Komunitas
Komunitas Got Bestter Percussion Juga Maksimalkan Barang Bekas Untuk Berkarya
Selain rajin bersih-bersih got, komunitas Got Bestter Percussion juga memanfaatkan barang bekas sebagai instrumen musik.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Eben Haezer Panca
SURYA.co.id | SURABAYA - Selain menyebarkan virus cinta lingkungan melalui kegiatan bersih-bersih, Got Bestter Percussion juga memanfaatkan barang bekas sebagai instrumen musik.
"Pada mulanya, kami memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai. Di antaranya perlengkapan dapur seperti panci, rantang, dan lain-lain. Ada juga ember dan tong," ungkap Yunanto Adi Prasetyo, penggagas Got Bestter Percussion.
Ia mengatakan ingin memanfaatkan barang-barang yang ada daripada dibuang begitu saja.
"Barang-barang bekas juga bunyinya unik. Untuk menatanya nggak asal, semakin rendah suara maka semakin berada di bawah. Semakin atas, nada semakin tinggi. Nah, orang-orang kan hanya lihat kalau sekadar ditaruh," ungkap Pras, sapaan akrabnya.
Sering bertambahnya waktu, Got Bestter Percussion mulai menambah alat musik baru, mulai dari gamelan sampai jimbe.
Ditanya lebih lanjut soal karakter Got Bestter Percussion, Pras mengatakan ingin memberi keunikan yang berbeda daripada yang lain.
"Dulu pas SMP dan SMK saya suka main drum. Begitu masuk Sanggar Seni Cuciotak Rahmatalam (Coral) Pasuruan, saya diberi banyak literatur," katanya.
Di Jawa Timur, ia melanjutkan, sudah banyak drummer. Akhirnya, oleh Pembina Coral, Achmad Rosidi, Pras ditantang untuk menciptakan kelompok drummer yang luar biasa.
"Akhirnya ada Got Bestter Percussion. Saya ingin membikin sesuatu yang sudah ada menjadi lebih luar bisa," katanya
Untuk aransemen musik, Pras tak mengalami kesulitan. Bahkan, ia sering mendapatkan ide dari anggota yang lainnya.
"Kalau saya terus, nanti teman-teman tidak akan berkembang. Jadi mereka berinisiatif untuk usul aransemen, lalu kami masukkan mungkin pada bagian opening, closing, atau yang lain. Banyak karya dari gabungan teman-teman semua," ungkapnya.
Telah ada sepuluh tahun lamanya, Got Bestter Percussion sudah sowan ke berbagai kota di Jawa Timur. Mulai dari Pasuruan, Malang, Batu, Probolinggo, Surabaya, dan lainnya.
"Soalnya teman-teman ini kan banyak yang masih sekolah, jadi kegiatan kami tidak ingin menganggu belajar mereka. Agenda paling dekat kami ingin pentas tunggal, insyaallah pada November 2020 nanti," katanya.
Selain bermusik dan peduli lingkungan, Got Bestter juga menumbuhkan kekeluargaan antar anggotanya.
"Saya sudah gabung Got Bestter Percussion sejak kelas 1 SD, sekarang sudah 12 SMK. Awalnya tertarik untuk main alat musik, ternyata asik dan bertahan sampai sekarang," kata Muhammad Syahrul Fahmi, anggota Got Bestter Percussion.
Tak hanya belajar musik, Rahul, sapaan akrabnya, mengaku belajar banyak hal. Mulai dari lingkungan sampai kekeluargaan.
"Banyak sekali sisi positif yang bisa diambil. Semoga ke depan anggota Got Bestter semakin banyak, juga semakin banyak dukungan. Saya belajar banyak di Got Bestter," katanya.
Begitu juga yang dirasakan oleh Nurul Hidayah dan Wulan yang bergabung sejak awal Got Bestter didirikan.
"Dari keluarga juga sangat mendukung. Senang aja sama mereka, sudah menjadi kegiatan dari kecil. Nggak hanya main musik, tapi juga bersih-bersih," kata Nurul.
Mereka berdua sama-sama berharap Got Bestter Percussion dapat membawa manfaat yang baik, tidak hanya bagi anggota tapi juga masyarakat dan alam.
"Kekeluargaan di sini sangat erat. Semoga pergerakan kami dapat diterima baik oleh masyarakat, serta bisa menjadi contoh yang baik bagi sekitar," tandas Wulan.
• Bersihkan Got Sebelum Latihan, Got Bestter Percussion Sampaikan Pesan Cinta Alam