemungkinan, pada musim lebaran orang mudik juga tidak terbendung
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Anggota Komisi D DPRD Jatim, Deny Prasetya, meminta pemerintah untuk proaktif mengantisipasi pemudik ke daerah.
Sinergitas pemerintah provinsi dengan pemerintah daerah untuk mengurangi peserta mudik diharapkan mengefektifkan pencegahan penularan covid-19 (Corona).
"Pemerintah harus antisipasi dalam hal transportasi. Tidak menutup kemungkinan, pada musim lebaran orang mudik juga tidak terbendung," kata Deny ketika dikonfirmasi di Surabaya, Senin (20/4/2020).
"Apalagi, mudik jadi tradisi tahunan. Secara teknis, antisipasi ini harus disiapkan pemerintah. Alternatifnya harus diantisipasi pemerintah, baik provinsi dan daerah," katanya.
Deny mengapresiasi peran pemerintah daerah yang telah bersinergi dengan jajaran Forkompimda sejumlah daerah yang membuat posko Covid-19.
Di antaranya, adanya posko di perbatasan antar kecamatan.
Pun demikian posko di terminal, Deny meminta bukan hanya pendataan namun juga pemeriksaan kesehatan.
"Pembuatan posko siaga tanggap penting sehingga perlu diperbanyak. Misalnya, di terminal penting untuk proses pendataan. Bagus, juga kalau diadakan rapid test," kata politisi NasDem ini.
"Kami melihat beberapa kecamatan dan desa juga menyiapkan posko. Juga, sempat ada beberapa organisasi yang mendukung hal serupa. Ini positif," katanya.
Potensi serbuan pemudik tahun ini dinilai masih cukup besar.
Pemerintah provinsi bahkan telah menyiapkan 69 persen desa dan kelurahan di Jawa Timur untuk menyediakan sarana observasi bagi pemudik yang akan pulang ke kampung halaman.
Sebanyak 5.879 desa dan kelurahan di Jatim sudah menyiapkan ruang observasi bagi pemudik yang datang dari daerah episentrum covid-19.
Sebagaimana disampaikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, penyiapan ruang observasi ini diupayakan ada di setiap desa dan kelurahan guna mengantisipasi adanya gelombang mudik.
Hal ini untuk menekan angka penyebaran covid-19.
Sehingga, bagi yang pulang kampung dari daerah episentrum harus dilakukan observasi selama 14 hari.
“Sampai hari ini daerah desa dan kelurahan di Jawa Timur yang sudah punya ruang observasi sudah 69 persen. Semakin banyak desa dan kelurahan yang sudah punya ruang observasi maka ini akan sangat baik, karena sekarang ini masih terus berdatangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang datang ke Jatim,” kata Khofifah, Kamis (16/4/2020) lalu.